Perbedaan Backup, Restore, dan Recovery dalam Mengelola Data yang Perlu Diketahui
Ilustrasi perbedaan backup, restore, dan recovery.(SHUTTERSTOCK/LOOKERSTUDIO)
14:21
22 Januari 2024

Perbedaan Backup, Restore, dan Recovery dalam Mengelola Data yang Perlu Diketahui

- Pengguna kiranya perlu mengetahui perbedaan backup, restore, dan recovery dalam mengelola data. Setiap waktu pengguna dapat membuat data di berbagai perangkat, seperti komputer, smartphone, tablet, dan lainnya.

Data itu bisa berupa foto, arsip percakapan, dokumen, dan masih banyak lagi. Data-data yang dibuat pada perangkat itu perlu dikelola supaya aman dan terhindar dari kerusakan serta kehilangan yang disengaja atau tidak disengaja.

Dalam mengelola data, terdapat beberapa istilah tindakan yang mungkin tidak asing lagi, yakni backup, restore, dan recovery. Tiap tindakan itu memiliki perbedaan untuk mengelola data. Lantas, apa perbedaan backup, restore, dan recovery?

Jika tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, silakan simak penjelasan lengkap di bawah ini mengenai perbedaan backup, restore, dan recovery.

Perbedaan backup, restore, dan recovery

TIndakan backup, restore, dan recovery secara umum memiliki tujuan yang sama dalam mengelola data, yaitu mengamankan data dari kerusakan atau kehilangan yang disengaja ataupun tidak disengaja.

Meski punya tujuan yang sama, ketiga tindakan tersebut memiliki corak proses yang berbeda. Untuk mengetahui, proses dari backup, restore, dan recovery, kiranya pengguna perlu mengetahui dulu masing-masing pengertiannya.

Pengertian backup

Backup adalah tindakan atau proses untuk membuat cadangan atau salinan data yang terdapat pada sebuah komputer atau perangkat lainnya.

Dalam tindakan backup, salinan data dari sebuah komputer atau perangkat lainnya itu akan disimpan pada perangkat penyimpanan yang lokasinya terpisah (perangkat penyimpanan eksternal) atau media penyimpanan lain yang berbeda seperti Cloud.

Tindakan backup data memiliki tujuan utama, yaitu untuk melindungi data atau informasi penting milik pengguna dari masalah kehilangan data akibat kerusakan perangkat keras, kegagalan sistem, serangan malware, atau kesalahan tindakan.

Data yang sudah dicadangkan atau di-backup bakal lebih aman karena dapat dipulihkan sewaktu-waktu jika terjadi masalah kehilangan data. Proses backup melibatkan pembuatan salinan data yang dapat dipulihkan dengan mudah jika terjadi kejadian yang merugikan.

Proses mencadangkan data atau backup data dapat dilakukan secara berkala, seperti harian, mingguan, atau bulanan, bergantung kebutuhan pengguna dan tingkat kepentingan data.

Untuk mencadangkan data, terdapat beberapa cara yang biasa dilakukan. Adapun beberapa cara backup data adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Hard Disk eksternal

Cara backup data yang pertama adalah dengan menggunakan perangkat penyimpanan Hard Disk atau Hard Drive eksternal. Saat ini, terdapat dua jenis Hard Disk eksternal yang tersedia, yakni HDD (Hard Disk Drives) dan SSD (Solid State Drives).

Untuk mencadangkan data menggunakan Hard Disk eksternal, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan. Adapun cara backup data melalui Hard Disk eksternal adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan software backup bawaan komputer

Sebagian besar komputer dilengkapi dengan software yang secara otomatis akan mencadangkan file ke perangkat penyimpanan eksternal. Dengan software itu, saat Hard Disk eksternal terhubung di komputer, proses backup data bakal berjalan otomatis.

Software backup bawaan ini salah satu contohnya seperti aplikasi Time Machine yang terdapat di komputer berbasis MacOS (Mac).

