Ikut Aksi May Day di Depan DPR, Eka The Brandals: Seniman Juga Buruh, Kita Mau Menghibur Teman-teman
Vokalis band The Brandals Eka Annash. (Suara.com/Faqih)
16:48
1 Mei 2025

Ikut Aksi May Day di Depan DPR, Eka The Brandals: Seniman Juga Buruh, Kita Mau Menghibur Teman-teman

Sejumlah seniman dan musisi Indonesia ikut dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (1/5/2025).

Salah seorang musisi yang ikut dalam aksi, Eka Annash, vokalis band The Brandals. Eka mengatakan mau ikut dalam aksi May Day lantaran ingin mewujudkan ekspresi sebagai seniman.

Secara definisi, Eka menilai seniman juga merupakan buruh karena bekerja untuk berkesenian. Terlebih saat ini, seniman juga sangat rentan mendapat intimidasi.

“Ini sih sebagai pertama wujud ekspresi kita juga sebagai seniman, dan juga by definition kategorinya di bawah buruh juga. Pekerja seni,” kata Eka di depan Gedung DPR RI, Kamis (1/5/2025).

“Demografi kita ini termasuk rentan ya enggak di bawah lindungan organisasi atau koalisi. Ada sih organisasi negara bentukan-bentukan dari pemerintahan tapi kayaknya, ya kita tahu kan isinya itu-itu aja orangnya,” Eka menamahkan.

Terlebih, Eka menyadari dirinya sebagai seorang musisi independen yang tidak melakukan kerjasama dengan pihak rekaman ternama. Sehingga lebih rentan lagi karena kontrak kerja sama biasanya tidak dilindungi oleh payung hukum.

“Jadi orang-orang kita kayak gini, musisi-musisi independen, termasuk rentan posisinya. Apalagi kalau udah kerja sama sama instansi atau brand atau sponsor gitu kita kontrak-kontraknya gak dilindungi hukum,” ungkapnya.

Kemudian untuk kesejahteraan musisi independen sepertinya tidak cukup jelas. Untuk mendapatkan BPJS Kesehatan saja, terkadang ia masih kesulitan.

“Jadi ini wujud support kita ekspresi kita juga yang satu kategori sama buruh. Selain itu juga untuk menghibur teman-teman buruh juga,” jelasnya.

Guna menghibur, para buruh dalam peringatan Hari Buru Internasional, dirinya bersama The Brandals bakal tampil menghibur.

Terlihat di lokasi, sejumlah sound sistem dan drumset di atas sebuah truk. Selain The Brandals, bakal hadir juga band-band dari kaum buruh, serta band The Jansen.

“Makanya kita putuskan untuk ngadain panggung di sini,” tandasnya.

Sebelumnya, Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan aksi peringatan Hari Buruh Sedunia di depan Gedung DPR RI, Kamis (1/5/2025).

Berbeda dengan aliansi butuh lain, yang sejak pagi tadi melakukan perayaan hari buruh di Lapangan Silang Monas, bersama Presiden Prabowo Subianto.

Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Sunarno mengatakan alasan pihaknya tidak ikut aksi di Lapangan Silang Monas lantaran saat ini kondisi buruh di Indonesia sangat buruk.

Banyak kaum buruh yang diputus kerja atau PHK secara sepihak, kemudian hak-haknya belum diberikan atau tidak dipenuhi lalu juga upah buruh masih banyak yang rendah.

Kemudian banyak buruh yang saat ini bekerja di beberapa sektor industri yang rentan. Belum lagi pekerja yang hanya berstatus sebagai mitra yang belum mendapatkan upah layak dan rentan pemutusan hubungan kerja.

Massa Buruh dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (1/5/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]Massa Buruh dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (1/5/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Nah situasi ini adalah situasi yang memang bagi kami sangat sulit, ketika melihat kawan-kawan buruh yang hidup dalam posisi penderitaan karena sistem ketenagaan kerjaan kita yang memang belum berpihak para kaum buruh.

“Artinya apa? Belum saatnya kaum buruh bisa melakukan aksi may day fiesta bersama pemerintah atau Presiden,” jelasnya.

Sunarno juga menegaskan aksi demontrasi yang saat ini dilaksanakan dalam peringatan Hari Buruh, agar tidak menghilangkan May Day secara harfiah.

Sejatinya, lanjut Sunarno, May Day dilakukan sebagai aksi protes para pekerja pekerja pada abad 19 untuk mendapatkan pemotongan jam kerja, bukan malah bermesraan dengan pihak pemerintah lewat sebuah perayaan.

“Semangat May Day atau Hari Buruh Internasional ini adalah semangat perlawanan kaum buruh untuk melakukan pengurangan jam kerja di awal abad 19 dan itu dimenangkan kaum buruh sehingga jam standar untuk kaum buruh untuk bekerja dalam satu hari adalah 8 jam sehari atau 40 jam per minggu,” jelasnya

“Ini harus kita rayakan dengan semangat perlawanan. Bukan bermesra-mesraan dengan rezim yang tidak berbihak kepada buruh dan rakyat,”lanjut dia.

Dalam aksi kali ini, GEBRAK membawa sejumlah tuntutan, yakni:

  1. Cabut UU Cipta Kerja beserta PP turunannya, lawan badai PHK, sahkan RUU Ketenagakerjaan pro buruh, dan berikan kepastian dan jaminan kerja yang layak bagi kaum buruh;
  2. Sahkan RUU PRT sekarang juga, berikan jaminan hukum bagi pekerja rumah tangga. Hapuskan hubungan kemitraan, pengakuan status pekerja bagi pengemudi ojol, taksi online dan kurir, jamin dan lindungi pekerja medis dan kesehatan, pekerja perikanan, dan kelautan, pekerja perkebunan dan pertanian, pertambangan dan buruh migrant;
  3. Hentikan penggusuran pemukiman dan tanah-tanah rakyat, jalankan reforma agraria sejati. Berikan tanah dan teknologi pertanian bagi petani kecil;
  4. Hentikan proyek-proyek PSN yang melakukan pengrusakan terhadap lingkungan, sahkan RUU Masyarakat demi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan Masyarakat Adat di seluruh penjuru negeri;
  5. Cabut UU TNI, tolak militer masuk kampus, pabrik, kampus, pabrik dan desa. Tolak militer campur tangan urusan militer.

Editor: Dwi Bowo Raharjo

Tag:  #ikut #aksi #depan #brandals #seniman #juga #buruh #kita #menghibur #teman #teman

KOMENTAR