Rizky Ridho di Panggung Puskas Award 2025: From Zero to Hero
Bek Timnas Indonesia Rizky Ridho jadi pilar penting saat Indonesia mengalahkan Bahrain pada pertandingan lanjutan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Selasa (25/3/2025) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. (KOMPAS.com/ADIL NURSALAM)
11:28
17 November 2025

Rizky Ridho di Panggung Puskas Award 2025: From Zero to Hero

"HIDUP adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya. Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah".

Begitu kurang lebih satu bait sajak Soe Hok-gie dalam "Mandalawangi-Pangrango". Ini salah satu sajak paling indah, dalam (jeluk) dan menerjang dari aktivis mahasiswa 1966 yang suka naik gunung, romantis, kepala batu dan idealis itu.

Hampir semua manusia (Homo sapiens) berjumpa dengan keadaan yang digambarkan Gie di atas, tidak terkecuali buat Rizky Ridho.

Palang pintu timnas Indonesia dan Persija yang pekan ini mendapat kabar gembira setelah golnya masuk nominasi gol terbaik FIFA Puskas Award 2025. Ini penghargaan untuk gol terbaik, diadaptasi dari seorang pemain masa lalu Hungaria: Ferenc Puskas.

Saya berulang kali menyaksikan gol Ridho di youtube resmi FIFA. Dalam video berdurasi 41 detik itu, tergambar ketangkasan Ridho mengamankan pertahanan Persija dari serbuan Arema.

Ia lalu menguasai bola di sebelah kiri pertahanan Persija. Bola yang hampir keluar garis lengket dengan kakinya. Ia lalu mengoper pada Ryo Matsumura yang masuk ke dalam.

Sementara itu Ridho mencari ruang di bagian kiri lapangan. Matsumura kemudian memindahkan bola ke ruang kosong di mana Ridho berada.

Kira-kira dua meter dari garis tengah lapangan, Ridho memutuskan menendang bola ke gawang Arema yang terbuka karena kiper Lucas Frigeri terlihat maju.

Frigeri tak berdaya. Gol spektakuler tercipta dalam lanjutan BRI Liga 1 musim 2024/2025 di stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, 9 Maret 2025.

Yang melesakkan bukan striker atau gelandang serang, tapi seorang bek tengah dengan tugas utama bertahan.

Ini istimewa, brilian dan spektakuler. Gol jarak jauh yang tak setiap saat bisa dilakukan. Dan Ridho meraih kesempatan itu bukan karena dirancang, melainkan karena bertemu peluang acak yang terjadi secara acak dengan pelaku atau pemain yang acak pula.

Saya kira Lamine Yamal, Estevao Willian atau Kyllian Mbappe, pemain bola kelas dunia, belum tentu bertemu kesempatan emas seperti itu.

Gol Yamal juga masuk nominasi FIFA Puskas Award 2025. Selain Ridho dan Yamal, masih ada sembilan pemain lain yang berebut penghargaan gol terbaik.

Gol Ridho adalah sejarah. Catatan yang tidak gampang disamai oleh pesepak bola Indonesia.

Ketika melesakkan gol indah itu, Ridho mungkin tidak berpikir ia sebagai hero. Toh waktu itu Persija keok 1-3 kontra Arema.

Namun, gol spektakuler itu melampaui kekalahan. Ia dimasukkan kerja individu--dan kini pemain langganan timnas itu bersaing dengan sepuluh pemain sejagat untuk mendulang penghargaan prestisius: FIFA Puskas Award 2025.

Dalam sebulan terakhir, Ridho dibicarakan dengan nada negatif. Hal itu setelah keputusannya menahan bola ketika Indonesia melakoni partai hidup mati versus Irak di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia berujung kelam.

Bolanya dapat direbut pemain Irak. Momen itu lalu menjadi awal gol Irak yang diceploskan Zidabe Iqbal. Satu gol itu tak mampu dibalas oleh Jay Idzes dkk.

Permainan menyerang Indonesia, terutama di babak pertama, berakhir buntu. Gol yang ditunggu-tunggu pecinta bola nasional tak pernah lahir. Irak melipat mimpi Indonesia berlaga di Piala Dunia 2026.

