Intip Strategi Investasi agar Tetap Cuan di Tengah Gejolak Pasar
Ilustrasi investasi. Menjelang akhir 2025, pasar keuangan kembali bergejolak. Para analis menyarankan investor tetap tenang dan disiplin agar peluang cuan tidak hilang di tengah ketidakpastian.(PIXABAY/NATTANAN KANCHANAPRAT)
22:28
13 Oktober 2025

Intip Strategi Investasi agar Tetap Cuan di Tengah Gejolak Pasar

– Memasuki kuartal IV-2025, pasar keuangan kembali diuji oleh gejolak global dan arah kebijakan moneter yang belum pasti. Namun, di balik volatilitas tinggi itu, peluang meraih imbal hasil tetap terbuka bagi investor yang mampu menjaga strategi dan disiplin.

Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono, mengatakan bahwa kunci menghadapi pasar yang berfluktuasi adalah fokus pada strategi jangka panjang dan tidak panik menghadapi pergerakan harga.

“Investor perlu menetapkan tujuan keuangan dan memahami profil risikonya sejak awal agar tetap tenang saat pasar volatil,” ujar Wahyu, Senin (13/10/2025).

Ia menegaskan pentingnya menyesuaikan portofolio dengan profil risiko masing-masing, baik konservatif, moderat, maupun agresif.

Ubah Arah ke Investasi Dividen

Perencana Keuangan Advisors Alliance Group, Andy Nugroho, menilai saat volatilitas meningkat, investor bisa beralih dari gaya trading jangka pendek ke investasi berbasis dividen yang lebih stabil.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Chory Agung Ramdhani menyebut disiplin investasi jangka panjang menjadi strategi terbaik menghadapi ketidakpastian pasar.

Ia merekomendasikan metode dollar-cost averaging (DCA), yaitu berinvestasi rutin tanpa memedulikan fluktuasi harga.

Menurut Chory, arah investasi ke depan akan banyak tertuju pada sektor hilirisasi komoditas dan energi baru terbarukan (EBT). Meski begitu, sektor perbankan besar tetap dianggap sebagai penopang stabilitas pasar.

“Obligasi negara juga menawarkan pendapatan tetap yang stabil di tengah ketidakpastian suku bunga global,” ujarnya.

Andy menambahkan, peluang investasi juga terbuka di sektor teknologi dan infrastruktur, sementara Wahyu menyebut digital economy, teknologi hijau, obligasi pemerintah, dan emas masih menjadi pilihan tangguh menghadapi gejolak global.

Ilustrasi investasi. Menjelang akhir 2025, pasar keuangan kembali bergejolak. Para analis menyarankan investor tetap tenang dan disiplin agar peluang cuan tidak hilang di tengah ketidakpastian.PIXABAY Ilustrasi investasi. Menjelang akhir 2025, pasar keuangan kembali bergejolak. Para analis menyarankan investor tetap tenang dan disiplin agar peluang cuan tidak hilang di tengah ketidakpastian.

Diversifikasi, Kunci Bertahan di Tengah Guncangan

Wahyu menilai diversifikasi portofolio menjadi langkah penting agar investor tidak terlalu bergantung pada satu instrumen. Ia menyarankan pembagian aset ke saham, obligasi, properti, dan emas, serta melakukan rebalancing berkala agar komposisi tetap ideal.

“Strategi ini membantu investor menjual saat harga tinggi dan membeli saat harga rendah secara otomatis,” katanya.

Untuk meminimalkan risiko, Wahyu merekomendasikan fokus pada saham berfundamental kuat (blue chip) dan obligasi pemerintah. Sementara emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang efektif di tengah ketidakpastian global.

Gabungkan Optimisme dan Kehati-hatian

Menurut Chory, strategi investasi menjelang akhir tahun perlu menggabungkan optimisme dan kehati-hatian.

“Penting untuk memperbesar porsi cash atau dana likuid sebagai amunisi memanfaatkan koreksi harga,” ujarnya.

Ia menilai momentum window dressing pada akhir tahun bisa dimanfaatkan secara selektif, terutama pada saham big caps berfundamental kuat dan saham dividen yang prospektif di awal tahun berikutnya.

Alokasi Investasi Sesuai Profil Risiko

Chory menyarankan agar investor menyesuaikan porsi aset dengan tingkat risikonya masing-masing:

  • Konservatif: fokus pada stabilitas, dengan 40-60 persen dana di obligasi, 20-40 persen di kas atau reksa dana pasar uang (RDPU), dan 10-30 persen di saham.
  • Moderat: menjaga keseimbangan, dengan 40-60 persen di saham, 30-40 persen di obligasi, dan 10-20 persen di kas atau RDPU.
  • Agresif: mengejar pertumbuhan, dengan 60-80 persen di saham atau reksa dana saham, serta 10-20 persen di kas.

“Dengan alokasi yang sesuai, investor dapat menghadapi gejolak pasar dengan lebih tenang dan tetap siap memanfaatkan peluang,” kata Chory.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Strategi Investasi Hadapi Gejolak Pasar Menjelang Akhir Tahun

Tag:  #intip #strategi #investasi #agar #tetap #cuan #tengah #gejolak #pasar

KOMENTAR