Mengintip Sikap Megawati Jelang Pelantikan Prabowo: Utus Pramono ke Kertanegara, Datang ke Kampus UI
Presiden kelima sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri sidang terbuka promosi doktor kajian strategik dan global untuk Hasto Kristiyanto di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Jumat (18/10/2024). 
15:47
18 Oktober 2024

Mengintip Sikap Megawati Jelang Pelantikan Prabowo: Utus Pramono ke Kertanegara, Datang ke Kampus UI

- Kepastian mengenai apakah PDI Perjuangan (PDIP) akan bergabung dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran hingga saat ini masih menjadi tanda tanya. Tidak ada sinyal yang menunjukkan partai banteng moncong putih tersebut bakal bergabung.

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri pun belum menunjukkan sikap yang tegas menyatakan diri berkoalisi dengan partai pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun, Megawati sempat mengutus Eks Sekretaris Kabinet(Seskab) yang juga Politikus PDIP, Pramono Anung ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa(15/10/2024) lalu.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Guntur Romli mengatakan, Pramono Anung mendatangi kediaman Presiden terpilih, Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta, bukan untuk menjadi calon menteri. Menurut Guntur, Pramono datang untuk membawa pesan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Bukan calon menteri, tetapi bawa pesan dari Ibu Megawati," kata Guntur.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah juga mendatangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis(17/10/2024) kemarin. Ia membawa pesan untuk Megawati seusai bertemu dengan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Akan tetapi pesan apa yang hendak disampaikan Basarah enggan menjelaskan hal tersebut secara gamblang. 

Sedianya memang Megawati dan Prabowo dijadwalkan bertemu pada Kamis(17/10/2024) atau tepat di hari ulang tahun Prabowo ke-73. Ketua DPP PDIP Puan Maharani masih menjawab Insya Allah mengenai rencana tersebut.

Puan enggan berkomentar lebih lanjut soal pertemuan kedua tokoh itu. Ketua DPR RI itu justru mengucapkan selamat ulang tahun untuk Prabowo Subianto.

"Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan selamat ulang kepada pak Prabowo. Semoga selalu sehat, panjang umur, bisa memimpin Indonesia menjadi Indonesia yang lebih baik," pungkas Puan.


Prabowo memang sempat meninggalkan lokasi pembekalan calon menteri dan wakil menteri di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Isu berhembus Prabowo bakal menemui Megawati. 

Tetapi kata Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Prabowo keluar dari Hambalang untuk menuju Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI. Dia sedang ada jadwal menerima tamu dari luar negeri. "Pak Prabowo ada terima tamu di Kemhan. Ada tamu dari luar negeri yang memang sudah jadwal," kata Dasco.

Lagi pula, Wakil Ketua DPR RI itu mengatakan Prabowo sudah memberikan pembekalan kepada calon wamen. Dengan begitu, kehadirannya dirasa sudah cukup. "Ini kan karena memang acara wamen ini Pak Prabowo sudah ngasih pembekalan lagi sehingga dianggap cukup," pungkasnya.

Sementara itu pada Jumat(18/10/2024), Presiden kelima sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri acara sidang promosi gelar doktor Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Megawati tiba di Gedung Balai Sidang UI Depok sekira pukul 13.40 WIB. Dia mengenakan kebaya merah.

Megawati didampingi putranya sekaligus Ketua DPP PDIP Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital, Prananda Prabowo. Kedatangan Megawati disambut langsung oleh Hasto bersama sejumlah petinggi PDIP yang hadir.

Mantan Menteri Hukum dan HAM sekaligus Ketua DPP PDIP, Yasonna Laoly hingga Ahmad Basarah, hadir dalam acara itu. Acara ini juga dihadiri mantan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

Hadir juga mantan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia sekaligus eks Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis. Adapun, disertasi Hasto berjudul "Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan". 

Dalam disertasi tersebut, Hasto mengkonstruksikan Teori Pelembagaan Partai dalam kaitannya dengan Ketahanan Partai. Hasto menyelesaikan program doktor ini selama 3 tahun. Dia memulainya sejak Agustus 2021.

Hasto akan diuji empat profesor dari dalam dan luar negeri untuk mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka promosi doktor.  Ketua Sidang adalah Athor Subroto, Ph.D serta akan dihadiri Promotor Prof. Dr. Satya Arinanto S.H., M.H dan Ko Promotor 1 Prof Dr. A Hanief Saha Ghafur dan Ko Promotor 2 Dr. Margaretha Hanita S.H., M.Si

Dosen penguji juga ada kalangan internasional di antaranya Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, Prof. Dr. Drs. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, Prof. Dr. Dra. Sulistyowati Suwarno, M.A. dan Prof. Ludger Helms.

Ludger Helms adalah Profesor Ilmu Politik dan Ketua Politik Perbandingan di Universitas Innsbruck, Austria. Dia akan menguji Hasto secara online atau daring.

