Insgluni, Terobosan Mahasiswa ITS: Deteksi Gula Darah Tanpa Rasa Sakit
Yeti Mirasani (dua dari kiri) sebagai ketua tim, Rafly Zakarulloh (ketiga dari kiri) sebagai inoventor proyek bersama tim saat menerima penghargaan medali emas yang diserahkan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud-Ristek, Ir Suharti MA Phd (paling kanan) di ajang PIMNAS 37 Unair 
18:33
21 Oktober 2024

Insgluni, Terobosan Mahasiswa ITS: Deteksi Gula Darah Tanpa Rasa Sakit

- Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menciptakan alat deteksi gula darah non-invasif yang tidak memerlukan pengambilan darah, menawarkan solusi inovatif bagi jutaan penderita diabetes yang perlu memantau kadar gula darah secara rutin. 

Alat yang dinamakan Insgluni (Instrument Glucose Non-Invasif) ini menggunakan teknologi sensor optik yang memungkinkan pemantauan kadar gula darah tanpa rasa sakit, sehingga memberikan kenyamanan maksimal bagi pengguna. Teknologi ini diharapkan menjadi terobosan dalam dunia kesehatan, terutama bagi penderita diabetes yang membutuhkan cara pemantauan yang lebih praktis.

Pengembangan Insgluni lahir dari keprihatinan terhadap metode konvensional pengukuran gula darah yang invasif. Selain menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, metode tersebut juga menghasilkan limbah medis seperti jarum suntik dan strip uji. Insgluni menawarkan alternatif yang lebih nyaman dan ramah lingkungan, tanpa risiko infeksi atau limbah medis yang dihasilkan.

Dukungan dari Kemendikbudristekdikti dan Prestasi Nasional

Proyek inovatif ini berhasil mendapatkan pendanaan setelah lolos dari seleksi ketat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karya Inovatif (KI) yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristekdikti. Dari 43.000 proposal yang diajukan oleh tim-tim dari seluruh Indonesia, tim Insgluni menjadi salah satu dari 3.520 tim yang berhasil mendapatkan pendanaan. Proyek ini berjudul "Detektor Glukosa dalam Darah dengan Metode Non-Invasive Menggunakan Optical Sensor dan Interface Android untuk Deteksi Dini Penyakit Diabetes".

PKM KI ini memiliki target pengguna yang spesifik, termasuk rumah sakit, klinik, puskesmas, layanan kesehatan lain, individu penderita diabetes, dokter yang membuka praktik, serta masyarakat yang peduli kesehatan. Insgluni bukan merupakan sekadar prototipe, tetapi produk fungsional skala penuh yang siap dioperasionalkan oleh target pengguna. Ini dibuktikan dengan hasil uji coba yang baik, dan alat ini siap untuk diproduksi secara massal.

Prestasi tim semakin cemerlang setelah mereka lolos sebagai salah satu dari 525 tim yang terpilih untuk berkompetisi di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Universitas Airlangga, Surabaya. Dalam ajang tersebut, tim ITS berhasil meraih medali emas dalam kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif, mengalahkan tim-tim dari universitas lain di seluruh Indonesia.

Tim Insgluni dan Langkah Menuju Komersialisasi


Tim pengembang Insgluni dipimpin oleh Yeti Mirasani sebagai ketua tim, dengan inisiator proyek Rafly Zaka Rulloh. Anggota tim lainnya adalah Yus Putri Arum Segar, Muhammad Zidane Abri Fadhillah Husain, dan Rahadiyan Rachmadi. Dosen pembimbing yang mendukung proyek ini adalah Ir. Sefi Novendra Patrialova, S.Si., M.T.. Rafly menjelaskan bahwa alat ini dikembangkan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah penderita diabetes yang perlu memantau kadar gula darah mereka secara rutin, namun sering terkendala oleh metode invasif yang menimbulkan rasa takut akan jarum dan menghasilkan sampah medis.

“Banyak penderita diabetes perlu cek gula darah secara rutin, namun mereka harus mengambil darah setiap kali cek, yang menimbulkan ketidaknyamanan. Dengan alat invasif yang ada di pasaran, muncul pula risiko infeksi dan limbah medis yang dihasilkan. Maka, kami menciptakan teknologi ini,” ujar Rafly.

Selama sesi Temu Mitra pada kegiatan PKM KI, tim Insgluni bertemu dengan calon investor dari kalangan peneliti dan pemerintah, yang memberikan tanggapan positif terhadap alat ini. “Kami mendapat banyak masukan, terutama terkait ukuran alat, dan beberapa dokter di Surabaya bahkan sudah menyatakan minat untuk memesan alat kami. Namun, kami masih harus menyelesaikan tahapan penting, termasuk perizinan dari Kementerian Kesehatan dan BPOM, sebelum alat ini benar-benar siap diproduksi massal dan dikomersialisasikan,” jelas Rafly.

Dengan teknologi inovatif ini, Insgluni diharapkan dapat menjadi solusi yang praktis dan efektif bagi penderita diabetes dalam memantau gula darah secara rutin tanpa harus merasakan sakit atau ketidaknyamanan dari metode invasif.

Editor: Sanusi

Tag:  #insgluni #terobosan #mahasiswa #deteksi #gula #darah #tanpa #rasa #sakit

KOMENTAR