



Eks Dirut Pertamina Diperiksa KPK: Soal Masalah Jual Beli Gas PGN
- Mantan Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto telah rampung diperiksa sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Merah Putih, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Dwi mengatakan, penyidik meminta keterangannya terkait kasus jual beli gas di PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan PT Inti Alasindo Energi (IAE).
"Saya tadi permasalahan penjualan gas dan BBM (bahan bakar minyak) PGN ke PT Alasindo Energi," kata Dwi di lokasi.
Dwi mengaku lupa berapa jumlah pertanyaan yang ditanyakan penyidik saat pemeriksaan.
"Enggak hafal, enggak tahu, enggak ngitung," ujarnya.
Sebelumnya, KPK memeriksa dua eks Direktur Utama PT Pertamina sebagai saksi, terkait kasus jual beli gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan PT Inti Alasindo Energi (IAE).
Mereka adalah Elia Massa Manik selaku Direktur Utama PT Pertamina periode 2017-2018 dan Dwi Soetjipto selaku Direktur Utama PT Pertamina periode 2014-2017.
"Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto dalam keterangannya, Selasa (18/2/2025).
Pantauan Kompas.com, Dwi Soetjipto dan Elia Massa Manik tiba di Gedung Merah Putih KPK pukul 10.04 WIB.
Kedua terlihat duduk di lobi mengenakan ID pemeriksaan KPK sambil menunggu dipanggil penyidik.
Selain Dwi Soetjipto dan Elia Massa Manik, KPK juga memanggil Edwin Hidayat Abdullah selaku Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata periode tahun 2015-2019 sekaligus Komisaris PT Pertamina periode tahun 2016-2018.
Lalu, Fajar Harry Sampurno selaku Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media periode tahun 2015-2019 sekaligus Komisaris PT PGN periode tahun 2016-2018.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengungkapkan, dugaan korupsi di PT PGN berawal dari audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Nanti mungkin kalau sudah cukup buktinya, tentu kita juga akan segera melakukan penahanan terhadap para tersangka,” tutur Alex.
KPK menyatakan telah menetapkan dua orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi di PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Tbk.
Dugaan korupsi di lingkungan perusahaan gas pelat merah ini diduga merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah.
“Untuk PGN kami pastikan sudah ada tersangka yang ditetapkan sebagai tersangka kurang lebih dua orang,” ujar Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (29/5/2024).
Ali mengatakan, dalam perkara ini pihaknya juga telah mencegah dua orang bepergian ke luar negeri.
Tujuannya agar mereka tetap berada di tanah air ketika keterangannya dibutuhkan penyidik.
KPK berharap, kedua orang tersebut bersikap kooperatif dan memenuhi panggilan penyidik pada jadwal pemeriksaan yang telah diagendakan. “Pencegahan ini dilakukan untuk kelancaran proses penyidikan,” kata Ali.
Meski demikian, KPK belum mengungkap siapa saja tersangka dalam perkara ini.
Identitas mereka akan diumumkan ketika penyidikan dinilai cukup.
Lembaga antirasuah hanya menyebut kasus tersebut menyangkut kerja sama jual beli gas dengan PT IG.
Tag: #dirut #pertamina #diperiksa #soal #masalah #jual #beli