Pemain kelahiran Surabaya itu dianggap bersalah. Sebelum itu, Marc Klok, Beckham Putra dan Jakob Sayuri telah dicemooh fans timnas ketika menjadi titik lemah dalam laga Indonesia kontra Arab Saudi.

Tiga atau empat hari selepas laga versus Irak, Ridho menulis di akun instagramnya: "Sampai di titik ini tidaklah mudah, tapi kami selalu berusaha memberikan semuanya untuk negara ini."

Tak lupa ia mengucapkan terima kasih dan minta maaf. "Terima kasih atas doa dan dukungan yang selalu diberikan kapan pun dan di mana pun. Mohon maaf, kami belum bisa mewujudkan mimpi kalian semua."

Sebuah sikap yang ksatria ketika ia terpelanting menjadi "zero" di balik kegagalan timnas Indonesia maju ke Piala Dunia 2026. Ridho benar-benar melakoni kisah "from zero to hero".

Saya, termasuk barisan pecinta bola yang terperangah dengan kinerja Rizky Ridho membela merah putih. Dia mengantongi 21 penampilan bersama timnas.

Ridho andalan sejak babak awal kualifikasi di bawah Shin Tae-yong. Dia nyaris tidak tergantikan di lini belakang, meski timnas kian disesaki pemain naturalisasi.

Bersama Marselino Ferdinan serta Witan Sulaeman, ia meyakinkan saya bahwa pemain lokal bisa bersaing dengan pemain diaspora yang diangkut Erick Thohir dari Eropa.

Menurut Transfermark, tinggi badan Ridho mencapai 1,83 meter. Ia baru berusia 24 tahun pada 21 November 2025.

Masa depannya masih panjang dan seharusnya lebih cemerlang. Perawakannya tegap, hampir gempal, meski begitu tetap bisa lari.

Ridho adalah bek tengah yang tenang, dingin, tapi kuat. Ia tak banyak bicara, tapi punya kepribadian kuat sebagai pemimpin.

Tengok saja bagaimana ia jadi kapten Indonesia U-23 saat berlaga di Piala Asia di Qatar tahun 2024 lalu.

Rizky sumber kepercayaan diri di jantung pertahanan. Ia mengantar Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia 2024 usai menekuk Korea Selatan U-23 lewat adu penalti.

Indonesia hampir saja lolos ke Olimpiade Paris 2024 andai saja sanggup memaksimalkan tiga peluang menyabet tiket ke Paris.

Semua tahu Indonesia baru nyaris ke Olimpiade 2024 dan Piala Dunia 2026 dibawa STY dan Patrick Kluivert.

Salah satu penampilan terbaik Ridho adalah saat menjadi trio benteng pertahanan timnas bersama Jay Idzes dan Justin Hubner dalam laga Indonesia versus Arab Saudi di Gelora Bung Karno Jakarta, November 2024 lalu.

STY suka pakem 3-4-3 atau variannya 3-5-2, 3-4-2-1. Pada sebuah momen di laga itu, Ridho sukses menyapu bola yang hampir berbuah gol buat Saudi. Alhasil peluang Firas Al Buraikan di pengujung babak pertama.

Seandainya peluang itu jadi gol, mungkin laga bisa berakhir lain. Saudi yang ketinggalan satu gol Marselino Ferdinan bisa-bisa dapat "angin" untuk mengubah permainan. Timnas lalu dapat mengunci dengan gol yang lagi-lagi dilesakkan oleh Marselino di babak kedua.

Kisah heroiknya mencuat di laga Indonesia versus Bahrain di GBK, 25 Maret 2025. Indonesia butuh menang. Dan gol sudah tercipta hasil Ole Romeny.

Ridho cidera di penghujung laga. Saat itu jatah timnas untuk mengganti pemain telah habis, alias telah digunakan semua.

Ridho sempat ditandu dan dapat perawatan dari tim medis. Namun ia tak menyerah. Dengan kaki pincang, Ridho ngotot masuk lapangan untuk membantu timnas mempertahankan sebiji gol.

Ridho betul-betul bak tokoh Bima di dunia pewayangan. Punya nyali untuk bertarung hingga penghabisan. Ini mentalitas yang mengundang decak kagum, termasuk dari pemain diaspora.

