



Pesan Paus Fransiskus Saat di Indonesia: Jaga Perdamaian, Tolak Perang, dan Berantas Kemiskinan
- Duka cita masih menyelimuti umat Khatolik dunia termasuk Indonesia dengan wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2024.
Masih membekas dalam ingatan ketika Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dalam perjalanan apostoliknya pada 3-6 September 2024.
Kedatangan Paus saat itu sangat dinanti karena merupakan kunjungan yang pertama dalam 35 tahun setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.
Selama kunjungannya di Indonesia, pemimpin umat Khatolik dunia ini selalu mengungkapkan kekagumannya pada persatuan di tengah keberagaman di Tanah Air. Terutama, Bhineka Tunggal Ika.
Paus juga dalam setiap kesempatan, berulang kali menyampaikan pesan untuk menjaga persaudaraan hingga perdamaian.
Berikut sejumlah pesan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia.
Istana Merdeka
Tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada 3 September 2024, Bapa Suci baru bertemu dengan Presiden RI saat itu, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta pada 4 September 2024.
Ada beberapa pesan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam kunjungan kehormatannya tersebut.
Pertama, saat menandatatangani buku tamu di Istana Merdeka, Paus menuliskan kesan dan doa.
Dikutip dari akun Instagram @vatikannews, pesan yang ditulis pemimpin tertinggi gereja Katolik sejagat ini menggunakan bahasa Italia yang ditutup dengan bahasa Inggris.
"Immerso nella bellezza di questa Terra, luogo di incontro e dialogo tra culture e religioni diverse, auguro al popolo indonesiano di crescere nella fede, nella fraternità e nella compassione. God bless Indonesia!"
Adapun dalam bahasa Inggris, tulisan itu berarti “Immersed in the beauty of this land, a place of encounter and dialogue between different cultures and religions, I wish the Indonesian people growth in faith, fraternity, and compassion. God bless Indonesia!”
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, pesan Paus itu mengakui keindahan Indonesia, tempat di mana terjadinya perjumpaan dan dialog antarbudaya dan agama yang berbeda.
“Tenggelam dalam keindahan negeri ini, tempat perjumpaan dan dialog antara budaya dan agama-agama yang berbeda, saya berharap rakyat Indonesia bertumbuh dalam iman, persaudaraan, dan kasih sayang. Tuhan memberkati Indonesia!” demikian artinya.
Paus Fransiskus berbincang dengan Presiden Joko Widodo di Veranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Dalam pertemuan tersebut, tampak Menteri Luar Negeri Retno Marsudi medampingi Presiden Joko Widodo.
Kedua, saat melakukan veranda talk dengan Presiden Jokowi, Paus menyebut Indonesia bisa menjadi contoh dunia sebagai negara yang mampu menciptakan kehidupan damai dengan keberagaman. Dia pun mengakui, Indonesia memiliki keragaman yang luar biasa.
"Sri Paus menyampaikan bahwa Indonesia memiliki keragaman yang sangat luar biasa dan dapat menjadi contoh dunia di mana keberagaman ini justru dapat hidup menciptakan kehidupan yang damai," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada 4 September 2024.
Ketiga, Paus juga menekankan pesan perdamaian. Sebab, dia mengatakan, perang adalah sebuah kekalahan lantaran tidak ada pihak yang diuntungkan.
"Jadi sekali lagi pesan damai, pesan merayakan perbedaan, pesan saling menghormati sangat kental di dalam kunjungan Paus," tuturnya.
Ketiga, saat bertemu dengan korps diplomatik dan tokoh lintas agama, Paus menekankan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam politik untuk terus memperjuangkan kerukunan, persamaan, hingga rasa hormat atas hak-hak dasar manusia.
"Secara khusus kepada mereka yang terlibat dalam kehidupan politik, yang harus memperjuangkan kerukunan, persamaan, rasa hormat atas hak-hak dasar manusia, pembangunan berkelanjutan, solidaritas dan upaya mencapai perdamaian, baik di dalam masyarakat maupun dengan bangsa-bangsa serta negara-negara lain," kata Paus.
Menurut dia, keseimbangan itu juga diperlukan untuk memperkuat kerukunan yang damai dan berbuah serta menjamin perdamaian. Keseimbangan pun didorong untuk dan bisa menghapuskan ketimpangan dan penderitaan yang masih bertahan di beberapa wilayah negara.
Paus juga mengatakan, Gereja Katolik ingin meningkatkan dialog antar agama demi menghapus prasangka dan menumbuhkan suasana saling percaya.
Dalam kesempatan itu pula, Paus juga menyinggung pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Indonesia. Menurut Paus, UUD 1945 mencerminkan wawasan hidup yang demokratis dan merdeka.
Tak lupa, Paus memuji semboyan Indonesia "Bhinneka tunggal ika" yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu.
Paus Fransiskus mengatakan, semboyan itu mengungkapkan realitas beraneka sisi dari berbagai orang yang disatukan dengan teguh dalam satu bangsa.
