



Mengintip Peluang Terciptanya All Malaysian Final di Indonesia Open 2025, Mungkinkah Herry IP 'Ngopi' di Istora?
- Herry Iman Pierngadi pernah dua kali 'ngopi' saat partai puncak Indonesia Open karena berhasil menciptakan All Indonesian Final. Kini dia sudah hengkang ke negara tetangga, Malaysia untuk menjadi pelatih ganda putra. Akankah Herry IP bisa bersantai lagi dengan menciptakan All Malaysian Final di Indonesia Open 2025?
Ngopi saat final memang bukan sesuatu yang baru untuk seorang Herry IP. Bahkan, aktivitas itu sudah beberapa kali dia lakukan karena sukses menciptakan pertandingan yang melibatkan dua anak asuhnya, sehingga Herry IP tak perlu duduk di bangku belakang lapangan.
Tak terkecuali di Indonesia Open, salah satu turnamen elite dunia, di mana Herry IP pernah dua kali melakukan itu berkat keberhasilannya menciptakan All Indonesian Final. Yakni pada 2005 dan 2019.
Pada 2005, saat itu Herry IP mengirimkan dua anak asuhnya, Markis Kido/Hendra Setiawan dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto untuk bentrok di final. Sementara pada 2019, adalah All Indonesian Final yang tercipta mempetermukan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya vs Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan.
Kini dalam Indonesia Open 2025, Herry IP sudah tak lagi menangani tim Indonesia. Tapi peluang dirinya ngopi pada partai puncak turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut bukan sesuatu yang tak mungkin.
Apalagi, Herry IP yang baru bergabung dengan Malaysia per 2025, sudah pernah menciptakan All Malaysian Final. Yakni dalam ajang Malaysia Masters 2025 pada 25 Mei lalu.
Saat itu dua anak asuh Herry IP, Man Wei Chong/Tee Kai Wun bentrok dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik di final Malaysia Masters 2025. Sang pelatih pun memilih duduk di tribune dan bersantai ria.
Lantas bagaimana peluang Herry IP untuk menciptakan All Malaysian Final di Indonesia Open 2025? Di atas kertas kemungkinan itu tetap ada.
Sebab dari tujuh pasangan Malaysia yang tampil di Indonesia Open 2025, mereka tersebar di dua bagan berbeda. Lima di antaranya pada bagan atas, sementara dua sisanya di bagan bawah.
Lima pasangan yang ada di bagan atas antara lain Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, Nur Mohd Ayub Azryn/Tan Wee Kiong, Man Wei Chong/Tee Kai Wun, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dan Junaidi Arif/Roy King Yap. Sementara di bagan bawah ada Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dan Choong Hon Jian/Muhammad Haikal.
Hanya saja, tak semua pasangan Malaysia yang bertanding di Indonesia Open 2025 merupakan anak didik Herry IP. Anak didik pelatih yang dijuluki Naga Api itu hanya empat pasang, yakni Man Wei Chong/Tee Kai Wun, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Junaidi Arif/Roy King Yap, dan Choong Hon Jian/Muhammad Haikal.
Artinya, satu-satunya skenario agar anak didik Herry IP menciptakan All Malaysian Final adalah ada satu dari tiga pasangan di bagan atas bisa melaju ke final, serta Choong Hon Jian/Muhammad Haikal yang jadi satu-satunya asuhan sang pelatih di bagan bawah, juga maju ke partai puncak.
Kans Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Man Wei Chong/Tee Kai Wun, dan Junaidi Arif/Roy King Yap maju ke final dari bagan atas cukup terbuka. Terlebih dua pasangan terakhir akan saling berhadapan di babak kedua sehingga satu tiket perempat final di tangan.
Jika Aaron/Soh mulus juga ke perempat final, maka satu tiket semifinal juga sudah diamankan oleh anak didik Herry IP. Mereka tinggal menyelesaikan duel semifinal, yang juga berpeluang bentrok dengan wakil Malaysia lain, mengingat Goh/Nur berstatus sebagai unggulan pertama.
Adapun di bagan bawah, Choong Hon Jian/Muhammad Haikal punya jalur lebih berliku untuk ke final. Duet yang belum punya ranking BWF itu sudah bertemu duet andalan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di babak pertama.
Andai Choong Hon Jian/Muhammad Haikal berhasil melewati babak pertama, mereka juga bisa bertemu dengan lawan lebih sulit. Yakni Kim Astrup/Anders Skaaruo Rasmussen, pasangan nomor dua dunia di babak berikutnya.
Artinya, sulit rasanya untuk Herry IP bisa ngopi di Istora saat final Indonesia Open 2025 karena drawingnya tak bersahabat untuk ganda putra Malaysia. Namun hal itu bukan tak mungkin terjadi jika anak asuhnya membuat kejutan besar.
Tapi satu yang pasti, Herry IP menegaskan bahwa dia akan memberikan yang terbaik dalam pendampingan kepada anak asuhnya di Indonesia Open 2025.
“Ini adalah pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir saya berada di Istora tetapi tidak bersama tim Indonesia. Rasanya memang aneh,” kata Herry IP, dipetik dari TheStar.
“Tapi ini adalah pekerjaan profesional, dan kesetiaan saya sekarang adalah dengan Malaysia sebagai pelatih dan saya punya tugas untuk membimbing para pemain saya di Indonesia Open," tambahnya.
Tag: #mengintip #peluang #terciptanya #malaysian #final #indonesia #open #2025 #mungkinkah #herry #ngopi #istora