Topang Manufaktur Indonesia, Sektor IKFT Berhasil Tumbuh Positif pada Triwulan III-2024
Ilustrasi industri tekstil 
09:12
12 Desember 2024

Topang Manufaktur Indonesia, Sektor IKFT Berhasil Tumbuh Positif pada Triwulan III-2024

- Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) mencatatkan pertumbuhan yang positif, yakni sebesar 4,2 persen secara kumulatif sampai dengan triwulan III tahun 2024. 

Pertumbuhan ini menunjukkan tren peningkatan dari sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,45 persen di sepanjang tahun 2023. Kinerja positif ini juga menunjukkan sektor IKFT memiliki peran yang signifikan terhadap industri manufaktur maupun ekonomi nasional.

“Sektor IKFT juga masih memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja industri pengolahan nonmigas dan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan nilai masing-masing sebesar 22,46 persen dan 3,87 persen pada triwulan III-2024,” ungkap Plt. Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Performa positif sektor IKFT didukung oleh sejumlah subsektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) secara year-on-year (YoY), industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,15 persen pada triwulan III-2024. 

Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, yakni 5,90 persen di triwulan I-2024 dan 1,93 persen di triwulan II-2024. Angka tersebut, juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (triwulan III-2023), yang saat itu mengalami kontraksi 2,96 persen.

Subsektor lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan positif, yakni industri tekstil dan pakaian jadi yang tumbuh sebesar 7,43 persen pada triwulan III-2024 (YoY). Meningkat dibandingkan periode triwulan I-2024 (2,64 persen), triwulan II-2024 (-0,03 persen), dan triwulan III-2023 (-2,96 persen).

Selanjutnya, industri karet, barang dari karet dan plastik, juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,46 persen pada triwulan III-2024. Pertumbuhan ini melampaui capaian pada triwulan I-2024 (-5,24 persen), triwulan II-2024 (2,13 persen), dan triwulan III-2023 (-4,34 persen). Sementara itu, industri kimia, farmasi dan obat tradisional turut mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,08 persen pada triwulan III-2024.

“Namun demikian, walaupun secara makro kinerja sektor IKFT menunjukkan hasil positif, tetapi masih terdapat beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian, seperti kondisi ekonomi dan politik global yang tidak stabil, tingginya gempuran impor produk jadi, sampai regulasi yang belum sepenuhnya mendukung sektor industri dalam negeri,” tutur Reni.

Pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi sektor IKFT untuk terus jadi penopang ekonomi nasional di tengah ketidakpastian situasi global. 

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen dan konsisten untuk terus meningkatkan kinerja sektor IKFT. Langkah-langkah strategis yang harus didukung meliputi, pengendalian terhadap impor produk jadi; peningkatan ekspor; menjaga ketersediaan bahan baku dan energi industri dalam negeri; serta meningkatkan utilisasi industri dalam negeri. 

Selain itu, diperlukan pula kebijakan yang pro industri untuk mendukung tercapainya target dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahap I tahun 2025-2029. Salah satu langkah yang diusulkan misalnya, terkait perluasan implementasi harga gas bumi tertentu (HGBT) yang berperan penting untuk penguatan industri dalam negeri. 

“Saat ini terdapat tujuh sektor penerima program HGBT (industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet) yang telah memanfaatkan HGBT. Kami tetap mengusulkan agar manfaat HGBT dapat dirasakan oleh seluruh industri pengguna gas bumi, tidak hanya tujuh sektor industri saja seperti yang berlaku sekarang. Ini dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industry,” ujar Reni.

Adapun program unggulan dalam pengembangan sektor IKFT, antara lain program restrukturisasi mesin dan peralatan; fasilitasi pembangunan industri petrokimia; gasifikasi Batubara; program hilirisasi industri; implementasi sustainability; dekarbonisasi; circular economy; fasilitasi implementasi industri 4.0; dan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri. 

Editor: Content Writer

Tag:  #topang #manufaktur #indonesia #sektor #ikft #berhasil #tumbuh #positif #pada #triwulan #2024

KOMENTAR