"Demikian pula perbedaan-perbedaan secara khusus berkontribusi bagi pembentukan mosaik yang sangat besar, yang mana masing-masing keramiknya adalah unsur tak tergantikan dalam menciptakan karya besar yang otentik dan berharga," ungkap Paus.
Paus Fransiskus disambut para suster, romo, dan rohaniwan saat memasuki Gereja Katedral Jakarta untuk beraudiensi dengan uskup, pastor, rohaniwan, dan umat katolik, Rabu (4/9/2024). Paus disambut oleh Uskup Agung Jakarta Ignasius Kardinal Suharyo dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunjamin.
Gereja Katedral
Kemudian, saat beraudiensi bersama para uskup, imam, biarawan-biarawati, dan pelayan gereja di Gereja Katedral Jakarta pada 4 September 2024, Paus Fransiskus menyampaikan pesan untuk mengembangkan kasih sepenuh hati kepada setiap sesama, terutama kaum miskin.
Menurutnya, bersedekah saja tidak cukup, terutama jika dilakukan dengan perasaan "tinggi" dan "mampu".
"Kita tahu bahwa bela rasa tidak dibatasi saja pada memberi sedekah pada orang yang membutuhkan sambil memandang rendah mereka dari 'menara rasa aman' dan keberhasilan kita,” kata Paus.
Sri Paus juga berpesan, bersedekah bukan sekadar memberi, melainkan juga mendekatkan diri dengan orang yang diberi sedekah. Dia menyebutnya dengan berbela rasa.
"Ketika saya mendengarkan pengakuan, saya biasanya bertanya kepada orang, apakah dia atau orang itu pernah memberikan sedekah kepada orang miskin? Itu pertanyaan pertama. Lalu yang kedua, pertanyaannya, apakah dia juga menyentuh tangan orang yang meminta?" ujar pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu.
"Saya ingin mengatakan, kita tidak hanya memberikan, tapi juga bersentuhan langsung dengan yang meminta kaum miskin, memandang ke dalam mata mereka. Itulah yang dikatakan tadi mengembangkan, apa namanya, jaringan kasih," katanya.
Dalam kesempatan itu, Paus juga menyinggung soal Indonesia sebagai negara besar dengan banyak kekayaan alam. Namun, kekayaan itu disebut juga bagai pisau bermata dua.
"Kalau dilihat sepintas, kekayaan yang begitu besar ini bisa menjadi alasan untuk menjadi sombong dan angkuh,” ujar Sri Paus.
“Tetapi, kalau dilihat dengan pikiran terbuka, kekayaan ini justru bisa menjadi pengingat akan Allah, akan kehadirannya di alam semesta dan dalam hidup kita seperti yang diajarkan kitab suci pada kita: 'Sesungguhnya Tuhan lah yang memberikan semua ini kepada kita'," katanya.
Paus pun menyinggung perihal kerukunan yang tercipta di tengah keberagaman di Indonesia.
Sri Paus menyinggung misi Nicholas, seorang katekis, yang ingin menjangkau semua orang dan menganggap dirinya "jembatan yang menyatukan".
"Hal ini menyentuh saya dan membuat saya berpikir tentang visi indah dalam negara kepulauan Indonesia yang luas, yang terdiri dari ribuan jembatan hati yang menyatukan semua pulau," ujar Paus.
“Bahkan, jutaan lagi jembatan yang menyatukan semua orang uang hidup di sana," imbuhnya.
Kemudian, Sri Paus berulang kali menekankan soal pentingnya "jembatan kasih" dalam mewujudkan persaudaraan.
"Perumpamaan indah lainnya tentang persaudaraan adalah sebuah permadani besar dari benang cinta yang melintasi lautan, mengatasi rintangan-rintangan, dan merangkul semua perbedaan, membuat semua orang menjadi sehati dan sejiwa," katanya.
Paus Fransiskus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar saat melakukan kunjungan ke Masjid Istiqlal pada Kamis (5/9/2024). Pertemuan ini menjadi salah satu bagian dari perjalanan Apostolik Paus Fransiskus, diakhiri dengan misa akbar di Gelora Bung Karno.
Masjid Istiqlal
Bhineka Tunggal Ika juga kembali disebut Paus Fransiskus saat mengunjungi Masjid Istiqlal dan meresmikan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Gereja Katedral dengan Istiqlal yang pada 5 September 2024.
Dalam pidatonya yang puitis dan penuh pesan, Sri Paus kembali menyatakan kekagumannya terhadap toleransi beragama yang berlangsung di Indonesia dan bagiamana toleransi itu disimbolkan dalam Terowongan Silaturahmi.
Dalam kesempatan itu, Paus menyebut "Bhinneka Tunggal Ika" kemudian berpesan supaya keragaman ini tidak dinodai dengan paksaan atas dogma satu sama lain dan berharap agar penghargaan terhadap keyakinan masing-masing tidak jatuh dalam fundamentalisme yang keras.
Paus juga berpesan untuk selalu menjaga persatuan, perdamaian dan persaudaraan yang telah terhubung dengan baik melalui simbol terowongan silaturahmi tersebut.
Kemudian, menjadikan ikatan persatuan tersebut menjadi kekuatan bersama memberantas kemiskinan, memperjuangkan hak asasi manusia, dan menciptakan perdamaian.
