Dituding Terafiliasi Israel, Gus Yahya: Saya Bawa Misi Palestina, Semua Sudah Tahu
Tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali diguncang isu serius. Kali ini terkait desakan pemakzulan terhadap Ketua Umum, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Salah satu yang menjadi pemicu munculnya desakan Gus Yahya harus mundur dari jabatan ketua umum adalah dugaan bahwa kakak kandung dari Eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini terafiliasi dengan zionis Israel.
Ditemui usai menghadiri rakor PWNU se-Indonesia di Surabaya, Minggu dini hari (23/11), Gus Yahya mengakui bahwa dirinya pernah bertemu dengan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Saya itu tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel. Saya bertemu Netanyahu, saya bertemu dengan Presiden Israel, saya bertemu dengan berbagai elemen di sana di dalam berbagai forum," ucapnya.
Pertemuan tersebut pun tidak ia tutupi, semua orang sudah mengetahui sebelum Muktamar 34 tahun 2021 di Lampung. Dalam forum tersebut, Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021 - 2026.
"Lalu tahun 2021 Muktamar, Ketua Cabang dan PWNU memilih saya. Mereka sudah tahu saya sudah pernah ke Israel dan sudah bertemu dengan Netanyahu, (tetapi) mereka (tetap) memilih saya," imbuh Gus Yahya.
Kiai kelahiran Rembang ini menegaskan pertemuannya dengan PM Israel Netanyahu bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya, melainkan membawa nama Palestina.
"Saya dengan terang-terangan dan tegas di berbagai forum Yerusalem, bahkan di depan Netanyahu dalam pertemuan itu, bahwa saya datang ke sini demi Palestina. Saya tidak akan pernah berhenti dengan posisi ini," tegasnya.
Sebagai informasi, isu pemakzulan Gus Yahya dari jabatannya sebagai Ketum PBNU mencuat setelah Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang berlangsung di Hotel Aston City, Jakarta pada Kamis (19/11).
Dalam rapat yang dihadiri oleh 37 dari 53 Pengurus Harian Syuriyah PBNU tersebut disimpulkan bahwa Gus Yahya harus mundur atau diberhentikan. Salinan risalah rapat tersebar luas di media sosial.
Risalah yang ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memuat lima poin. Pada poin terakhir, ditegaskan bahwa Gus Yahya diwajibkan mundur dari jabatan ketum PBNU segera dalam tiga hari.
”Jika dalam waktu 3 hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” bunyi risalah rapat tersebut.
Di Surabaya, Gus Yahya juga menegaskan bahwa dirinya tak akan mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU. Sebab, jabatan tersebut merupakan amanah dari para PWNU pada Muktamar ke-34.
"Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur, karena saya mendapatkan amanat dari Muktamar ini untuk 5 tahun. Akan saya jalani selama 5 tahun. Insyaallah saya sanggup," pungkas Gus Yahya.
Tag: #dituding #terafiliasi #israel #yahya #saya #bawa #misi #palestina #semua #sudah #tahu