Asal Usul Hari Pendidikan Nasional yang Dikenang Seluruh Masyarakat Nusantara dari Sabang hingga Merauke
Mengenang Sejarah Perjuangan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara. (Instagram)
17:24
2 Mei 2024

Asal Usul Hari Pendidikan Nasional yang Dikenang Seluruh Masyarakat Nusantara dari Sabang hingga Merauke

- Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan Hari Nasional yang bukan termasuk hari libur Nasional dan jatuh pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Pada tahun 2024 sekarang ini, Hardiknas jatuh pada hari Kamis.

Meskipun bukan termasuk hari libur Nasional, Hari Pendidikan Nasional ini (Hardiknas) tetap dirayakan secara luas dalam bentuk upacara bendera oleh para pelajar di berbagai intensitas pendidikan seperti Paud, TK, SD, SMP, SMA, hingga Mahasiswa Perguruan Tinggi.

Hari Pendidikan Nasional memiliki landasan kuat dalam perjuangan panjang untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Nusantara.

Momentum ini tidak hanya menjadi penghormatan kepada Bapak Pendidikan Nasional sebagai pelopor pendidikan di Nusantara, namun mencerminkan komitmen kita sebagai penerus Bangsa untuk melanjutkan pengembangan sistem pendidikan merata dan bermutu tinggi.

Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Hari Pendidikan Nasional merupakan hari yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk memperingati perjuangan salah satu pahlawan Nasional yaitu Ki Hadjar Dewantara.

Hari Nasional ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959.

Dikutip dari laman resmi kemdikbud.go.id, Ki Hadjar Dewantara merupakan pahlawan Nasional yang harus kita hormati sebagai Bapak Pendidikan Nasional di Nusantara.

Ki Hadjar Dewantara lahir dari kota Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, beliau berasal dari keluarga mampu selama era kolonialisme Belanda.

Nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat kemudian diganti menjadi Ki Hadjar Dewantara saat beliau berusia 40 tahun menurut hitungan saat tahun caka.

Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan yang gigih dan pemberani karena beliau mampu menentang kebijakan pendidikan pemerintahan Hindia Belanda pada era kolonial.

Kebijakan tersebut hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya untuk bisa mengenyam bangku pendidikan.

Kritik beliau terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda menyebabkan Bapak Pendidikan Nasional tersebut harus diasingkan menuju Negeri Kincir Angin (Belanda), dalam pengasingan di Negara Belanda beliau juga aktif dalam organisasi para pelajar berasal dari Nusantara.

Pada tahun 1913 Ki Hadjar Dewantara juga mendirikan sebuah bangunan kantor berita Indonesia (Indonesisch Persbureau), dengan tujuan memberikan suatu gambaran dan penjelasan kepada masyarakat Negeri Kincir Angin mengenai apa yang sebenarnya terjadi di wilayah koloni Hindia Belanda kala itu.

Setelah menghabiskan waktu dalam pengasingan, kemudian beliau pun langsung mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang berada di DIY Yogyakarta bernama "Taman Siswa" pada 3 Juli 1922.

Berkat kesuksesan beliau dalam meningkatkan pendidikan di Nusantara, Ki Hadjar Dewantara diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama di Nusantara.

Beliau pun berhasil menjunjung tinggi filosofi pendidikan di Nusantara, sehingga beliau memiliki semboyan berbunyi : Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dengan memiliki makna  "Di Depan : seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik, Di Tengah : seorang murid dan guru harus menciptakan rasa inisiatif serta rasa semangat, Di Belakang : seorang guru harus bisa memberi dorongan dan arahan".

Filosofi tersebut kemudian digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia hingga sampai sekarang.

Pada tanggal 26 April 1956, Bapak Pendidikan Nasional telah wafat di kota DI Yogyakarta, saat itu jenazah beliau disimpan dahulu di Pendapa Agung Taman Siswa untuk kemudian dimakamkan di Taman Wijaya Brata pada 29 April 1959.

Acara pelaksanaan upacara pemakaman Bapak Pendidikan Nasional dipimpin oleh Soeharto yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Dengan gugurnya Pahlawan Nasional, Ki Hadjar Dewantara meninggalkan rasa kesedihan bagi seluruh rakyat Nusantara, karena mengenang perjuangan keras beliau untuk menjunjung tinggi kualitas pendidikan yang berada di Tanah Air. 

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #asal #usul #hari #pendidikan #nasional #yang #dikenang #seluruh #masyarakat #nusantara #dari #sabang #hingga #merauke

KOMENTAR