Pekerja Migran yang Ditembak di Malaysia Tak Kantongi Identitas Resmi
Konferensi pers Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) di Jakarta, Minggu (26/1/2025)(KOMPAS.COM/ KIKI SAFITRI)
13:46
26 Januari 2025

Pekerja Migran yang Ditembak di Malaysia Tak Kantongi Identitas Resmi

– Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, mengungkapkan bahwa para pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) tidak membawa identitas resmi.

Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyulitkan proses identifikasi korban penembakan.

"Karena mereka tidak membawa identitas, prosesnya membutuhkan waktu," kata Christina di Jakarta, Minggu (26/1/2025).

Meskipun demikian, Christina memastikan, pihaknya terus menelusuri identitas korban dengan bantuan kepolisian.

“Kami masih menelusuri identitas para korban dengan bantuan atase polisi," ujar Christina.

"Hingga kini kami sedang mencari tahu asal daerah mereka, siapa keluarganya, dan status pekerjaan mereka," tambah Christina.

Christina menjelaskan, para korban yang terluka saat ini dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia.

Tiga korban dirawat di rumah sakit berbeda di wilayah tersebut, sementara satu korban lainnya dirawat di rumah sakit yang berada dekat dengan lokasi kejadian di Tanjung Rhu.

“Kami sedang mengumpulkan informasi lebih lengkap terkait lokasi perawatan para korban. Ini penting agar kami bisa memantau kondisi mereka dengan lebih baik,” ucap Christina.

Berdasarkan informasi awal, diduga para pekerja migran yang menjadi korban penembakan berstatus tidak prosedural.

Mereka ditemukan di perairan Tanjung Rhu, Selangor, yang merupakan jalur yang sering digunakan oleh pekerja migran yang berangkat atau kembali ke Indonesia.

“Lokusnya adalah di perairan Tanjung Rhu, Selangor. Dugaan sementara, mereka mungkin tengah meninggalkan Malaysia atau sedang menuju ke sana," jelas Christina.

Kini, Kementerian P2MI mendorong pemerintah Malaysia untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap insiden ini.

Christina juga mengkritik tindakan penembakan yang dilakukan terhadap pekerja migran, karena dianggap sebagai penggunaan kekuatan berlebihan yang tidak dapat dibenarkan.

“Kalau bicara pekerja migran, seharusnya mereka bisa hanya ditangkap, tidak perlu sampai ditembak apalagi sampai meninggal," tegasnya.

Editor: Kiki Safitri

Tag:  #pekerja #migran #yang #ditembak #malaysia #kantongi #identitas #resmi

KOMENTAR