Tak Mau Ada si Kaya dan si Miskin, KOVO Tahan Perubahan Sistem Transfer Pemain Asing Liga Voli Korea
Megawati Hangestri (tengah) bersama pemain Red Sparks saat hadapi IBK Altos dalam lanjutan Liga Voli Putri Korea 2024/2025 di Chungmu Gymnaisum, Rabu (30/10/2024). 
09:30
16 Desember 2024

Tak Mau Ada si Kaya dan si Miskin, KOVO Tahan Perubahan Sistem Transfer Pemain Asing Liga Voli Korea

- Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO) memiliki alasan tersendiri mengapa sistem kontrak bebas akan diberlakukan kepada pevoli asing Asia lebih dulu dibandingkan non-Asia.

Cara KOVO menetapkan aturan dalam proses perekrutan pemain asing, baik Asia dan non-Asia membuat tim-tim Liga Voli Korea tak nyaman.

Tim di Liga Voli Korea mulai tidak cocok dengan cara KOVO melakukan penjaringan pemain asing yang ingin berkompetisi melalui try-out.

Hanya pemain yang lolos try-out dan dipilih oleh tim yang bisa berkarier di Liga Voli Korea.

Momen Megawati Hangestri dan pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin melakukan tos pada pertandingan melawan Hyundai Hillstate, Kamis (12/12/2024). Momen Megawati Hangestri dan pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin melakukan tos pada pertandingan melawan Hyundai Hillstate, Kamis (12/12/2024). (Laman resmi KOVO)

Sayangnya pada musim 2024/2025, mayoritas tim Liga Voli Korea mengalami kesulitan. 

Hal ini karena mayoritas pemain yang mendaftar di draft KOVO untuk try-out, tidak memenuhi kriteria yang diinginkan pelatih.

Bahkan, ada case pemain asing Asia hanya dipertahankan dalam dua laga pembuka, setelah itu diputus kontrak karena dinilai tidak memiliki skill mumpuni.

Pun perekrutan pemain asing non-Asia juga memiliki masalah.

Kebanyakan problem ditemui kesulitan mencari pengganti jika pemain asing non-Asia-nya mengalami cedera.

Pengganti juga harus didatangkan dari pemain yang mendaftar di draft KOVO awal musim. Padahal secara kebutuhan permainan, tidak memenuhi apa yang diinginkan oleh pelatih.

Oleh karena itu, tim-tim Liga Voli Korea mendesak KOVO melakukan perubahan dalam proses transfer pemain asingnya.

KOVO menyetujui usulan untuk mengubah dari sistem try-out, menjadi sistem kontrak bebas.

Artinya tim-tim Liga Voli Korea boleh mencari pemain asing secara mendiri, dan tidak perlu melalui draft KOVO. Di sisi lain, kebijakan ini memberikan keuntungan di mana pevoli asing dapat dikontrak selama tim menginginkan jasanya.

Namun, dalam laporan Naver, sistem ini baru akan diberlakukan kepada kuota pemain asing Asia. Sementara transfer pemain asing non-Asia tahun depan masih menggunakan format lama, yakni sistem try-out.

KOVO memiliki maksud untuk mengkaji plus minus penggunaan sistem kontrak bebas, dengan cara menerapkannya lebih dulu di kuota pemain asing Asia.

Tujuan lainnya ialah KOVO akan memantapkan lebih dulu pembentukan badan anti suap.

Badan ini dibentuk untuk melakukan pengecekan sejauh mana tim tidak melanggar batasan gaji yang diberikan kepada pemain asing.

Pasalnya, gaji pemain asing non-Asia cenderung tinggi. Katakanlah di Liga Voli Jepang yang memakai sistem kontrak bebas, di mana pevoli asing bisa mencapai bayaran Rp13 miliar per musim.

Sementara di Liga Voli Korea, KOVO sudah mengetok aturan berapa nominal maksimal yang diberikan untuk pemain asing, baik Asia maupun non-Asia.

Jika kekuatan finansial yang diandalkan, maka akan terjadi ketimpangan komposisi pemain asing non-Asia di tim-tim Liga Voli Korea.

Terlebih gaji pemain asing Asia masih dalam batas wajar di Liga Voli Korea, sehingga untuk kontrol dan pemantauan lebih mudah.

Musim ini, pevoli seperti Megawati Hangestri memperoleh gaji kisaran Rp2,4 miliar. Sementara pevoli asing Asia yang baru menjalani musim debutnya di Negeri Ginseng, memperoleh bayaran Rp1,5 miliar.

Secara garis besar, penerapan sistem kontrak bebas untuk kuota asing Asia bak menjadi kelinci percobaan sebelum akhirnya KOVO mengetoknya secara final di Liga Voli Korea.

(Tribunnews.com/Giri)

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #kaya #miskin #kovo #tahan #perubahan #sistem #transfer #pemain #asing #liga #voli #korea

KOMENTAR