  • Menyalin file secara manual

Untuk backup data, pengguna juga bisa menyalin file dari komputer atau perangkat lain ke Hard Disk eksternal secara manual. Menyalin data secara manual ini bisa lebih banyak memakan waktu.

2. Menggunakan Flash Disk

Cara backup data yang kedua adalah dengan menggunakan perangkat penyimpanan eksternal Flash Drive atau biasa dikenal sebagai Flash Disk. Perangkat ini lebih kecil dan mudah dibawa dibanding Hard Disk eksternal.

Untuk backup data di Flash Disk, pengguna tinggal menghubungkannya ke port USB yang tersedia di komputer. Setelah terhubung dan terbaca di komputer, pengguna bisa mulai menyalin data ke Flash Disk.

3. Menggunakan layanan penyimpanan Cloud

Ketiga, pengguna bisa menggunakan layanan penyimpanan Cloud untuk backup data. Cloud merupakan layanan penyimpanan data secara online di server. Layanan ini tak membutuhkan perangkat penyimpanan eksternal.

Pengguna bisa menyimpan berbagai jenis data di layanan Cloud, seperti foto, dokumen, video, dan masih banyak lagi. Data yang dicadangkan di Cloud bisa diakses dengan mudah, kapan pun dan dimana pun, asalkan memiliki koneksi internet.

Layanan penyimpanan Cloud biasanya akan menawarkan pada pengguna sejumlah ruang penyimpanan terbatas di server mereka secara gratis. Jika ingin menambah ruang penyimpanan, pengguna bakal diminta untuk berlangganan layanan Cloud.

Ada banyak layanan Cloud yang menyediakan penyimpanan data secara online. Beberapa di antaranya seperti Google Drive, iCloud, Dropbox, Backblaze, iDrive, dan Microsoft OneDrive.

4. Menggunakan layanan online backup service

Dikutip dari Upguard, pengguna bisa juga mencadangkan data dengan menggunakan Anda dapat mencadangkan data Anda dengan layanan online backup service. Layanan ini dapat
mengenkripsi file, menjadwalkan pencadangan rutin, dan menyimpan file di lokasi yang aman.

5. Menggunakan Network Attached Storage

Cara backup data yang kelima adalah menggunakan Network Attached Storage (NAS). NAS adalah server khusus yang menyediakan penyimpanan data dan berbagi data dalam jaringan komputer.

Pencadangan data ini biasanya dipakai dalam bisnis. NAS dirancang untuk selalu aktif dan terhubung dalam jaringan, sehingga pengguna dapat mengakses data kapan saja dan dari mana saja.

Backup data dengan NAS memiliki sejumlah keunggulan. Dengan menggunakan NAS, data akan disimpan di server khusus, yang berarti tidak rentan terhadap risiko yang sama seperti komputer.

Misalnya, jika komputer mengalami gangguan atau terinfeksi malware, data akan tetap aman di NAS. Perangkat NAS juga dilengkapi dengan sejumlah fitur keamanan, seperti perlindungan kata sandi dan enkripsi, yang membantu menjaga data tetap aman.

Pengertian restore

Restore adalah tindakan mengambil salinan data yang sudah dicadangankan dari penyimpanan sekunder dan memulihkan atau mengembalikannya ke lokasi penyimpanan semula atau baru.

Dikutip dari laman Tech Target, tujuan dilakukannya tindakan restore atau pemulihan adalah untuk mengembalikan data yang telah hilang, dicuri, atau rusak ke kondisi asalnya, serta untuk memindahkan data ke lokasi baru.

Tindakan restore biasanya dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu. Misalnya, terdapat kesalahan pengguna yang menyebabkan data secara tidak sengaja dihapus atau dirusak, sehingga butuh dipulihkan kembali.

Selain itu, tindakan pemulihan data juga biasa dilakukan ketika terdapat kondisi, seperti pencurian data, serangan siber pada perangkat yang menyebabkan data rusak, pemadaman listrik yang membuat data tak tersimpan di perangkat, dan kegagalan pada sistem perangkat lunak.

