Golkar Gelar Pagelaran Wayang, Bahlil Singgung Komunikasi Era Soeharto
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyebutkan, wayang pernah menjadi alat komunikasi antara partai politik, pemerintah, dan masyarakat di era Presiden ke-2 RI Soeharto.
Bahlil mengakui bahwa wayang berperan besar di masa kejayaan Partai Golkar dahulu.
"Ketika Golkar berkuasa 30 tahun di zaman Pak Harto, wayang ini dijadikan sebagai salah satu instrumen komunikasi antara pemerintah, partai politik, dengan masyarakat, dalam mensosialisasikan programnya, termasuk KB, keluarga berencana," kata Bahlil dalam acara Pagelaran Wayang di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Dia ingin melestarikan budaya dan tradisi kepada kader partainya dan masyarakat.
Oleh karena itu, Bahlil menggelar acara pertunjukan wayang sebagai rangkaian hari ulang tahun (HUT) ke-61 Partai Golkar.
"Dulu itu kalau tidak salah, cara-cara ini yang masuk, dan ini kita mencoba untuk mengembalikan apa yang diwariskan oleh para senior-senior terdahulu untuk kemudian kita lanjutkan, kita wariskan. Tradisi yang baik penting untuk kita pelihara," kata dia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini mengatakan, wayang adalah seni warisan leluhur bangsa, yang juga telah diakui oleh dunia.
"Sekarang sudah masuk di UNESCO, dan kalau kita lihat generasi milenial sekarang, masih banyak yang mengikuti pagelaran seni wayang, tapi tidak sedikit juga yang mulai tidak memperhatikan budaya ini," ujar Bahlil.
Pada kesempatan ini, Bahlil menyinggung soal fenomena DFK (disinformasi, fitnah, dan ujaran kebencian).
Lewat pagelaran wayang ini, ia berharap ada nilai-nilai leluhur yang dipelajari masyarakat.
"Nah, mungkin dengan wayang ini, kita mencoba untuk belajar kearifan-kearifan para leluhur kita, agar jangan terlalu kita terpengaruh dengan pola-pola budaya dari luar yang belum tentu cocok bagi peradaban di negara kita," kata dia.
Tag: #golkar #gelar #pagelaran #wayang #bahlil #singgung #komunikasi #soeharto