Celios: Pertumbuhan Ekonomi Tak Sampai di Meja Masyarakat, Beras Masih Mahal
- Bicara mengenai pertumbuhan ekonomi, Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios), Media Wahyudi Askar mengatakan, belum dirasakan masyarakat.
Diketahui, dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025), Presiden Prabowo Subianto menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu tertinggi di antara negara G20, yakni 5,12 persen selama satu tahun pemerintahannya.
Terbukti, Media menyebut bahwa harga beras masih mahal. Sehingga, pertumbuhan ekonomi yang diklaim meningkat belum dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Pertumbuhan ekonomi itu enggak bicara apa pun terkait korupsi, ketimpangan ekonomi termasuk juga akses terhadap layanan publik. Mungkin enggak negara pertumbuhan ekonomi tinggi layanan publiknya buruk mungkin sekali,” kata Media dalam program diskusi "Laporan Khusus Satu Tahun Prabowo-Gibran” di Kompas TV pada Senin (20/10/2025) malam.
“Itu kenapa saya lihat sekarang pertumbuhan ekonomi itu tidak sampai di meja masyarakat, beras masih mahal sekarang meskipun swasembada pangan,” ujarnya lagi.
Ditambah lagi, menurut Media, 40 persen tanah bersertifikat hanya dimiliki oleh 60 keluarga di Indonesia.
”Bicara soal investasi, memang investasi kita naik cukup signifikan tapi kita perlu bicara soal eksploitasi dari buruh kita, upah murah. Hari ini kita tahu banyak pekerja yang sulit sekali karena outsourcing,” katanya.
Banyak PR
Menanggapi pernyataan dari Celios, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani mengakui bahwa banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Apalagi, menurut Rosan, para investment banking dan sejumlah orang di luar negeri memprediksi Indonesia bisa menjadi negara nomor enam atau tujuh besar pada 2045.
"Iya betul PR banyak dan bagaimana sekarang kita mencoba meng-address PR kita agar kita benar-benar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi nomor enam atau tujuh di tahun 2045, seperti target Indonesia emas 2045,” ujar Rosan dalam acara diskusi yang sama.
Namun, Rosan tidak menjabarkan PR apa saja yang harus dikerjakan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut
Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen dan Target 8 Persen
Dalam Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Prabowo memang menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi pada 2025, dibandingkan negara lain, yakni di atas lima persen.
"Alhamdulillah kita mampu menjaga pertumbuhan ekonomi masih tetap tinggi dibanding seluruh dunia. Kita berada di lima persen, di antara G20 kita salah satu yang tertinggi dengan kondisi sekarang," kata Prabowo.
Prabowo bahkan menyampaikan, RI juga mampu menjaga inflasi di sekitar dua persen, yang mana salah satu terendah di G20.
Kepala Negara pun meyakini capaian ini berkat hasil kerja keras semua menteri di Kabinet Merah Putih.
Sementara itu, dalam diskusi Chairman dan Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr. (Steve Forbes) di acara Forbes Global CEO Conference, Prabowo meyakini pertumbuhan ekonomi delapan persen sangat bisa dicapai karena pemerintahannya memiliki program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Saya kira delapan persen sangat bisa dicapai, seperti yang sudah saya sebutkan, misalnya, bahkan dengan program makanan gratis," kata Prabowo di Hotel St. Regis, Jakarta Pusat pada 15 Oktober 2025.
Menurut Prabowo, program MBG mampu menciptakan 1,5 juta lapangan pekerjaan secara langsung dari 30.000 mitra dapur umum
Ditambah lagi, ada program 81.000 Koperasi Desa Merah Putih yang juga akan menyerap tenaga kerja.
"Di sana kita hitung kita juga akan menciptakan setidaknya 15 (juta) lapangan kerja lagi," ujar Prabowo.
Diketahui, Prabowo memang menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai delapan persen pada 2029.
Tag: #celios #pertumbuhan #ekonomi #sampai #meja #masyarakat #beras #masih #mahal