MBG: Dari Janji Kampanye ke Meja Sekolah
Puluhan siswa SDI Matsaratul Huda menikmati menu MBG di Desa Panempan Pamekasan, Senin (7/10/2025)(KOMPAS.COM/Fathor Rahman)
17:48
13 Oktober 2025

MBG: Dari Janji Kampanye ke Meja Sekolah

- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi satu dari sekian banyak program yang direalisasikan Presiden Prabowo Subianto pada awal tahun 2025 sebagai salah satu janji kampanye yang dikemukakan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 lalu.

Program unggulan ini resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025. Pada tahap awal, terdapat 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang menyalurkan menu makan.

Titik tersebut dianggap menjadi yang paling siap, yang meliputi wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Bali.


Penerima manfaat program adalah pelajar mulai dari PAUD hingga SMA/SMK sederajat, balita, ibu hamil, hingga ibu menyusui.

Selain itu, program ini juga akan diberikan kepada guru dan tenaga pendidik sebagai penerima manfaat mulai tahun 2026 seiring dengan makin diperluasnya penerima manfaat.


Diramu sejak masa kampanye

Terlepas masih banyaknya kontroversi dan berita tentang keracunan, program ini sejatinya sudah diramu sejak masa kampanye Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Program ini menjadi bagian dari 8 poin Asta Cita Prabowo-Gibran, yakni Asta Cita poin ke-4.

Asta Cita poin ke-4 berbunyi "Memperkuat Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas".

Prabowo bahkan kerap menyebutnya di setiap orasi di masa kampanye Pilpres. Berdasarkan pemberitaan Kompas.com pada 21 Maret 2024, misalnya, Prabowo menyatakan bahwa MBG menjadi salah satu program strategisnya bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Ia lantas mengeklaim, Indonesia akan menjadi bangsa yang lemah 18 tahun mendatang, jika program tidak dimulai sekarang.

Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) ini paham betul, bahwa pendidikan dan kesehatan adalah hak asasi paling fundamental yang harus diterima warga negara.

"(Tanpa itu), Untuk jadi kuli saja mungkin kalah sama bangsa Vietnam, untuk jadi petani mungkin tidak kuat lagi, untuk jadi prajurit tidak kuat lagi," kata Prabowo di Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).


Mulanya bernama makan siang gratis

Mulanya, program ini bernama makan siang gratis. Seiring berjalannya waktu, Prabowo mengubah nama program menjadi "Makan Bergizi Gratis" (MBG) untuk anak-anak.

Ia menyadari, banyak anak sekolah masuk sejak pagi dan pulang ketika siang hari.

Jika program makan gratis baru dilakukan pada siang hari, maka kebijakan ini dinilai sia-sia karena anak sekolah sudah pulang.

"Saya ingin sedikit koreksi, ya. Setelah kita pelajari ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis (MBG) untuk anak-anak. Itu lengkapnya, ya," kata Prabowo medio Mei 2024.

Uji coba sejak Februari 2024

Adapun uji coba makan bergizi gratis dimulai untuk siswa SD dan SMP di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten pada 29 Februari 2024.

Simulasi dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua Umum (Ketun) Partai Golkar, sebagai salah satu partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Awal percobaan, Rp 15.000 per porsi

Dalam proses uji coba makan siang gratis ini, pemerintah menyediakan makanan dengan harga Rp 15.000 per porsi.

Terdapat 4 jenis menu makanan yang ditawarkan, mulai dari nasi dan ayam goreng, siomay, gado-gado, serta nasi dan semur telur. Keempat menu itu dibuat dengan memperhitungkan nilai gizi, energi, serta sumber gizinya.

Secara lebih rinci, menu pertama, yakni nasi ayam terdiri dari nasi, ayam goreng tepung, perkedel tahu, sayur capcai, dan pisang dengan total energi 557 kilokalori (kkal) dan protein 15,46 gram.

Kemudian menu kedua, nasi semur ayam terdiri dari nasi, semur telur, tempe goreng tepung, tumis buncis wortel, dan pisang dengan total energi 568 kkal dan protein 20,39 gram.

Lalu menu ketiga, gado-gado, terdiri dari lontong, tahu goreng, telur rebus, bumbu kacang, wortel, kol, sawi, dan pisang dengan total energi 588 kkal dan protein 21,13 gram. Menu terakhir, siomay, terdiri dari kentang, siomay, telur rebus, bumbu kacang, tahu kukus, kol, dan pisang dengan total energi 595 kkal dan protein 37,39 gram.

