Akamai: AI Jadi Pedang Bermata Dua di Dunia Siber
Ilustrasi AI.(Freepik)
08:36
29 Oktober 2025

Akamai: AI Jadi Pedang Bermata Dua di Dunia Siber

- Perusahaan keamanan siber Akamai menilai kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini menjadi "senjata ganda" dalam dunia keamanan digital.

Teknologi ini tidak hanya membantu perusahaan memperkuat pertahanan siber, tetapi juga dimanfaatkan oleh peretas untuk melancarkan serangan dengan cara yang semakin canggih.

"Setiap perusahaan keamanan siber yang serius pasti menggunakan AI, karena volume data yang harus dianalisis setiap hari sangat besar," ujar Mani Sundaram, Executive Vice President and GM Security Technology Group Akamai, dalam wawancara dengan KompasTekno.

Sundaram menjelaskan bahwa Akamai telah menggunakan AI dan machine learning (ML) selama bertahun-tahun untuk mendeteksi pola serangan dan mengidentifikasi aktivitas berbahaya di jaringan mereka.

Mani Sundaram, Executive Vice President and GM Security Technology Group Akamai mengatakan AI saat ini bermata dua. Satu sisi bisa membuat pertahanan siber semakin baik, di sisi lain bisa disalahgunakan peretas. KOMPAS.com/YUDHA PRATOMO Mani Sundaram, Executive Vice President and GM Security Technology Group Akamai mengatakan AI saat ini bermata dua. Satu sisi bisa membuat pertahanan siber semakin baik, di sisi lain bisa disalahgunakan peretas.

"Kami menangani sekitar 12 triliun permintaan DNS setiap hari. Dari data itu, kami bisa mengenali IP baik dan IP jahat, serta membedakan lalu lintas bot dari pengguna manusia," kata Sundaram.

Menurut dia, AI sangat penting karena data yang diterima perusahaan keamanan setiap hari begitu besar dan kompleks.

Dengan bantuan algoritma pembelajaran mesin, Akamai dapat memproses data dalam jumlah masif dan menemukan pola serangan yang sulit dideteksi secara manual.

"Kami telah lama menggunakan AI untuk melindungi pelanggan kami, terutama lewat produk bot management," tambah Sundaram.

Namun, kemunculan generative AI seperti ChatGPT dua tahun terakhir dinilai membawa ancaman baru bagi dunia keamanan siber.

Sundaram mengatakan, penjahat siber kini bisa memanfaatkan AI untuk menulis kode eksploitasi secara cepat, membuat e-mail phishing yang menyerupai e-mail asli, bahkan menciptakan video dan audio palsu atau deepfake untuk menipu korban.

"Sebelumnya, pesan phishing mudah dikenali. Sekarang, dengan generative AI, pesan-pesan itu tampak jauh lebih meyakinkan dan sulit dibedakan dari komunikasi normal," ujar Sundaram.

Ia menganggap, generative AI menciptakan ancaman baru dan meningkatkan kompleksitas serangan yang dihadapi organisasi di seluruh dunia.

Meski demikian, Sundaram menegaskan bahwa AI juga bisa dimanfaatkan untuk memperkuat sistem pertahanan siber.

Akamai, kata dia, menggunakan teknologi AI tidak hanya untuk mendeteksi serangan berbasis AI, tetapi juga untuk memudahkan pelanggan memahami data keamanan dan mengatur sistem mereka.

"Kami menggunakan AI untuk memudahkan pelanggan dalam menggunakan produk kami dan menginterpretasi data yang mereka miliki," Sundaram.

Sektor incaran peretas

Sundaram juga menyoroti bahwa sektor keuangan, pemerintahan, dan kesehatan menjadi tiga bidang yang paling rentan terhadap serangan siber di banyak negara, termasuk Indonesia.

"Penjahat siber akan selalu mencari tempat di mana ada uang atau data sensitif. Karena itu, lembaga keuangan dan instansi publik sering menjadi target utama," ungkap Sundaram.

Ia menambahkan, pencurian data pribadi dari lembaga publik maupun swasta kerap berujung pada penjualan data di pasar gelap (dark web).  

"Kita bisa melihat bagaimana data seperti nama, alamat, dan nomor identitas dijual dan kemudian digunakan untuk melakukan penipuan atau pencurian uang secara ilegal. Fenomena ini terjadi di banyak negara, dan Indonesia bukan pengecualian," kata Sundaram.

Dengan kondisi tersebut, Sundaram menilai penting bagi organisasi di Indonesia untuk memperkuat sistem keamanan digital mereka dengan pendekatan berbasis AI dan data.

Ia menlai, AI memang menciptakan tantangan baru, tetapi juga menyediakan alat paling efektif untuk menghadapinya. Kuncinya adalah menggunakan teknologi yang sama untuk bertahan.

Tag:  #akamai #jadi #pedang #bermata #dunia #siber

KOMENTAR