Kondisi-kondisi itu yang biasa membuat pengguna perlu melakukan tindakan restore supaya data dapat kembali seperti sedia kala.

Tindakan pemulihan dapat membuat data yang sudah di-backup menggantikan data yang hilang atau rusak, serta memastikan cadangan data tetap konsisten diperbarui dalam waktu tertentu sebelum kerusakan atau kehilangan data terjadi.

Tindakan restore berkaitan dengan backup. Tempat penyimpanan cadangan data mempengaruhi cara untuk memulihkan data tersebut. Adapun beberapa cara restore data adalah sebagai berikut:

1. Restore dari Hard Disk eksternal

Cadangan data pada Hard Disk eksternal menyediakan cara pemulihan data yang cepat karena mudah untuk menemukan data di dalamnya. Restore data dari cadangan yang ada di Hard Disk juga seringkali berada di lokasi fisik yang sama.

Oleh karena itu, pemulihan data dari Hard Disk eskternal bisa dibilang lebih cepat dan mudah dibanding pemulihan dari cadangan data di Cloud, yang berada di luar lokasi fisik. Hard Disk eksternal cocok dipakai untuk memulihkan data yang membutuhkan waktu singkat.

2. Restore dari Cloud

Berkebalikan dengan cara di atas, untuk mencadangkan data pada Cloud, pengguna perlu menggunakan platform pihak ketiga. Data yang dicadangkan pada Cloud bakal tersimpan di server milik penyedia layanan, yang berada di luar jangkuan pengguna.

Cadangan data dikirim ke server melalui jaringan perusahaan. Saat cadangan data butuh dipulihkan pengguna, data akan dikirim melalui jaringan sama. Kecepatan pemulihan data dari Cloud cukup bergantung dengan koneksi internet.

Pengertian recovery

Recovery adalah proses pemulihan secara menyeluruh pada sistem dan data setelah terjadi kegagalan atau kerusakan yang masif.

Recovery bisa melibatkan beberapa langkah pemulihan yang mencakup pemulihan data dari cadangan dan juga melibatkan langkah-langkah untuk memastikan bahwa sistem dan data kembali beroperasi dengan baik.

Itulah pengertian dari tindakan backup, restore, dan recovery. Dari pengertian tersebut, tiap tindakan dalam mengelola data itu memiliki perbedaan. Adapun perbedaan backup, restore, dan recovery adalah sebagai berikut.

Perbedaan backup, restore, dan recovery

Sebagaimana sempat disinggung di atas, tindakan backup, restore, dan recovery memiliki tujuan yang sama, yakni untuk mengamankan data dari kondisi kerusakan atau kehilangan yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja.

Akan tetapi, tiap tindakan tersebut nyatanya memiliki proses yang berbeda. Backup adalah proses untuk membuat salinan atau cadangan data dari satu perangkat ke perangkat penyimpanan sekunder.

Sementara itu, restore merupakan tindakan memulihkan salinan data yang telah tercadangkan dalam proses backup. Kemudian, recovery merupakan proses pemulihan secara menyeluruh.

Pada bagian proses, tindakan restore dan recovery mungkin yang bisa dibilang sangat mirip karena terdapat aktivitas pemulihan data. Akan tetapi, recovery sejatinya memiliki cakupan proses yang lebih luas.

Tindakan recovery tidak hanya berkaitan dengan pemulihan data, tetapi juga mencakup pemulihan fungsi sistem secara keseluruhan. Ini termasuk pemulihan konfigurasi sistem, perangkat lunak, dan memberikan solusi atas masalah kegagalan sistem.

Itulah perbedaan backup, restore, dan recovery dalam mengelola data yang perlu diketahui pengguna. Dengan mengetahui perbedaannya, pengguna bisa lebih mudah dalam memahami masing-masing tindakan, sehingga bisa mengamankan data dengan baik.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno. Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Tag:  #perbedaan #backup #restore #recovery #dalam #mengelola #data #yang #perlu #diketahui

KOMENTAR