"Itu adalah ikatan yang memungkinkan kita untuk bekerja sama, untuk maju bersama dalam mengejar suatu tujuan, dalam membela martabat manusia, dalam memerangi kemiskinan, dalam memajukan perdamaian,” kata Paus Fransiskus.
"Persatuan lahir dari ikatan persahabatan pribadi, dari rasa saling menghormati, dari saling mempertahankan ruang dan ide orang ang lain. Semoga Anda selalu menjaganya. Saudara-saudari terkasih, 'meneguhkan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan’ adalah Inspirasi yang harus kita ikuti dan yang juga menjadi judul Deklarasi Bersama yang disiapkan untuk kesempatan ini,” ujarnya lagi.
Paus Fransiskus menyapa satu persatu peserta penerima manfaat dari organinasi amal di Gedung KWI, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
KWI
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus juga secara khusus menemui umat berkebutuhan khusus dan lanjut usia di gedung Konferensi Wali Gereja (KWI), Jakarta pada 5 September 2024.
Dalam pesannya, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Tuhan selalu mengasihi semua umatnya. Untuk itu, Sri Paus mengajak semuanya untuk tetap saling mengasihi dan menjadi anugerah bagi orang lain.
Menariknya, dalam momen ini, Paus juga meminta dirinya didoakan oleh umat yang hadir.
"Para sahabat terkasih, kita semua membutuhkan satu sama lain dan ini bukan hal yang buruk. Hal ini membantu kita semakin memahami bahwa hal terpenting dalam hidup kita adalah kasih dan untuk menyadari betapa ada begitu banyak orang baik di sekeliling hidup kita. Hal ini juga mengingatkan kita betapa besar Tuhan mengasihi kita satu per satu dan masing-masing dari kita bahkan dengan keterbatasan dan kesulitan kita. Masing-masing dari kita itu unik di mata-NYA dan DIA tidak pernah melupakan kita, tidak pernah,” kata Paus.
"Mari kita selalu mengingat hal itu untuk menjaga harapan kita tetap hidup dan selanjutnya untuk berjuang tanpa kenal lelah guna membuat hidup kita menjadi anugerah bagi orang lain. Terima kasih atas pertemuan ini dan atas segala hal baik yang sudah dan sedang anda lakukan bersama-sama. Saya memberkati Anda sekalian dan berdoa untuk Anda. Dan saya juga meminta Anda agar tidak lupa mendoakan saya. Terima kasih,” ujarnya melanjutkan.
Paus Fransiskus menyapa umat Katolik yang hadir memenuhi Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, sebelum dimulainya Perayaan Ekaristi, Kamis (5/9/2024). Paus Fransiskus menaiki mobil buatan Pindad untuk berkeliling stadion dan menyapa umat. Selain di GBK, Paus juga menyapa umat yang berada di Stadion Madya GBK.
Homili di GBK
Terakhir, dalam homilinya di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada 5 September 2024, Paus Fransiskus menekankan pesan penting mengenai pentingnya umat untuk tidak mudah menyerah dan selalu percaya bahwa mereka selalu memiliki kesempatan untuk bangkit setelah gagal.
Di hadapan 60.000 umat Khatolik Indonesia, Paus berpesan agar tidak pernah lelah untuk menebarkan jala demi merawat keberagaman dan kerukunan untuk berjalan bersama demi kebaikan masyarakat.
"Saudara dan saudari, saya juga hendak berkata kepada Anda, kepada bangsa ini, kepada nusantara yang mengagumkan dan beranekaragam ini: janganlah lelah berlayar dan menebarkan jalamu, janganlah lelah bermimpi dan membangun lagi sebuah peradaban perdamaian! Beranilah selalu untuk mengimpikan persaudaraan!” kata Paus.
"Dengan dibimbing oleh sabda Tuhan, saya mendorong Anda semua untuk menaburkan kasih, dengan penuh keyakinan menempuh jalan dialog, terus memperlihatkan kebaikan budi dan hati dengan senyum khas yang membedakan Anda untuk menjadi pembangun persatuan dan perdamaian,” ujarnya lagi.
Kemudian, Sri Paus mengutip teladan Santa Teresa dari Kalkuta atau Bunda Teresa, biarawati asal India yang dikenal karena pengabdiannya kepada kaum miskin.
Paus menekankan, Bunda Teresa mengajarkan untuk tidak lelah peduli terhadap orang miskin.
"Santa Teresa di Kalkuta, yang peringatannya kita rayakan hari ini, yang tanpa lelah peduli pada orang orang termiskin dan memajukan perdamaian dan dialog," kata Paus.
Kemudian, Sri Paus mengatakan, Bunda Teresa bahkan mengajarkan untuk selalu memberi meski tidak memiliki.
"Pernah ketika kita tidak memiliki apa pun untuk diberikan, hendaklah kita memberikan ketiadaan itu. Dan ingatlah, bahkan ketika kamu tidak menuai apa-apa," pesan Paus.
Tag: #pesan #paus #fransiskus #saat #indonesia #jaga #perdamaian #tolak #perang #berantas #kemiskinan