Penuhi Target Penerima Beasiswa Naik Lima Kali Lipat, Dana Abadi LPDP Tetap Butuh Top-up APBN
Beasiswa LPDP 2024 dibuka. (dok. LPDP)
12:56
20 Januari 2024

Penuhi Target Penerima Beasiswa Naik Lima Kali Lipat, Dana Abadi LPDP Tetap Butuh Top-up APBN

– Pemerintah berencana menghentikan alokasi dana abadi pendidikan. Alasannya, dana yang terkumpul dan dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sudah sangat besar. Namun, sejumlah pihak menilai bahwa rencana pemerintah itu tidak tepat.

Jejen Musfah, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk yang meminta pemerintah tidak menghentikan top-up atau kucuran dana abadi pendidikan. ”Seharusnya memang terus ditambah,” katanya kepada Jawa Pos kemarin (19/1).

Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah mengucurkan Rp 20 triliunan setiap tahun untuk menambah uang pokok dana abadi pendidikan. Hingga saat ini, uang pokok dana abadi pendidikan terkumpul sekitar Rp 145 triliun.

Jejen menuturkan, polemik rencana pemerintah menghentikan suntikan dana abadi pendidikan jangan sampai berlarut. Dia menegaskan, yang terpenting saat ini, adanya kepastian kucuran beasiswa. Khususnya kepada para penerima beasiswa LPDP yang sedang menjalankan studi.

Mengenai usulan Presiden Joko Widodo yang meminta jumlah penerima beasiswa LPDP ditingkatkan lima kali lipat, Jejen menyatakan bahwa perlu ada terobosan seleksi penerima beasiswa. Selama ini beasiswa LPDP hanya diberikan kepada mahasiswa yang unggul secara akademik atau pintar. ”Sasaran beasiswa LPDP harus terus ditambah dengan menyasar mahasiswa dari keluarga miskin. Meski, nilai akademiknya biasa saja,” ujarnya.

Dengan cara demikian, mereka bisa mengubah nasib keluarga. Menurut Jejen, anak-anak dari keluarga miskin dan kemampuan akademik pas-pasan jangan sampai terjebak pada lingkaran setan. Mereka harus diangkat dengan diberi kesempatan memperoleh beasiswa. ”Selama ini beasiswa identik dengan kemampuan akademik saja,” tegasnya.

Akibatnya, peluang studi lebih lanjut bagi mahasiswa dengan kecerdasan biasa dan umumnya berasal dari keluarga tidak mampu tertutup. Padahal, kelompok pelajar seperti itu tetap membutuhkan akses pendidikan. Tentunya dengan menyesuaikan bakat dan minat masing-masing.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara juga menilai tidak perlu menyetop penambahan dana abadi LPDP. Meski bunga hasil investasi LPDP cukup besar, justru yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan alokasi 20 persen anggaran pendidikan adalah menyisir kembali belanja rapat dan perjalanan dinas yang bisa dipangkas. ”Apalagi, banyak rapat yang tidak berkorelasi dengan output peningkatan kualitas pendidikan,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin.

Menurut Bhima, suntikan dana LPDP dirasa masih perlu. Juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang jumlah penerima LPDP yang harus naik lima kali lipat.

Di sisi lain, anggaran bisa dialokasikan untuk mendukung riset yang dilakukan lembaga penelitian di perguruan tinggi. Kebutuhan mendorong lulusan doktoral dan master masih besar di Indonesia. Dengan begitu, LPDP bisa membantu mencapai Indonesia Emas 2045.

”Anggaran riset di Indonesia memang masih rendah, hanya 0,3 persen dari PDB (produk domestik bruto). Sementara, idealnya di atas 1 persen PDB. Jadi, masih kecil sekali. Itu juga belum terbagi lagi dalam belanja yang sifatnya sains dan ilmu sosial,” ungkapnya.

Sebagai penerima beasiswa LPDP, Bhima menyampaikan bahwa program pendidikan tersebut sangat berdampak besar terhadap kariernya. Di antaranya, pendalaman keilmuan dan networking saat dia menempuh gelar master di University of Bradford, Inggris, dengan tambahan program di Toulouse Business School, Prancis.

Lulusan LPDP itu juga membentuk simpul-simpul kolaborasi riset yang produktif. ”Di tempat saya bekerja, misalnya, sebagian peneliti Celios adalah lulusan beasiswa LPDP,” ungkapnya.

Terpisah, Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam menjelaskan bahwa pembiayaan LPDP menjadi polemik karena ada kesalahpahaman. ”(Karena) media salah kutip saja. Beasiswa LPDP tetap dilanjutkan, bahkan diperbesar,” katanya.

Nizam mengakui, pemerintah berencana tidak menambah uang pokok dana abadi pendidikan. Namun, beasiswa LPDP tak lantas dihentikan. Sebab, selama ini uang untuk beasiswa LPDP diambil dari hasil pengelolaan dana abadi pendidikan. Tidak diambil dari nilai pokok dana abadi pendidikan. Bahkan, ada sebagian hasil pengelolaan dana LPDP yang dimasukkan lagi ke nilai pokoknya.

Guru besar UGM Jogjakarta itu meminta para penerima beasiswa LPDP yang saat ini menjalankan studi tetap fokus belajar. ”Segera menyelesaikan studinya. Beasiswa tidak akan dihentikan,” tuturnya.

Kelak jika sudah selesai studi, lanjut Nizam, para penerima beasiswa LPDP segera mengabdi untuk bangsa dan negara. Nizam juga berpesan kepada masyarakat umum untuk memanfaatkan peluang beasiswa LPDP. Caranya, mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar bisa menembus beasiswa untuk kuliah di dalam maupun luar negeri. (wan/han/c14/ttg)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #penuhi #target #penerima #beasiswa #naik #lima #kali #lipat #dana #abadi #lpdp #tetap #butuh #apbn

KOMENTAR