Indra Sjafri Dipecat, Sumardji: Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 Tidak Masuk Akal
Timnas Indonesia U-22 (Antara)
11:36
17 Desember 2025

Indra Sjafri Dipecat, Sumardji: Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 Tidak Masuk Akal

Baca 10 detik
  • Timnas Indonesia U-22 gagal lolos fase grup SEA Games 2025 meski persiapan sangat matang.

  • Kekalahan dari Filipina menjadi sejarah buruk pertama bagi skuad Garuda Muda di ajang ini.

  • Sumardji merasa heran karena tim yang diperkuat pemain diaspora justru tampil di bawah ekspektasi.

Langkah mengejutkan terjadi saat Timnas Indonesia U-22 harus angkat koper lebih awal pada ajang SEA Games 2025.

Hasil ini menjadi tamparan keras bagi federasi sepak bola tanah air yang menargetkan hasil maksimal.

Ketua Badan Tim Nasional PSSI menyatakan rasa bingungnya terhadap performa para pemain di lapangan hijau.

Kekalahan tipis satu gol tanpa balas dari Filipina menjadi awal mula petaka bagi skuad Garuda.

Hasil negatif tersebut mencatatkan sejarah kelam karena untuk pertama kalinya Indonesia kalah dari The Azkals.

Kendala Teknis dan Syarat Kelolosan

Upaya untuk bangkit pada pertandingan berikutnya melawan Myanmar ternyata tidak membuahkan hasil yang diharapkan publik.

Indonesia diwajibkan menang dengan selisih lebih dari tiga gol untuk menjaga nafas di turnamen.

Namun performa di lapangan tidak menunjukkan dominasi yang dibutuhkan untuk mengamankan tiket fase gugur tersebut.

Kekecewaan mendalam tidak dapat disembunyikan oleh jajaran manajemen tim nasional saat melihat hasil akhir tersebut.

Sumardji secara gamblang menyebutkan bahwa penampilan Ivar Jenner dkk berada di bawah standar ekspektasi tim.

Pernyataan Resmi Ketua BTN PSSI

Komentar resmi kemudian dikeluarkan untuk menanggapi kegagalan yang dianggap tidak masuk akal oleh banyak pihak.

"Saya sendiri jujur saja, ini tim yang paling sulit, paling sulit, dan paling tidak masuk akal ya di SEA Games ini," kata Sumardji saat jumpa pers di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (16/12/2025).

Ucapan tersebut menggambarkan betapa beratnya beban mental yang dirasakan oleh seluruh elemen tim ofisial.

Banyak yang mempertanyakan mengapa tim dengan materi pemain mumpuni justru tampil kurang bertenaga di Thailand.

Padahal segala fasilitas dan kebutuhan teknis telah dipenuhi secara maksimal sebelum keberangkatan menuju Chiang Mai.

Kematangan Persiapan Sebelum Turnamen Dimulai

Jika menilik ke belakang, proses pematangan skuad kali ini sebenarnya jauh lebih progresif dibandingkan sebelumnya.

Sebanyak empat pertandingan uji coba internasional telah dilakoni melawan tim kuat seperti India dan Mali.

Langkah ini diambil agar koordinasi antar pemain semakin solid saat menghadapi tekanan di ajang resmi.

Skuad asuhan Indra Sjafri bahkan sudah tiba di lokasi turnamen sepekan sebelum peluit pertama dibunyikan.

Tujuannya adalah agar proses adaptasi cuaca dan lapangan di Thailand berjalan tanpa kendala sedikitpun.

Dukungan Penuh Dari Liga Domestik

Sektor kompetisi dalam negeri juga memberikan pengorbanan besar demi kesuksesan tim nasional usia muda ini.

Gelaran Super League musim 2025/2026 resmi dihentikan sementara agar para pemain bisa fokus membela negara.

Kebijakan ini diambil untuk memudahkan staf pelatih dalam memanggil talenta terbaik dari setiap klub liga.

Target utamanya adalah membawa pulang kembali medali emas yang sebelumnya diraih pada edisi Kamboja 2023.

Namun realita di lapangan justru berbanding terbalik dengan segala perencanaan matang yang telah disusun.

Kehadiran Kekuatan Pemain Diaspora Indonesia

Sumardji menekankan bahwa secara kualitas individu, komposisi pemain tahun ini merupakan salah satu yang terbaik.

Beberapa nama yang memiliki karier di luar negeri atau diaspora kini telah bergabung memperkuat tim.

"Yang saya juga heran, kualitas para pemain yang kita bawa ini luar biasa, yang dulu-dulu dikatakan diaspora tidak ikut serta, sekarang ini ikut (Ivar Jenner, Mauro Zijlstra, Dion Markx)."

Keberadaan mereka diharapkan mampu mengangkat level permainan tim nasional saat berhadapan dengan rival Asia Tenggara.

Keyakinan awal bahwa tim ini mampu menembus babak final sangatlah tinggi di kalangan pengamat sepak bola.

Ungkapan Kekecewaan di Ruang Publik

Segala persiapan yang sudah mencapai titik maksimal ternyata belum cukup untuk memberikan hasil yang manis.

"Kurang apa coba kami mempersiapkan itu semua. Dalam hati dan perasaan saya di awal, mestinya baik, paling tidak bisa final," kata Sumardji.

Potret Sumardji yang terlihat termenung di bangku cadangan sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Ia mengakui bahwa dirinya sangat terkejut melihat timnya kesulitan menghadapi lawan yang biasanya bisa diatasi.

Pengalaman bertahun-tahun mendampingi tim nasional membuatnya merasa ada yang aneh dengan situasi di lapangan.

Catatan Rekor Pertemuan yang Terhenti

Ketidakpercayaan tersebut didasari oleh rekor pertemuan Indonesia dengan tim-tim dari kawasan Filipina selama ini.

"Makanya sempat viral saya termenung, saya terkaget-kaget memang, menurut saya aneh."

"Saya sudah biasa bawa tim, bukan saya mengecilkan, selama ini di Asia Tenggara saya bawa tim lawan Filipina belum pernah kalah,” dia menambahkan.

Kegagalan ini tentu menjadi bahan evaluasi besar bagi PSSI untuk membenahi sistem pembinaan kedepannya.

Publik kini menanti langkah nyata dari federasi agar tragedi serupa tidak terulang di masa yang akan datang.

Mimpi untuk mempertahankan takhta juara SEA Games pun harus terkubur dalam-dalam pada penghujung tahun 2025 ini.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Tag:  #indra #sjafri #dipecat #sumardji #timnas #indonesia #games #2025 #tidak #masuk #akal

KOMENTAR