Media Inggris Soroti Lomba Naturalisasi di Asia, Indonesia Jadi Acuan
- Media Inggris The Guardian memberi sorotan kepada "lomba naturalisasi" yang tengah meramaikan sepak bola Asia. Indonesia menjadi salah satu acuan dan Malaysia pun terkena sorotan negatif.
The Guardian menulis bagaimana lomba naturalisasi ini dimotori oleh pendobelan jatah Asia ke Piala Dunia dari empat tempat otomatis di Qatar 2022 menjadi delapan tempat otomatis di Piala Dunia 2026 seiring dengan penambahan jumlah peserta menjadi 48 tim dari 32.
Artikel yang ditulis oleh jurnalis senior Jon Duerden tersebut menyoroti bagaimana sebelum ini, sepak bola Asia didominasi oleh Jepang, Korea Selatan, Iran, Arab Saudi, dan Australia.
Hanya keenam negara Asia ini yang pernah melakoni lebih dari sekali penampilan di turnamen.
Ia menulis bahwa ekspansi FIFA membuat negara-negara Asia lain termotivasi untuk lolos dan penambahan talenta-talenta yang lahir di luar negeri bukanlah hal tabu di mata fans.
“Perluasan (jumlah peserta Piala Dunia) telah memicu dorongan untuk melakukan naturalisasi,” kata Shaji Prabhakaran, anggota Komite Eksekutif AFC di artikel tersebut.
“Lebih banyak tempat di Piala Dunia berarti lebih banyak harapan bagi negara-negara di seluruh dunia dan lebih banyak peluang. Mereka merasa bahwa program naturalisasi bisa mempercepat peningkatan kualitas, performa, dan hasil, sehingga memiliki peluang untuk lolos.”
Ia juga mengingatkan bahwa naturalisasi bukan hal baru. Qatar bahkan sempat memakainya secara jor-joran pada 2000an sehingga FIFA mengetatkan aturan eligibitas pemain menjadi lewat garis keturunan kakek-nenek atau bermain di negara bersangkutan selama lima tahun.
Dewasa ini, Uni Emirat Arab memakai metode naturalisasi disebut terakhir di mana para pemain Brasil banyak berganti kewarganegaraan.
Kemajuan Proyek Naturalisasi Indonesia
Sorotan kepada Indonesia datang berikut di mana kemajuan sepak bola Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026 datang berkat PSSI yang memakai ikatan ke Belanda, yang pernah menjajah Tanah Air.
"Hampir tak ada sebulan berlalu dalam setahun atau dua tahun terakhir di mana seorang pemain kelahiran Belanda yang punya kakek-nenek dari Indonesia tidak menuju kedutaan terdekat untuk mendapatkan paspor," tulisnya.
"Bahkan ada 8-9 pemain keturunan Eropa di starting xi Indonesia yang mengubah tim tersebut sehingga Patrick Kluivert mendapatkan pekerjaan melatih pada Januari."
"Pemain seperti Kevin Diks membuat perbedaan riil dan harapannya adalah semakin dekat Indoensia ke Piala Dunia, lebih banyak pemain bertalenta akan bergabung memakai jersey Merah Putih apabila mereka tidak mendapat garansi bermain di Oranje."
Ia lalu mengatakan bahwa Indonesia kini menjadi "negara terkuat di Asia Tenggara" dan kebangkitan Garuda memainkan peran dalam keputusan Malaysia melakukan naturalisasi.
Namun, Duerden juga menyorot hukuman FIFA ke FAM yang menaturalisasi tujuh pemain asal Brasil, Argentina, Spanyol, dan Belanda tetapi dengan surat-surat dipalsukan sehingga membuat FAM mendapatkan denda.
Ia mengatakan bahwa hal ini konsekuensi dan dampak dari lomba naturalisasi di Asia.
Sementara, Vietnam juga dikatakan telah mempersiapkan 3-4 pemain kelahiran Brasil yang musim depan akan menyentuh lima musim bermain di Liga Vietnam.
Begitu pula dengan Sri Lanka yang dikatakan kini mempunyai pemain-pemain keturunan dari Eropa dan Australia.
Tag: #media #inggris #soroti #lomba #naturalisasi #asia #indonesia #jadi #acuan