Hikmah dari Peristiwa Isra’ Mi'raj Bagi Umat Muslim, Perjalanan Nabi Muhammad dari Makkah Menuju Palestina
Hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa Isra’ Mi'raj bagi umat Islam salah satunya memperbaiki Shalat (Dokumen/ JawaPos)
09:18
3 Februari 2024

Hikmah dari Peristiwa Isra’ Mi'raj Bagi Umat Muslim, Perjalanan Nabi Muhammad dari Makkah Menuju Palestina

 

Isra’ Mi’raj menjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam. Peristiwa yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab Hijriah ini sering dikisahkan sebagai hadiah Allah untuk rasulnya, Nabi Muhammad yang sedang dilanda kesedihan sebab ditinggal istri dan pamannya.

Saat itu Nabi Muhammad mendapat mukjizat berupa perjalanan ke langit ketujuh dalam satu malam, peristiwa tersebutlah yang disebut dengan Isra’Mi’raj

Isra Mi’raj secara sederhana dibagi ke dalam dua peristiwa, yakni Isra dan Mi'raj. Isra dimaknai dengan perjalanan malam hari yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dari Ka'bah (Makkah) menuju Baitul Maqdis (Yerusalem/Palestina).

Sementara, Mi’raj dimaknai dengan naiknya Nabi Muhammad ke langit ketujuh. Saat itu Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis melewati langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini juga yang memunculkan perintah sholat wajib 5 waktu bagi umat Islam.

Melansir dari NU Online, Sabtu (3/2), Sebuah kitab Dardir Qishatul Mi'raj atau Bainama cukup detail menjelaskan bagaimana perjalanan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra’ Mi'raj tersebut.

Terdapat sejumlah hadits yang mengisahkan langkah demi langkah Rasulullah dalam melewati berbagai dimensi, mulai dari persiapan, pemberangkatan hingga kembali lagi ke bumi. 

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mendapati teror secara fisik dari orang-orang Quraisy dan tidak mendapat perlindungan dari orang Madinah.

Peristiwa Isra’Mi’raj ini biasanya dirayakan oleh umat muslim dengan cara memperkuat ketaatan terhadap perintah Allah. Adapun hikmah yang dapat diambil dari peristiwa agung ini di antaranya.

Membersihkan Hati

Dikisahkan, saat beristirahat dalam perjalanan Isra’ Mi'raj, Nabi Muhammad Bersama Sayyidina Hamzah dan Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib, didatangi oleh beberapa malaikat. Malaikat itu membelah dada Nabi Muhammad, kemudian hatinya dibersihkan dan diisi dengan sabar, alim, yaqin, dan Islam.

Dari peristiwa tersebut, kita dapat mengambil hikmah bahwasannya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menuju jalan yang benar, diperlukan hati yang bersih dari berbagai penyakit dan maksiat.

Adapun cara untuk membersihkan hati salah satunya adalah dengan bertasawuf atau menyucikan jiwa dan menjernihkan akhlak, sebab disiplin ilmu ini lebih banyak mengarahkan perhatiannya pada pembersihan hati.

Napak Tilas dan Sowan Sesepuh

Dalam perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al Aqsha di Palestina, Nabi Muhammad melaksanakan shalat sunnah di beberapa tempat, yakni pohon yang dulu pernah dipakai berteduh oleh Nabi Musa saat dikejar-kejar Fir'aun, dan di Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa.

Ketika sampai di Masjid Al Aqsha, Nabi Muhammad juga berjumpa dengan para nabi dan rasul dan melaksanakan shalat berjamaah, dengan Nabi Muhammad sebagai imamnya.

Ketika menempuh perjalanan Mi'raj, Nabi Muhammad melewati 7 lapis langit dan berjumpa dengan beberapa nabi, di antaranya Nabi Adam, Nabi Yahya, Nabi Isa, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim.

Dari peristiwa besar tersebut, ada hikmah yang bisa kita ambil yaitu pentingnya untuk napak tilas jejak para pendahulu dan leluhur serta sowan kepada para sesepuh atau senior.

