Beredar Kliping Kasus Prabowo pada 1998, TKN: Tandanya Orang Panik
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mendatangi salah satu anak saat kampanye akbar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Kamis (8/2/2024) (ANTARA/Rubby Jovan)
08:24
9 Februari 2024

Beredar Kliping Kasus Prabowo pada 1998, TKN: Tandanya Orang Panik

  - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menilai tindakan pemasangan kliping di halte bus berisi pemberitaan Prabowo menculik aktivis 1998 sebagai kampanye hitam atau black campaign. TKN menekankan Prabowo tidak pernah terbuki melakukan pelanggaran hukum tersebut.   "Itu namanya kampanye hitam. Kalau memang pak Prabowo dinyatakan itu, kenapa tidak dihukum? Buktinya pengadilan tidak pernah memproses," kata Nusron kepada wartawan, Jumat (9/2).   Selain itu, PDIP juga pernah mengusung Prabowo sebagai cawapres. Dan PKS yang kini berada di paslon 01 juga mendukung Prabowo sebagai capres pada 2014 dan 2019.  

  "Teman-teman PDIP waktu 2009 menjadikan Prabowo Wapres betulkan, kemudian teman-teman PKS, teman-teman yang lain menjadikan calon presiden 2014 dan 2019 jadi menurutnya isu lama di daur ulang, kaset rusak yang diputar lagi," jelasnya.   "Biarkan rakyat yang menilai, itu tandanya orang panik, sehingga mencari-cari, mengada-ada sesuatu yang tidak ada;" pungkas Eddy.   Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto kembali mendapat serangan. Kali ini beredar cetakan koran lama tentang kasus dugaan pelanggaran HAM pada era reformasi yang diduga melibatkan Prabowo.   Sebelumnya, beberapa lembar artikel koran pada periode 1998 ditempel oleh pihak yang belum diketahui di halte bus wilayah Jakarta, seperti di Halte Cipta. Artikel yang dipampang berisi berita-berita tentang Prabowo yang diduga menculik 9 aktivis pada 1998, hingga Prabowo diberhentikan dari TNI.   Artikel ini merupakan karya media cetak nasional. Karya jurnalistik tempo dulu ini dicetak ulang dengan ukuran besar dan ditempel di dinding halte.   Komandan TKN Golf Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono menilai tindakan seperti ini bertujuan untuk mendeskreditkan Prabowo. Cara-cara semacam ini sudah berulang kali dipakai.   "Saya rasa itu cara lama yang dipakai untuk menjatuhkan apa yang menjadi harapan masyarakat secara nyata," kata Budi di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, Kamis (8/2).

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #beredar #kliping #kasus #prabowo #pada #1998 #tandanya #orang #panik

KOMENTAR