Deretan Tren Ini Bakal Dorong Peningkatan Kecerdasan Buatan di Indonesia
Ilustrasi Artificial Intelligence (Freepik/phonlamaistudio)
13:16
1 Pebruari 2024

Deretan Tren Ini Bakal Dorong Peningkatan Kecerdasan Buatan di Indonesia

Industri dan teknologi di 2024 diprediksi akan mengadopsi kecerdasan buatan (Artificiall Intelligence/AI) Generatif.

Begitu pun di Indonesia, seperti yang diprediksi SAP, salah satu penyedia perangkat lunak bisnis.

"Di tahun 2023, kita melihat perubahan penting dalam inovasi AI di Indonesia, dengan generative AI menjadi sorotan utama," ujar Andreas Diantoro, Direktur Utama SAP Indonesia.

Menurutnya, bisnis akan bergerak melampaui sekadar adopsi, dengan fokus pada penggunaan AI yang disesuaikan untuk berbagai industri.

Mulai dari rekomendasi personal hingga pengambilan keputusan prediktif.

Hal ini akan merevolusi cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan.

Ilustrasi AI (Pexels/Tara Winstead)Ilustrasi AI (Pexels/Tara Winstead)

"Faktanya, menurut pemerintah Indonesia, penggunaan AI diperkirakan akan berkontribusi sebesar 366 miliar Dolar AS terhadap PDB Indonesia pada tahun 2030," tambah dia.

Berikut tren teknologi yang mendorong revolusi AI di Indonesia:

1. Inovasi AI di Sektor Tertentu akan Menjadi Sorotan Utama

Pelaku bisnis di Indonesia bisa tampil ke panggung global dengan mengadopsi kerangka kerja AI strategis yang dibangun di atas fondasi data yang kuat.

Pendekatan ini penting untuk memanfaatkan peluang AI, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan tetap kompetitif.

Prediksi menunjukkan bahwa AI, data, dan inovasi CRM (Customer Relationship Management) akan menjadi kunci bagi bisnis untuk lebih memahami pelanggan dan menciptakan layanan, aliran pendapatan, dan keterlibatan konsumen.

Perusahaan yang dapat menggabungkan data bisnis mereka sendiri dengan Generative AI, dalam memberikan konteks yang paling optimal pada suatu model, akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.

“Para pemimpin bisnis harus memastikan AI telah terintegrasi, relevan, dapat diandalkan, dan
bertanggung jawab untuk mencapai hasil bisnis yang terukur," kata Andreas.

Dia menambahkan, memanfaatkan data terhubung di seluruh perusahaan akan sangat penting untuk membuka potensi penuh dari kasus penggunaan AI di sektor yang spesifik.

Ilustrasi Data Center [Pexels/Manuel Geissinger]Ilustrasi Data Center [Pexels/Manuel Geissinger]

"Perusahaan yang dapat menggabungkan data mereka sendiri dengan Generative AI akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan," ungkapnya.

2. Pembekalan serta Peningkatan Keahlian Berbasis AI untuk Tenaga Kerja di Masa Depan

Perubahan menuju Industri 4.0 menuntut keterampilan baru seperti data scientist, cloud professional, dan cybersecurity experts.

Di satu sisi, otomatisasi mungkin memengaruhi beberapa pekerjaan, namun di sisi lain hal ini juga menciptakan peluang baru.

Program Beasiswa Talenta Digital Indonesia merupakan contoh upaya proaktif untuk melatih bakat digital masa depan.

Munculnya peran terkait AI, seperti Generative AI Prompt Engineers, menuntut pembelajaran dan
adaptasi berkelanjutan.

Adopsi AI yang bertanggung jawab dan pengawasan manusia sangat penting, terutama dengan munculnya chatbot yang dibangun di atas pemodelan bahasa coding yang besar.

Seperti yang ditawarkan Joule, sebuah alat Generative AI dari SAP, yang bisa terintegrasi ke dalam aplikasi bisnis sejalan dengan prinsip diatas, menawarkan solusi AI yang bertanggung jawab bagi bisnis di Indonesia.

"AI tidak akan menggantikan pekerjaan, tetapi akan menciptakan lapangan kerja yang baru," kata Andreas.

Ilustrasi Chatbot. [Shutterstock]Ilustrasi Chatbot. [Shutterstock]

Menurutnya, investasi dalam program pembekalan dan peningkatan keahlian sangat penting untuk
memastikan transisi yang mulus bagi pekerja dan memaksimalkan manfaat AI bagi semua orang.

3. Demokratisasi Cloud dan AI yang Memacu

Pertumbuhan bagi Perusahaan di Semua Ukuran Kombinasi kekuatan cloud dan AI akan mengarah pada lahirnya inovasi-inovasi yang besar di dunia korporat pada tahun 2024 dan lima tahun ke depan.

Hal ini memungkinkan suatu organisasi melakukan integrasi, memperbesar skala, kinerja, penghematan biaya, dan keamanan yang lebih besar.

Dampak transformasi ini sudah dirasakan di Indonesia.

Adopsi komputasi cloud diperkirakan akan berkontribusi sebesar 10,7 miliar Dolar AS terhadap ekonomi antara tahun 2021 dan 2025, menurut Kementerian Informasi Republik Indonesia.

Ketika berbicara dengan pelanggan tentang transformasi cloud, mereka memiliki dua hambatan utama, yakni menghasilkan hasil bisnis yang nyata dan biaya.

SAP menangani kedua hambatan ini dengan program RISE with SAP Migration and Modernization.

Untuk mengimbangi biaya migrasi dan transformasi, SAP memiliki insentif transformasi baru untuk meringankan beban bagi pelanggan yang beralih ke penawaran RISE atau GROW with SAP, baik pelanggan berasal dari sistem ERP warisan on-prem seperti ECC atau S/4HANA.

Ilustrasi Cloud. [Bethany Drouin/Pixabay]Ilustrasi Cloud. [Bethany Drouin/Pixabay]

Layanan seperti RISE with SAP menyediakan jalur yang jelas dan fleksibel bagi bisnis untuk menjadi perusahaan cerdas, dan dirancang untuk membantu pelanggan SAP yang telah menggunakan ERP untuk beralih ke cloud.

Sementara GROW with SAP dapat membantu UKM yang fokus pada pertumbuhan bisnis, untuk mengadopsi ERP cloud.

Kedua layanan tersebut membawa produk dan alat yang tepat dalam satu paket kontrak untuk mempercepat adopsi cloud terlepas dari ukuran, industri, kesiapan cloud, kustomisasi, volume, atau titik keberangkatan.

“Dengan memanfaatkan kemampuan otomatisasi AI, ditambah oleh kapasitas dan fleksibilitas cloud, organisasi akan dapat lebih baik memprediksi operasi dan memanfaatkan berbagai solusi AI untuk berskala sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka," tutup Andreas.

Editor: Dythia Novianty

Tag:  #deretan #tren #bakal #dorong #peningkatan #kecerdasan #buatan #indonesia

KOMENTAR