Punya pembimbing

Nabi Muhammad tidak sendirian saat melakukan perjalanan Isra’ Mi'raj, melainkan ditemani sekaligus dibimbing oleh Malaikat Jibril. Setiap ada pemandangan tak lazim, Malaikat Jibril selalu menjelaskan gambarannya.

Misalnya, dalam perjalanan Nabi Muhammad menyaksikan sekelompok orang yang menanam kemudian langsung panen, setelah dipanen langsung berbuah lagi, dan terus menerus seperti itu.

Malaikat Jibril pun menjelaskan bahwa mereka adalah umat Nabi Muhammad yang berjuang di jalan Allah serta orang-orang yang berinfaq dengan harta, pikiran, dan atau tenaganya.

Selain itu, Rasulullah juga melihat adanya sekelompok orang yang memakan daging mentah serta busuk, padahal di samping mereka terdapat daging yang telah dimasak. Malaikat Jibril kemudian menjelaskan bahwa mereka adalah gambaran umat Nabi yang berselingkuh dan berzina, padahal di samping mereka ada istri salehah atau suami saleh.

Hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa ini adalah pentingnya mempunyai seorang guru mursyid atau guru spiritual yang bisa membimbing dan menunjukkan jalan menuju Allah.

Memiliki pembimbing tidak hanya pada urusan agama, namun juga untuk urusan dunia, misalnya untuk urusan usaha atau bisnis. Mereka yang memiliki guru akan dibimbing dalam meniti jalan bisnis agar bisa cepat sampai pada puncak kesuksesan.

Bahan Intropeksi

Seperti yang disinggung sebelumnya, Saat perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad menyaksikan beberapa pemandangan yang mengerikan.

Pemandangan tersebut merupakan gambaran siksaan yang diterima umat Nabi yang membangkang atas perintah Allah dan berperilaku buruk ketika hidup di dunia.

Ada pemandangan sekelompok orang yang terus menumpukkan kayu bakar, padahal pundaknya tidak mampu mengangkut kayu itu. Diketahui, mereka adalah orang-orang yang tidak mampu menanggung amanat.

Ada pula orang-orang yang berenang di sungai darah, mereka adalah pemakan riba. Selain itu, Ada juga orang-orang yang lidahnya digunting, mereka adalah ahli nasehat kepada orang lain namun dirinya sendiri malah tidak menjalankan nasehat itu.

Pemandangan lain adalah sekelompok orang yang mencakar dada dan wajahnya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang suka mengumpat dan menyebarkan aib orang lain.

Dari peristiwa ini, hikmah yang dapat diambil adalah selalu berintrospeksi diri agar selalu mengingat larangan Allah dan menjalankan perintahnya. Kita juga tidak boleh merasa lebih baik dari orang lain.

Mengutamakan Shalat

Dari perjalanan Isra’ Mi’raj ini Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Padahal mulanya, Allah mewajibkan umat Islam melaksanakan sholat 50 waktu dalam sehari semalam.

Dikisahkan pada saat itu, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa saat turun dari Sidratul Muntaha. Nabi Musa menyarankan agar Nabi Muhammad memohon rukhsah atau dispensasi kepada Allah dan akhirnya dari 50 waktu itu, hanya 5 waktu saja yang diwajibkan dalam sehari semalam.

Peristiwa Isra Mi'raj ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk mengutamakan shalat. Shalat merupakan perintah istimewa dari Allah. Shalat menjadi media komunikasi Allah dengan hamba-hamba-Nya.

Perintah ibadah selain shalat diturunkan kepada Nabi Muhammad di bumi melalui Malaikat Jibril, sedangkan untuk perintah shalat ini, secara khusus Nabi Muhammad diangkat ke langit dan bertemu langsung dengan Allah.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #hikmah #dari #peristiwa #isra #miraj #bagi #umat #muslim #perjalanan #nabi #muhammad #dari #makkah #menuju #palestina

KOMENTAR