Dipecat PBNU karena Isu Zionis, Siapa Sebenarnya Charles Holland Taylor?
- PBNU mencopot Charles Holland Taylor dari posisi penasihat khusus Ketua Umum karena isu dugaan zionisme pada 22 November 2025.
- Taylor merupakan ahli Islamisasi Jawa abad ke-15 dan pendiri organisasi LibForAll bersama Gus Dur tahun 2003.
- Ia juga mendirikan Bayt ar-Rahmah bersama Gus Mus dan Gus Yahya, serta terlibat dalam Forum Agama G20 (R20).
Nama Charles Holland Taylor mendadak jadi sorotan publik setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi mencopotnya dari posisi strategis sebagai penasihat khusus Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf.
Keputusan tegas ini memicu spekulasi, yang akhirnya terkonfirmasi mengarah pada isu sensitif dugaan zionisme.
Pencopotan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor: 4780/PB.23/A.II.10.71/99/11/2025 yang ditandatangani langsung oleh Rais Aam PBNU, KH Miftachul Ahyar, pada 22 November 2025.
Saat dimintai konfirmasi, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, tidak menampik bahwa isu zionisme menjadi salah satu pemicu utama di balik keputusan tersebut.
"Iya, itu salah satunya," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (24/11/2025).
Meski begitu, Gus Ipul memilih untuk tidak merinci lebih jauh dan menyatakan bahwa penjelasan resmi akan disampaikan oleh jajaran Syuriah PBNU.
Lantas, Siapa Sebenarnya Charles Holland Taylor?
Sebelum dicopot, Charles Holland Taylor memegang jabatan sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Internasional untuk Ketua Nahdlatul Ulama (NU). Sosoknya bukanlah orang baru di lingkaran tokoh-tokoh besar NU.
Taylor, yang dibesarkan di berbagai negara seperti Jerman, Iran, dan Korea Selatan, dikenal sebagai seorang ahli dalam bidang Islamisasi Jawa pada abad ke-15 dan ke-16.
Pengalamannya menetap dan bekerja di berbagai negara, termasuk Indonesia, selama beberapa dekade memberinya jaringan yang luas.
Jejaknya di Indonesia sangat lekat dengan pendirian sejumlah organisasi penting. Ia adalah salah satu pendiri, ketua, dan CEO dari LibForAll Foundation.
Organisasi ini ia dirikan pada 2003 bersama Presiden ke-4 RI sekaligus tokoh besar NU, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Di bawah kepemimpinan mereka, LibForAll dengan cepat menjadi LSM terkemuka dalam strategi kontra-ekstremisme global.
Tak berhenti di situ, pada 2014, Taylor kembali mendirikan organisasi bernama Bayt ar-Rahmah bersama dua tokoh sentral NU lainnya, yaitu KH A. Mustofa Bisri (Gus Mus) dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.
Mengutip situs resminya, Bayt ar-Rahmah dibentuk untuk berfungsi sebagai lembaga ahlussunnah wal jamaah dalam urusan ibadah dan dakwah.
Organisasi ini, bersama Gerakan Pemuda Ansor, kemudian meluncurkan gerakan global 'Islam Kemanusiaan' pada 2017.
Gerakan tersebut berupaya mereformasi prinsip-prinsip ortodoksi Islam yang dianggap usang, yang menganjurkan kebencian dan supremasi agama, dengan mengembalikan nilai rahmah atau kasih sayang.
Puncak perannya terjadi pada 2022, ketika PBNU menunjuk Center for Shared Civilizational Values (CSCV), di mana Taylor juga menjadi salah satu pendirinya, sebagai wahana utama untuk keterlibatan internasional NU sekaligus sebagai Sekretariat Tetap untuk Forum Agama G20 (R20).
Tag: #dipecat #pbnu #karena #zionis #siapa #sebenarnya #charles #holland #taylor