Cuma kisah itu tidak berakhir manis. Di bawah Kluivert, Indonesia sanggup masuk ronde empat bersama Arab Saudi. Satu tiket diperebutkan Indonesia, Arab Saudi dan Irak.

AFC menunjuk Saudi sebagai tuan rumah. Kemudian Qatar untuk memfasilitasi perebutan satu tiket lain antara Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman.

Di laga penentuan, Kluivert masih saja mencoba-coba pemain. Ia mengacuhkan Ridho dan Hubner yang selama ini sukses mengawal tembok timnas bareng Idzes.

Ia memilih Idzes dan Kevin Diks untuk berduet di lini pertahanan. Bersama kelancungan lain, di barisan tengah dan depan, gawang Maarten Paes koyak sampai tiga kali tanpa kehadiran Ridho. Di ujung laga, Indonesia menyerah 2-3 dari Arab Saudi.

Keputusan Kluivert sempat dapat protes keras dari Hubner. Ia menulis di medsos dengan kalimat menyindir sang pelatih.

Kluivert yang terpojok mengubah formasi di laga kontra Irak. Hubner terpental, Ridho yang tenang dan kalem masuk line up. Ia kembali berduet dengan Jay.

Hasilnya duet ini kokoh, tapi kesalahan Ridho yang menahan bola terlalu lama, mengirim timnas ke bumi lagi. Timnas Indonesia yang berjarak cuma 180 menit ke Piala Dunia 2026 harus kecewa dan menangis.

Saat ini entahlah berapa tahun lagi jarak Indonesia ke pentas sepak bola terakbar sejagat itu. Terlebih Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI tak mengumumkan target jelas kapan kita ingin maju Piala Dunia: 2030, 2034 atau kapan-kapan?

Saking galaunya, PSSI tak memberi target pasti untuk partisipasi di SEA Games 2025 yang berlangsung di Thailand akhir tahun ini.

Dalam situasi galau dan gamang itu, sejarah ditorehkan Indonesia U-17 dan gol Rizky Ridho Ramadhani.

Tanpa drama, Nova Arianto mengantar Indonesia U-17 ke Piala Dunia kelompok umur itu. Indonesia satu grup dengan Brasil, Zambia dan Honduras.

Hasilnya, kita keok dari wakil Amerika Latin dan Afrika. Namun, menang 2-1 atas Honduras, wakil dari Amerika Utara dan Tengah.

FIFA memberi pujian untuk hasil itu. Indonesia memang tak lolos dari grup, tapi satu kemenangan atas Honduras membuat FIFA bergumam: Sejarah untuk Indonesia.

Coach Nova, yang disebut "murid STY" menyatakan, "kemenangan pertama kami di Piala Dunia adalah sesuatu yang luar biasa bagi saya, dan saya harap ini menjadi titik awal bagi perjalanan para pemain agar mereka dapat terus berkembang dan menjadi lebih baik di masa depan" (FiFA.com, 14/11/2025).

Pada pekan yang sama, pecinta bola nasional dapat kegembiraan dari gol Ridho. Ia kini duduk sejajar di panggung dunia bersama antara lain Lamine Yamal (Barcelona) dan Declan Rice (Arsenal).

Saya menonton gol Yamal dan Rice. Gol belia kebanggaan Barca itu adalah tipikalnya--hasil dari talenta yang lahir sebagai DNA dan latihan.

Adapun gol Rice ke gawang Real Madrid adalah tendangan bebas. Gol yang indah, tapi tidak "tak tersentuh".

Dibandingkan gol-gol lain yang masuk nominasi, menurut saya, gol Ridho lahir lebih acak dari pertandingan sepak bola yang kerap diwarnai cerita-cerita tak terduga.

Itu gol jarak jauh yang spektakuler---mewakili sebuah mimpi dari bangsa yang penduduknya gila sepak bola.

Dengan basis pecandu bola yang besar, mungkin puluhan juta, sudah seharusnya kita membantu Rizky Ridho. Ikut memberi vote atau suara kepada gol Ridho tak hanya karena cinta pada sepak bola, tapi karena cinta negeri ini.

Ayo Indonesia!

Tag:  #rizky #ridho #panggung #puskas #award #2025 #from #zero #hero

KOMENTAR