Uji coba terus berlanjut di beberapa titik oleh Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, dana uji coba ini berasal dari kantong pribadi Prabowo.

Dana pribadi Prabowo terus dipakai hingga awal pelaksanaan MBG.

Menurut Dasco, hal ini adalah langkah yang tepat untuk menghindari pemborosan anggaran APBN. Pun penggunaan dana pribadi tidak menjadi masalah lantaran program masih dalam tahap uji coba.

"Maka di beberapa titik itu menggunakan dana pribadi. Namanya uji coba kan belum program resmi, sehingga menurut saya tidak ada masalah kalau dibiayai seperti itu,” ujar Dasco, Selasa (14/1/2025).

Susut menjadi Rp 10.000 per porsi

Usai dilantik menjadi Presiden pasca lawatan luar negeri pertama, Prabowo mengumumkan bahwa anggaran makan bergizi gratis menjadi Rp 10.000 per porsi.

Pengumuman ini disampaikannya ketika ia menyampaikan kenaikan upah minimum sebesar 6,5 persen tahun 2025 di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, 29 November 2024.

"Kalau kita rinci program bergizi ini nanti rata-rata minimumnya atau rata-ratanya kita ingin memberi indeks per anak, per ibu hamil itu Rp 10.000 per hari, kurang lebih," kata Prabowo, Jumat.

Sejatinya, kata Prabowo, ia ingin menganggarkan program tersebut Rp 15.000 per porsi.

Rafian dan Selvi lulusan SMK di Bengkulu menjadi relawan di dapur MBG, Kota Bengkulu, Senin (13/10/2025).KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Rafian dan Selvi lulusan SMK di Bengkulu menjadi relawan di dapur MBG, Kota Bengkulu, Senin (13/10/2025).

Kendati demikian setelah dihitung-hitung, alokasi Rp 10.000 per porsi masih cukup layak dan bergizi.

"Kita ingin Rp 15.000 tapi kondisi anggaran mungkin Rp 10.000 kita hitung untuk daerah-daerah itu cukup, cukup bermutu dan bergizi," kata Prabowo.

Program MBG kemudian mulai bergulir pada 6 Januari 2025, dengan total dapur umum yang tersedia mencapai 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 26 provinsi.

Program ini terus meluas hingga kini seiring dengan bertambahnya jumlah dapur umum dan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang dilatih.


Motor utama penggerak MBG

Sejumlah persiapan menjalankan MBG di awal pemerintahan Prabowo sudah dilakukan sejak Presiden ke-7 Joko Widodo masih menjabat.

Bahkan, Jokowi menjadi presiden yang melantik Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Istana Negara pada 19 Agustus 2024.

Pelantikan dilakukan usai mantan Wali Kota Solo itu melantik menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan periode 2019-2024.

Pengangkatan Dadan didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 94/P Tahun 2024.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025). Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025).

Usai dilantik, Dadan secara gamblang menyatakan bahwa BGN dibentuk untuk melaksanakan program prioritas Prabowo, walaupun saat itu lembaganya belum memiliki kantor secara resmi.

"Saya nunggu arahan, karena ini badan baru kan, baru dibentuk dan belum ada (kantornya). Jadi kita nunggu arahan saja," ujar Dadan di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024).

Mengingat keterbatasan anggaran, BGN kemudian membuka pendaftaran menjadi mitra dapur umum maupun SPPG melalui laman resmi https://mitra.bgn.go.id/.

Ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi mitra. Salah satunya kebijakan roll back atau reset yang diberlakukan terhadap pemesan titik dapur jika tidak melakukan pembangunan dalam waktu 20 hari.

Data BGN pada 31 Agustus 2025 mencatat, ada 6.018 dari 18.955 mitra dalam proses persiapan yang terkena rollback.

Kemudian dari jumlah tersebut, 2.123 di antaranya mampu menunjukkan bukti dan perkembangan pembangunan dapur sehingga statusnya berbalik kembali ke tahap persiapan.

Syarat lainnya, melihat kebutuhan daerah saat mendaftar menjadi mitra. Pasalnya, BGN telah menyusun jumlah kebutuhan SPPG di tiap daerah.

Di Aceh misalnya, BGN menargetkan 628 SPPG terbangun.

Sedangkan di Jawa Timur, total kebutuhan SPPG mencapai 3.695 buah. Lalu di Jawa Barat, total kebutuhan mencapai 4.819 SPPG.

