



VIDEO EKSKLUSIF Menantu Hashim Djojohadikusumo Blak-blakan Soal Tambang Timah
Wawancara ini berlangsung di Studio Tribunnews, Jakarta, pada Senin (17/2/2025).
Harwendro, yang juga suami Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati, menegaskan industri timah nasional masih memiliki prospek yang cerah.
"Dari sejarah pertimahan, sudah hampir ratusan tahun timah dieksplorasi di Bangka Belitung. Bahkan, setelah hampir 50 tahun berdirinya PT Timah, industri ini masih berjalan, sampai sekarang masih ada, masih banyak."
"Kita masih jadi eksportir, andalan nomor satu di dunia," ujar Harwendro, yang juga menantu Hashim Djojohadikusumo.
Hashim Djojohadikusumo merupakan adik Presiden Prabowo Subianto.
Meski begitu, ia mengakui bahwa Bangka Belitung—salah satu penghasil timah terbesar di dunia—sedang menghadapi tantangan besar. Sejumlah pelaku industri timah, termasuk di wilayah IUP PT Timah Tbk, tersandung kasus hukum yang berdampak pada ekspor komoditas strategis ini.
Harwendro mencatat ekspor timah Indonesia mengalami penurunan signifikan, dari kisaran 61.000–80.000 ton per tahun menjadi hanya 50.000–51.000 ton pada 2024.
Namun, di tengah menurunnya produksi, harga timah global justru meningkat, berkisar antara 28.000 hingga 30.000 USD per ton.
"Harganya naik. Sepanjang 2024, harga timah relatif stabil di angka hampir 30.000 USD per ton, dengan batas terendah 28.000 USD per ton. Hingga kini, harga masih bertahan di kisaran tersebut," jelasnya.
Menjadi Bagian Keluarga Presiden Prabowo: Tantangan atau Keuntungan?
Sebagai bagian dari keluarga Presiden Prabowo Subianto, Harwendro mengakui bahwa setiap langkahnya dalam dunia usaha selalu mendapat sorotan lebih tajam.
Karena itu, sejak awal ia menekankan pentingnya menjalankan bisnis dengan kepatuhan penuh terhadap regulasi.
Ia menginstruksikan seluruh karyawannya agar tidak melanggar aturan, tidak menghindari pajak, dan selalu mematuhi ketentuan yang berlaku.
"Saat kita terjun ke industri ini, semuanya harus dipersiapkan dengan baik. Artinya, jangan sampai ada aturan yang dilanggar, jangan sampai ada pajak yang dilanggar 100 persen. Kita harus comply dengan aturan yang ada pada pemerintah," tegasnya.
"Kita jangan sampai menyalahi aturan, melanggar aturan itu sangat tidak baik itu yang selalu kita dorong-dorong, informasikan ke teman-teman yang bekerja di lapangan," jelasnya.
Ia juga menambahkan, membawa nama besar dalam pemerintahan bisa menjadi pedang bermata dua. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi bumerang.
Namun, jika dijalankan secara profesional dan transparan, justru dapat membuka peluang kesuksesan yang lebih besar.
"Karena membawa nama besar, kita harus ekstra hati-hati. Bisa jadi ini bumerang, tetapi juga bisa membuat kita semakin dikenal dan sukses."
"Oleh karena itu, semua aspek harus dipertimbangkan dengan matang," pungkasnya.(*)
Simak wawancara lengkapnya di kanal YouTube Tribunnews. (*)
Tag: #video #eksklusif #menantu #hashim #djojohadikusumo #blak #blakan #soal #tambang #timah