



Gandeng Hotman Paris, Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim Siap Klarifikasi ke Kejagung Soal Dugaan Korupsi Chromebook
– Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim angkat bicara soal dugaan korupsi pengadaan laptop chromebook senilai Rp 9,9 triliun. Dia menyatakan siap mendukung penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) atas dugaan korupsi tersebut.
Seperti diketahui, dalam dugaan kasus tersebut, tiga orang mantan staf khusus Nadiem saat masih menjabat sebagai menteri, yakni Fiona Handayani, Jurist Tan, dan Ibrahim Arief telah dicekal untuk ke luar negeri. Pencekalan dilakukan lantaran ketiganya mangkir dari dua pemanggilan oleh pihak Kejagung.
“Saya menghormati dan mendukung sepenuhnya proses hukum yang sedang berlangsung,” ujar Nadiem dalam konferensi pers di The Dharmawangsa Jakarta, Jakarta, Selasa (10/6). Dalam pernyataan pada media ini, Mantan Bos Gojek tersebut ditemani oleh sang pengacara. Nadiem menggandeng pengacara kondang Hotman Paris.
Dia memastikan akan kooperatif demi menjernihkan persoalan yang ada. Khususnya, menjaga kepercayaan terhadap transformasi pendidikan yang telah dibangun bersama.
“Saya siap bekerja sama dan mendukung aparat penegak hukum dengan memberikan keterangan atau klarifikasi apabila diperlukan,” tegasnya kembali.
Lebih lanjut dia menjelaskan mengenai progam pengadaan Chromebook ini. Berawal dari tahun 2020, ketika Pandemi Covid-19 melanda. Menurutnya, kala itu, pandemi bukan hanya menyebabkan krisis kesehatan tapi juga krisis pendidikan. Melihat situasi ini, pihaknya menilai haru harus melakukan mitigasi dengan secepat dan seefektif mungkin. Dengan begitu, learning loss atau hilangnya pembelajaran bisa ditekan.
“Sehingga program pengadaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), termasuk laptop menjadi bagian dari upaya mitigasi risiko pandemi untuk memastikan pembelajaran murid-murid kita tetap berlangsung,” paparnya.
Akhirnya, diputuskan untuk melakukan pengadaan 1,1 juta unit laptop Chromebook. Selain laptop, ada pula modem 3G dan proyektor untuk lebih dari 77 ribu sekolah. Pengadaan dilakukan berjenjang dalam kurun waktu empat tahun.
Kala itu pihaknya menilai, perangkat TIK ini nantinya bukan hanya meningkatkan pembelajaran tapi juga alat peningkatan kompetensi guru dan tenaga pendidikan. Tak terkecuali, pelaksanaan assessment nasional berbasis komputer (ANBK) yang menjadi instrumen pengukuran capaian dan dampak learning loss.
Kendati begitu, dia memastikan, jika kebijakan tersebut dilakukan dengan dengan azas transparansi, keadilan, dan itikad baik. “Saya tidak pernah menoleransi praktik korupsi dalam bentuk apapun,” tegasnya.
Karenanya, dia meminta masyarakat tetap kristis namun adil. Sehingga, tidak terburu-buru menarik kesimpulan di tengah derasnya opini yang terus bergulir.
Tag: #gandeng #hotman #paris #mantan #mendikbudristek #nadiem #makarim #siap #klarifikasi #kejagung #soal #dugaan #korupsi #chromebook