Terkait hal tersebut, Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago menilai PDIP tentu punya bargaining politic untuk masuk ke pemerintahan baru dan berada diluar kekuasaan. PDIP pernah teruji sebagai oposisi yang kritis di era pemerintahan SBY. Tak menutup kemungkinan hal itu terjadi lagi di era Prabowo, jika PDIP memilih sikap sebagai oposisi total.

Akan tetapi sikap seperti itu tentu tidak disukai juga oleh semua kader PDIP. Karena ada kader PDIP yang melihat peluang bergabung di pemerintahan Prabowo juga ada menilai sebagai keputusan terbaik. 

Arifki menambahkan posisi PDIP yang tidak memiliki masalah pribadi dengan Prabowo bisa jadi alasan masuk pemerintahan. Hal itu bisa menjadi alasan yang mendukung bahwa ada kemungkinan mempertemukan Mega-Prabowo di pemerintahan. 

Sama halnya, duet Mega-Prabowo di Pilpres 2009. Sejarah dua tokoh ini, bakal memperkuat alasan PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo. 

“Terkadang kita harus tahu bahwa Ibu Mega punya cara sendiri dalam menentukan sikap politiknya. Itu terlihat di Pilkada 2024. Pilihan politik Bu Mega tidak hanya mengejutkan secara politik, tetapi juga kader-kader PDIP sendiri,“ tandas Arifki.

Salah seorang sumber menyebut sebenarnya banyak Politikus PDIP yang hendak melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi. Entah dalam agenda apa pertemuan tersebut masih belum terkonfirmasi.

Namun patut diduga keinginan sejumlah Politikus PDIP bertemu dengan Presiden Jokowi pastinya terkait dengan upaya masuk ke dalam koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. "Ada beberapa politikus PDIP yang takut ketahuan ketemu Jokowi tapi sebenarnya pengen bertemu," ujar sumber tersebut. 

Ketakutan para politikus PDIP tersebut ujar sumber diduga penyebabnya karena merenggangnya hubungan Jokowi dengan PDIP dalam hal ini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. DI internal banyak kader yang menginginkan agar PDIP bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran, tapi ada juga yang menolak.

"Jadi nggak semuanya menolak bergabung ada juga yang ingin berkoalisi. Dan Mega tidak mudah mengambil keputusan," kata sumber itu.

Terpisah, Ganjar Pranowo memberikan isyarat bahwa PDIP tidak akan merapat ke pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang.Meski demikian, Ganjar mengatakan, langkah politik itu akan ditentukan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Jadi, sekarang ini, pihaknya masih menunggu keputusan Megawati, akan bergabung ke pemerintahan ke depan atau tidak. "Merapat atau tidak sudah menjadi keputusan rakernas dan diserahkan kepada Ketua Umum. Tinggal kita tunggu keputusan Ketua Umum," ujar Ganjar ditemui di Yogyakarta.

Ganjar bahkan menyinggung tidak ada kader PDIP juga yang dipanggil oleh Prabowo ke kediamannya di Kertanegara beberapa hari lalu.  Hal tersebut, kata Ganjar, menjadi indikasi atau isyarat bahwa PDIP kemungkinan tidak ada dalam pemerintahan ke depan.

"Tapi kalau Anda melihat dari indikasinya rasanya kemarin mulai dikumpulkan kandidat-kandidat menteri, Anda tinggal melihat. Rasanya tidak ada dari PDIP," Ujar Ganjar. 

"Anda bisa mengartikan sendiri ketika gabung pasti ada representasi (dari PDI Perjuangan)," kata Ganjar.

Namun, di sisi lain, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco mengatakan bahwa nama-nama calon menteri yang dipanggil ke Kertanegara itu masih dinamis.

Pasalnya, masih ada beberapa hari jelang pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029.

"Ya pada hari ini jadi pemanggilan atau mengundang wakil menteri dan kepala badan sudah kita selesaikan, mungkin masih ada satu-dua nanti yang dinamis sampai dengan tanggal 18 atau terakhir 19," kata Dasco.

Soal peluang bergabungnya PDIP ke pemerintahan Prabowo-Gibran, Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada keputusan Megawati. Hingga saat ini, pihaknya juga masih menunggu petunjuk dari Megawati itu.

Hingga saat ini, pihaknya juga masih menunggu petunjuk dari Megawati itu."Ya kami menunggu petunjuk dari Ibu Mega dong. Tergantung Ibu Mega," kata adik kandung Prabowo tersebut.

Sampai saat ini diketahui belum ada keputusan dari PDIP terkait sikap mereka, apakah akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran atau tidak.

Namun, sebelumnya, Puan menegaskan PDIP bakal solid mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang. Karena menurut Puan, dalam membangun Indonesia dibutuhkan sinergitas dari seluruh elemen bangsa.

Karena menurut Puan, dalam membangun Indonesia dibutuhkan sinergitas dari seluruh elemen bangsa."Kita solid mendukung pemerintahan yang akan datang dalam membangun Indonesia ke depan," kata Ketua DPR RI itu. (den/fer/yud/wly)

Editor: willy Widianto

Tag:  #mengintip #sikap #megawati #jelang #pelantikan #prabowo #utus #pramono #kertanegara #datang #kampus

KOMENTAR