Per hari ini, sebanyak 11.504 SPPG yang sudah terbangun. Dadan menargetkan, sebanyak 25.400 SPPG untuk melayani 82,9 juta penetima manfaat program.

"(13 Oktober 2025) 11.504 SPPG. Target akhir tahun 25.400 SPPG aglomerasi dan 6000 SPPG terpencil," jelas Dadan saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/10/2025).

Anggaran MBG

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 71 triliun untuk program MBG sepanjang tahun 2025.

Dadan memerinci, total realisasinya kini mencapai Rp 26,01 triliun per 12 Oktober 2025. Jumlah itu setara dengan 36,64 persen dari total anggaran yang disediakan.

Meski belum maksimal, Dadan mengaku tidak khawatir anggaran tidak terserap di tengah ancaman penarikan anggaran oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Terlebih, penyerapan anggaran MBG cenderung naik dari waktu ke waktu. Pada akhir September lalu, anggaran yang terserap mencapai Rp 17 triliun.

"Saya nggak khawatir terkait dengan itu. Karena penyerapan kita insyaallah akan selesai. Apalagi Rp 71 triliun pasti terserap," jelas Dadan.

Sedangkan untuk tahun 2026, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran MBG sebesar Rp 335 triliun.

Jumlah itu dipastikan usai BGN menerima Surat Bersama Pagu Anggaran dari Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas pada 3 Juli 2025.

Berdasarkan fungsi, anggaran Makan Bergizi Gratis bersumber dari tiga sektor, yaitu pendidikan Rp 223 triliun (83,4 persen), kesehatan Rp 24,7 triliun (9,2 persen), dan ekonomi Rp 19,7 triliun (7,4 persen).

Adapun berdasarkan jenis belanja, 97,7 persen atau Rp261 triliun diarahkan untuk belanja barang, terutama pengadaan makanan bergizi. Belanja pegawai tercatat 1,4 persen atau Rp 3,8 triliun, sedangkan belanja modal hanya 0,9 persen.

"Dengan total anggaran tahun 2006 untuk BGN sebesar Rp 268 triliun jadi kalau di nota keuangan kemarin disampaikan Rp 335 triliun. Maka yang Rp 67 triliun masuk dalam kategori stand by karena pagu anggaran yang resmi kami terima adalah Rp 268 triliun," kata Dadan dikutip dari laman resmi BGN.

Kendati besar, jumlah ini sejatinya jauh lebih kecil dari perkiraan anggaran yang disebut Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo, pada masa kampanye, yang mencapai Rp 450 triliun per tahun.

Capaian program MBG

Berdasarkan data terbaru, program MBG telah diterima oleh 34,6 juta orang dari 11.504 SPPG yang sudah beroperasi hingga kini.

Dadan menjelaskan, sejak awal program bergulir, pemerintah sudah membuat 1,4 miliar porsi makanan untuk MBG per 13 Oktober 2025.

"11.504 SPPG untuk 34.6 juta penerima manfaat. Sudah 1.4 miliar porsi makan," jelas Dadan.

Seiring dengan itu, Dadan mengakui Presiden Prabowo kerap bertanya perkembangan MBG dan memberikan pesan penyempurnaan di tengah masih adanya kasus keracunan.

Pesan utama yang ditekankan adalah menjaga keamanan dan kebersihan pangan sebelum disajikan untuk anak sekolah.

"Tentu saja agar kemanan pangan dan aspek higienis diutamakan," ungkap Dadan.

Setahun Program MBG, Siswa SMPN 61 Jakarta Masih Banyak yang Tidak Suka Sayur dan IkanKOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian Setahun Program MBG, Siswa SMPN 61 Jakarta Masih Banyak yang Tidak Suka Sayur dan Ikan

Dukungan terhadap MBG juga disuarakan oleh Komisi IX DPR RI.

Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago menyatakan, tidak ada penghentian program MBG mengingat makan bergizi dibutuhkan untuk anak sekolah.

Seiring dengan itu, BGN harus memantau keamanan pangan yang disajikan. Dalam rapat terakhir dengan BGN, Komisi IX DPR juga meminta lembaga itu melakukan evaluasi total.

"Tidak ada moratorium dan penghentian, karena program ini dibutuhkan oleh anak-anak bangsa dalam meningkatkan imunitas dan perkembangan otak ( IQ). Harus ditunggu hasilnya (evaluasi) dan Inshaa Allah akan konstruktif," tandas Irma.

Tag:  #dari #janji #kampanye #meja #sekolah

KOMENTAR