Menteri Agama Nasaruddin Sedih, Gaji Guru Ngaji Jauh dari Kata Layak, Hanya Terima 100 Ribu per Bulan
Menteri Agama Nasaruddin Umar (dua dari kanan) di Pusat Literasi Keagamaan Islam Unit Percetakan Al-quran (4/12). (Hilmi Setiawan/Jawa Pos)
15:08
4 Desember 2024

Menteri Agama Nasaruddin Sedih, Gaji Guru Ngaji Jauh dari Kata Layak, Hanya Terima 100 Ribu per Bulan

- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meresmikan gedung Pusat Layanan Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Quran (UPQ) di Ciawi, Bogor pada Rabu (4/12). Nasaruddin menyinggung banyak aspek dalam momen tersebut. Di antaranya terkait dengan gaji guru mengaji yang jauh dari layak.

Nasaruddin mengaku prihatin. Dari temuannya berdasar survei yang dilakukan PTIQ beberapa waktu lalu bahwa ada 928 ribu guru ngaji di Indonesia. "(Sekitar) 40 persennya digaji Rp 100 ribu per bulan. Inilah nasib guru ngaji kita," katanya.

Nasaruddin menegaskan, gaji Rp 100 ribu per bulan itu tentu jauh dari kelayakan. Bahkan untuk bisa digunakan biaya hidup selama satu bulan, cukup sulit. Dia menyambut baik adanya pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan guru ngaji di Indonesia.

Selain itu, data lain yang lebih mengenaskan lagi bahwa angka buta Alquran di Indonesia yang masih tinggi. Dari 3.000 lebih responden yang disurvei, sekitar 72 persen di antaranya masih buta Alquran alias belum bisa membaca Alquran. "Artinya hanya beberapa saja yang bisa ngaji (Alquran)," tambahnya.

Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta itu, besarnya angka buta aksara Alquran disebabkan banyak faktor. Ada faktor jumlah guru ngaji atau baca Alquran yang sedikit. Dengan populasi usia anak-anak yang besar, proporsi satu guru ngaji di Indonesia harus mengajar seribu anak lebih.

Faktor lainnya adalah kebutuhan mushaf Alquran yang masih tinggi. Nasaruddin mengatakan kebutuhan Alquran di Indonesia mencapai enam juta eksemplar. Sementara selama ini Kemenag lewat UPQ hanya mampu mencetak 200 ribuan eksemplar setiap tahun. Kemudian setelah direvitalisasi, saat ini UPQ bisa mencetak sekitar 1,7 juta eksemplar mushaf Alquran setiap tahunnya.

"Ini saja masih kurang," katanya. Sehingga percetakan Alquran juga banyak dilakukan oleh percetakan swasta atau komersil. Dia berpesan kepada seluruh percetakan Alquran untuk benar-benar memuliakan Alquran. Pengalamannya ada percetakan Alquran yang sembarangan memposisikan Alquran. "Mencetak Alquran berbeda dengan mencetak koran," tegasnya. 

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #menteri #agama #nasaruddin #sedih #gaji #guru #ngaji #jauh #dari #kata #layak #hanya #terima #ribu #bulan

KOMENTAR