Lagu Band Sukatani Bayar, Bayar, Bayar Menggema Saat Aksi Indonesia Gelap di Patung Kuda Jakarta
AKSI INDONESIA GELAP - Massa aksi demo bertajuk Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (21/2/2025). Mereka kompak menyanyikan lagu Bayar, Bayar, Bayar yang dipopulerkan grup band Sukatani. 
15:57
21 Februari 2025

Lagu Band Sukatani Bayar, Bayar, Bayar Menggema Saat Aksi Indonesia Gelap di Patung Kuda Jakarta

- Lagu 'Bayar, Bayar, Bayar' yang dipopulerkan grup band Sukatani menggema dalam aksi demonstrasi bertajuk 'Indonesia Gelap' di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (21/2/2025) siang.

Lagu grup band Sukatani 'Bayar, Bayar, Bayar' sebelumnya menjadi perbincangan publik karena memuat frasa polisi.

Lagu tersebut pun dinyanyikan massa aksi Indonesia Gelap yang dipandu dari atas mobil komando.

"Apa yang dirasakan Sukatani adalah bentuk represifitas aparat," ujar orator dari atas mobil komando.

Sebelumnya, tagar #1312 menggema di media sosial. 

Hal tersebut menyusul dihapuskannya lagu berjudul 'Bayar, Bayar, Bayar' yang dinyanyikan band asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sukatani.

Lagu tersebut mendadak dihapus dari seluruh digital streaming platform tidak lama setelah viralnya lagu yang mengkritik polisi tersebut.

Setelah lagu tersebut dihapus, muncul permintaan maaf kedua personil Band Sukatani pada Rabu(20/2/2025) dalam bentuk video.

Video yang memperlihatkan kedua personel Sukatani yaitu AL dan Ovi memberikan klarifikasi terkait lirik dari lagu Bayar Bayar Bayar.

Keduanya bahkan terlihat membuka topeng sakral yang dipakai setiap mereka tampil di panggung dan wawancara tersebut.

Setelah video tersebut ramai di media, masyarakat menjadi penasaran seperti apa lirik dari lagu Bayar Bayar Bayar Sukatani.

Tagar #KamiBersamaSukatani pun banyak digunakan dalam unggahan sosial media.

Setelah Tagar #KamiBersamaSukatani muncul kini di media sosial muncul tagar #1312.

Berkumpul di Taman Ismail Marzuki

Ratusan orang dari kalangan masyarakat sipil memblokade Jalan Cikini Raya, pada Jumat (21/2/2025).

Mereka merupakan massa aksi bertajuk "Indonesia Gelap".

Para peserta aksi menjadikan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai titik kumpul sebelum menggelar aksi di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.

Pantauan Tribunnews.com sekira pukul 13.00 WIB, para peserta aksi mengenakan pakaian warna hitam. 

Mereka membawa beberapa atribut aksi, seperti bendera, spanduk, dan poster bertuliskan kalimat bernada kritik terhadap pemerintah.

Beberapa di antara poster tersebut bertuliskan, "Indonesia Gelap", "Negara acakadut gara-gara si Ndut", dan "Giliran Timnas-nya bagus, pemerintahnya kagak".

Selanjutnya, sekira pukul 14.20 WIB, ratusan peserta aksi memblokade Jalan Cikini Raya.

Mereka melakukan long march menuju ke kawasan Patung Kuda sebagai lokasi utama digelarnya aksi unjuk rasa.

Barisan longmarch peserta aksi bergerak dari TIM menuju ke Jalan Cikini 2.

Juru Bicara Aksi Indonesia Gelap, Tegar Afriansyah mengatakan massa aksi akan bercampur dengan masyarakat yang sama-sama akan menyuarakan aspirasinya.

"Sekitar 2.500 orang dan ini melebur bersama dengan gerakan masyarakat sipil di luar dari mahasiswa," kata Tegar kepada wartawan, Jumat.

Nantinya, lanjut Tegar, mahasiswa yang akan hadir diklaim tidak akan mengenakan almamater kampusnya masing-masing.

"Kemarin hasil daripada konsolidasi bersama dengan aliansi mahasiswa dari berbagai kampus sepakat untuk melepaskan ego dengan tidak menggunakan almamater pada aksi kali ini," ungkapnya.

Tegar menyebut sebelum ke Patung Kuda, para massa aksi ini akan berkumpul di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

2.460 Personel Keamanan Diterjunkan

Dalam rangka mengamankan aksi tersebut, polisi menyiagakan personel gabungan.

"Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 2.460 personel gabungan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Jum'at (21/2/2025).

Susatyo menyebutkan, personel gabungan tersebut dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI dan instansi terkait. 

Nantinya personel akan ditempatkan di sejumlah titik di sekitar Patung Kuda Monas hingga di depan Istana Negara.

Sementara itu, Susatyo menyebut untuk pengalihan arus lalu lintas bersifat situasional.

Artinya, nantinya penutupan jalan akan dilakukan dengan melihat perkembangan di lapangan.

"Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas akan dialihkan, dihimbau kepada warga yang akan melintas sekitar Monas agar mencari jalan alternatif untuk menghindari penumpukan kendaraan di sekitar Patung Kuda," ujarnya.

Lebih lanjut, Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi.

Dia juga mengimbau kepada para koordinator lapangan (korlap) dan orator untuk melakukan orasi dengan santun dan tidak memprovokasi massa.

"Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan lainnya yang akan melintas di bundaran Patung Kuda Monas, dan beberapa lokasi lainnya," jelasnya.

"Personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata api. Hormati dan hargai saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya di muka dengan humanis dan profesional," ucapnya.

Editor: Adi Suhendi

Tag:  #lagu #band #sukatani #bayar #bayar #bayar #menggema #saat #aksi #indonesia #gelap #patung #kuda #jakarta

KOMENTAR