Wakapolri Perintahkan DVI Polri Percepat Proses Identifikasi Korban Banjir Sumatera
- Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Dedi Prasetyo memerintahkan agar proses identifikasi korban banjir di Sumatera dilakukan secara cepat.
Dedi menegaskan hal ini saat mengecek kegiatan pelayanan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri di RS Bhayangkara Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (4/12/2025).
Di sela proses pengecekan itu, Dedi menyampaikan duka cita saat menyerahkan dokumen identifikasi jenazah dan surat kematian kepada keluarga korban yang menanti di lokasi.
"Saya mewakili Bapak Kapolri menyampaikan turut berduka cita ya, Pak. Bapak sekeluarga yang tabah, yang sabar ya, Pak," ucap Dedi, dikutip dari keterangannya, Jumat (5/12/2025).
"Iya terima kasih, Pak," ujar salah satu perwakilan keluarga korban.
Dedi meminta tim DVI untuk terus mempercepat proses identifikasi, mengingat kondisi jenazah sudah lebih dari sepekan.
"Identifikasi ini harus dilakukan sesegera mungkin karena kita kasihan, kalau misalnya korban terlalu lama. Ini semakin ke depan kan kondisi (jenazah)-nya semakin tidak baik," ucap Dedi.
Jenderal bintang tiga ini menerangkan bahwa metode identifikasi yang tercepat adalah melalui pemeriksaan sidik jari, dengan ketepatan identifikasi mencapai 99 persen.
"Jadi, salah satunya kecepatan kita untuk melakukan identifikasi DVI adalah dengan sidik jari. Kalau sidik jari yang masih bisa kita identifikasi dengan Inafis, maka sangat cepat. Tingkat akurasinya dengan sidik jari itu bisa sampai 99 persen," ujar dia.
Usai hasil sidik jari keluar, data antemortem dari pihak keluarga serta post-mortem akan dicocokkan untuk memperkuat akurasi.
Ia meminta hasil identifikasi jenazah harus langsung diumumkan di hadapan keluarga.
"Kemudian dari post-mortem nanti melakukan rekonstruksi dan identifikasi juga. Kalau misalnya itu identik, maka akan segera dirilis hari ini," tegas dia.
Selain itu, ia menambahkan ada opsi tes DNA untuk percepatan identifikasi jika sidik jari tidak dapat dilakukan karena kondisi jasad yang sudah tidak mendukung.
Jika kondisi jasad sulit teridentifikasi dengan sidik jari, maka DNA para korban dapat dikirim ke laboratorium DVI di Jakarta.
Dedi mengatakan, tim DVI juga akan mengambil sampel DNA keluarga inti korban untuk dijadikan pembanding.
"Langkah terakhir, jika memang kondisinya sudah tidak baik, maka harus dengan menggunakan DNA," ucap dia.
Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan laboratorium DVI milik Polri di Jakarta dapat memeriksa DNA dengan cepat.
Dia menerangkan proses DNA yang diambil dan dikirim ke Jakarta dapat selesai dalam tiga hari.
"(Sampel) DNA ini kami mintakan dari keluarga korban. Kita punya lab DNA yang cukup cepat di Jakarta. Mungkin dalam waktu tiga hari tes DNA, bisa langsung disampaikan kepada pihak keluarga. Sehingga jenazah yang ada di seluruh rumah sakit Polri ini bisa diserahkan dan segera dimakamkan," ujar dia.
Selain itu, mantan Inspektur Pengawasan Umum Polri ini menambahkan langkah jemput bola juga dapat dilakukan untuk mempercepat proses identifikasi.
Dedi menjelaskan Polri telah mengerahkan tenaga kesehatan (nakes) RS Bhayangkara Padang untuk turun jemput bola ke lapangan.
Jika ada jenazah ditemukan di lokasi, maka tim DVI Polri akan langsung melakukan identifikasi dengan sidik jari hingga tes DNA.
"(Wilayah) Agam kami kirim tenaga kesehatan (nakes). Jadi jangan harus menunggu lama di sini (RS Bhayangkara Padang), karena perjalanan dari Agam ke sini membutuhkan waktu. Harusnya tim DVI kita bisa langsung setelah mendapatkan jenazah dari relawan atau tim kita, bisa kita langsung identifikasi," papar dia.
Dedi menegaskan tim DVI dari Jakarta juga telah dikerahkan ke wilayah terdampak bencana alam di Sumatera.
Menurut dia, semua pemangku kepentingan terkait turut berjibaku mengevakuasi korban, baik yang selamat maupun tewas.
"Tim dari Jakarta, semuanya turun ke sini, bahu-membahu. Dan pemerintah daerah, Basarnas, kemudian Badan Penanggulangan Bencana, TNI, dan sektor terkait lainnya. Ini kecepatan kita juga untuk segera mengevakuasi korban, baik itu korban meninggal dunia, khususnya korban yang harus kita selamatkan dan mendapat perawatan rumah sakit," tutur dia.
Sebagai informasi, sebanyak 518 korban masih hilang akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Angka ini berdasarkan data BNPB per Kamis (4/12/2025).
Sebanyak 170 korban hilang yang masih dicari keberadaannya di Provinsi Aceh, 127 jiwa di Sumatera Utara, dan 221 jiwa di Sumatera Barat.
Sementara, jumlah korban meninggal dunia mencapai 836 jiwa berdasarkan data BNPB yang telah dimutakhirkan pada pukul 16.00 WIB, kemarin.
Tag: #wakapolri #perintahkan #polri #percepat #proses #identifikasi #korban #banjir #sumatera