Laga Panas Arema FC Vs Persija di Kanjuruhan: Ricuh di Bench, 5 Kartu Merah
- Laga pekan ke-12 Super league 2025-2026 bertajuk big match antara Arema FC vs Persija Jakarta diwarnai kericuhan antarpemain dan ofisial kedua kubu.
Duel Arema FC vs Persija berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (8/11/2025).
Persija Jakarta menang 2-1 berkat gol Eksel Runtukahu (48', 50'). Arema FC harus kalah meski sempat memimpin lebih dulu via Valdeci (12').
Laga ini mencatatkan salah satu momen panas musim ini. Sebab, dalam satu pertandingan terdapat lima kartu merah, adu mulut di pinggir lapangan, dan insiden adu fisik.
Kejadian ini tentu mencoreng kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Seperti diketahui kericuhan terjadi saat masa injury time babak kedua. Pemain asing Arema FC, Paulo Roberto Moccelin alias Paulinho, terlihat mendorong dan menghantam winger Persija asal Brasil, Allano Lima.
Insiden tersebut terjadi di sisi kiri lapangan, tepatnya di depan bench alias bangku cadangan tim tamu.
Dalam sekejap, suasana pun memanas karena ofisial Persija melonjak dari bangku cadangan, menuntut keadilan.
Sedangkan beberapa pemain dan staf Arema juga ikut maju. Sehingga adu mulut berubah menjadi aksi saling dorong, memaksa petugas keamanan turun tangan.
Kericuhan tersebut menjalar hingga area pojok barat daya stadion, tempat pelatih kiper Persija, Gerson Rios terjatuh ke saluran air setelah terdesak dalam kerumunan.
Wasit yang memimpin laga Arema FC vs Persija, Yudi Nurcahya mengeluarkan total lima kartu merah sekaligus untuk meredam suasana.
Sebanyak dua kartu merah diberikan kepada masing-masing satu pemain Arema FC, Julian Guevara, dan pilar Persija, Jordi Amat. Lalu tiga kartu merah dicabut buat ofisial kedua tim.
Sebenarnya tensi panas terasa sejak awal laga, saat wasit mengeluarkan dua kartu kuning hanya dalam 15 menit pertama. Namun, tensi benar-benar memuncak di pengujung laga ketika Arema tertinggal 1-2.
Pelatih Persija Sesalkan Kericuhan di Kanjuruhan
Pelatih Persija, Mauricio Souza menyesalkan kejadian tersebut. Karena kericuhan tersebut tidak memberikan contoh baik untuk penonton dan pemain muda.
Menurutnya, sepak bola seharusnya tetap menjadi olahraga yang menyatukan, bukan ajang adu kekuatan fisik.
Aremania memadati stadion saat laga pekan ke-12 Super League 2025-2026 saat melawan Persija Jakarta yang berakhir dengan skor 1-2 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (8/11/2025) malam.
“Terkait insiden di akhir pertandingan, itu adalah hal yang tidak ingin kami lihat dalam sepak bola. Sepak bola harus diselesaikan di dalam lapangan. Tidak ada yang masuk ke lapangan untuk berkelahi,” ujar mantan pelatih Madura United tersebut.
“Kalau mau bertarung, itu tempatnya di arena lain. Sayangnya, saya tidak ingin berada dalam situasi seperti itu. Saya pikir semua hal seharusnya diselesaikan lewat permainan, lewat sepak bola,” imbuhnya.
Sementara itu pelatih Arema FC, pelatih Marcos Santos juga mengaku menyesal atas kericuhan tersebut.
Ia menegaskan bahwa hubungan antara kedua klub sebenarnya baik di luar lapangan.
“Pertama kami meminta maaf kepada media, penonton, dan semuanya. Karena ada masalah antara tim kepelatihan dan pemain Persija. Ini tidak bagus, karena dua tim punya hubungan baik di luar lapangan,” ujar pelatih asal Brasil itu.
Namun, ia menyebut bahwa insiden berawal dari provokasi di area bench lawan.
“Ada gangguan dari bench lawan. Orang Brasil juga. Kami datang hanya ingin melerai supaya tidak makin besar,” pungkasnya.
Tag: #laga #panas #arema #persija #kanjuruhan #ricuh #bench #kartu #merah