Dapat Hadiah Rumah Dari Negara Luasnya Selapangan Bola, Ini Alasan Wapres Ma'ruf Pilihnya di Depok
Area depan pintu masuk rumah 'hadiah' dari negara untuk Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin di Jalan Raya Tapos, RT.002/011, Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat, Senin (16/9/2024). 
06:56
18 September 2024

Dapat Hadiah Rumah Dari Negara Luasnya Selapangan Bola, Ini Alasan Wapres Ma'ruf Pilihnya di Depok

Periode masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin akan berakhir pada 20 Oktober 2024 mendatang. Hal itu berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 1185/PL.01.9-Kpt/06/KPU/VI/2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019, di mana pasangan Jokowi-Ma'ruf mulai menjalankan pemerintahan sejak Minggu, 20 Oktober 2019.

Seiring dengan itu pada 20 Oktober 2024 nanti tongkat estafet pemerintahan Indonesia akan diserahkan kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang telah ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2024-2029. Saat itulah Jokowi dan Ma'ruf Amin resmi lengser dari jabatannya.

Jokowi sudah menegaskan ia akan pulang ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah setelah tak menjabat sebagai presiden. Negara sudah menyiapkan rumah untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Solo. 

Pemberian rumah untuk mantan presiden dan wakil presiden itu berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. 

Dalam UU itu diamanatkan bahwa mantan presiden dan mantan wakil presiden akan diberikan masing-masing sebuah rumah kediaman yang layak dengan perlengkapannya.

Demikian juga dengan Jokowi dan Ma'ruf yang akan diberikan 'hadiah' rumah dari negara sebagai bentuk penghargaan atas jasanya. Rumah untuk Jokowi berlokasi di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Rumah untuk presiden ke-7 RI itu akan berdiri di atas lahan seluar 12.000 meter persegi.

Sedangkan Wapres Ma'ruf Amin mendapatkan rumah yang berlokasi di Tapos, Depok, Jawa Barat. Menurut Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, Ma'ruf pun sangat berbahagia menerima 'hadiah' kediaman dari negara tersebut. 

Masduki pemilihan lokasi rumah pemberian negara di Tapos, Depok, Jawa Barat itu juga atas dasar pilihan Ma'ruf sendiri. Ma’ruf sengaja memilih lokasi rumah di Tapos karena tidak jauh dari rumah pribadi milik istrinya, Wury Estu Handayani, dan kediaman orang tua Ma'ruf. 

"Wapres (Ma'ruf Amin) sangat gembira karena ketepatan juga oleh negara diberikan semacam hadiah rumah ya. Baik Presiden atau Wapres itu kan biasanya diberi hadiah rumah, dan Wapres mengambil tempat yang di luar kota, di Depok. Supaya dengan dana yang diberikan oleh negara untuk rumah, untuk tanah dan rumah itu, berikut isinya itu, bisa lebih luas, terutama tanah dan bangunannya. Dan Wapres sudah mengambil tempat di Cimanggis, Depok," ungkap Masduki, kepada Tribunnews, Kamis (12/9).

Masduki mengatakan, selama proses pembangunan berlangsung, Abah --sapaan akrab Ma'ruf Amin-- kerap menengok perkembangan pembangunan calon kediamannya itu. Terutama di sela-sela libur akhir pekan dan jika sedang tidak ada kegiatan apapun. 

Tribunnews sempat memantau langsung kondisi rumah untuk Ma'ruf Amin itu yang berlokasi di Jalan Raya Tapos, RT 002/011, Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Jawa Barat, pada Senin (16/9).

Dari pantauan di lokasi, jarak rumah pemberian negara untuk Ma'ruf Amin itu tak jauh dari rumah pribadi milik istri Wakil Presiden Wury Estu Handayani, yang berlokasi di perumahan Taman Arcadia, Tapos, Depok, Jawa Barat. Berdasarkan perhitungan melalui aplikasi Google Maps, jaraknya hanya sekitar 1 kilometer. 

Rumah 'hadiah' dari negara untuk Wapres Ma'ruf Amin berdiri di atas lahan yang kira-kira luasnya cukup untuk dua lapangan sepak bola. Secara keseluruhan, lahan tersebut tampak seperti bentuk huruf "S".

Sejauh ini proyek pembangunan calon kediaman Ma'ruf Amin itu tampak belum rampung sepenuhnya. 

Itu terlihat dari gerbang pintu masuk area calon kediaman Ma'ruf Amin tersebut yang terdapat sebuah bangunan berwarna putih membentuk gapura, yang berfungsi sebagai pos pengamanan. Bentuk bangunan ini membuat pintu masuk terlihat seperti lorong.

Untuk memasuki lorong tersebut terdapat pagar yang saat ini masih terbuat dari seng. Pada pagar seng itu menempel sebuah pemberitahuan, "Hati-hati keluar masuk kendaraan proyek". 

Kemudian setelah melewati pagar seng tersebut sekaligus pintu masuk menuju jalan utama kompleks calon kediaman Ma'ruf Amin, tampak di sisi kanan dan kiri jalan ditanami pepohonan hijau. 

Sepanjang jalan utama di area ini menggunakan conblock persegi panjang. Adapun pada ujung dari jalan selepas pos pengamanan terdapat sebuah lahan parkir yang sekiranya dapat menampung lebih dari tujuh mobil serta green house untuk kegiatan budi daya tanaman. 

Kemudian, bangunan yang nantinya diperuntukkan sebagai rumah Ma'ruf Amin sendiri berada di sisi kanan bangunan green house. Bangunan green house berseberangan dengan bangunan rumah tinggal yang akan ditempati Ma'ruf Amin. 

Kedua bangunan ini dipisahkan oleh jalan utama yang melintang membentuk huruf "S" hingga ke pintu keluar kompleks.

Bangunan calon rumah tinggal eks Wapres tersebut bergaya minimalis dan bertingkat tiga di dalamnya. Bangunannya tampak megah, didominasi warna putih. Sementara seluruh atap dan kusen-kusen jendela serta pintunya berwarna hitam. 

Sisi depan bangunan untuk rumah tinggal ini menghadap green house. Sedangkan di samping kanannya dibangun sebuah bangunan mewah ukuran sedang yang keseluruhannya terbuat dari kayu.

Di depan bangunan kayu tersebut melintang jalan utama yang di ujungnya terdapat pagar pintu keluar sekaligus pembatas antara kompleks rumah eks Wapres dengan rumah-rumah warga. Meski masih dalam tahap pembangunan, kompleks ini dijaga ketat oleh Paspampres. 

Ketua RT setempat, Ibe, mengatakan, sebelum dibeli negara untuk dijadikan calon kediaman Ma'ruf Amin, lahan itu merupakan milik pribadi. Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut pemilik sebelumnya dari lahan tersebut. 

Ia juga tidak mengetahui secara pasti luas lahan itu. Meski demikian, kata Ibe, dalam proses jual-beli lahan Ketua RT setempat ikut andil sebagai saksi.

Ibe juga menjelaskan ada aturan khusus yang diamanatkan Paspampres kepadanya untuk disampaikan kepada para warga di RT 002/011 mengenai larangan menyulut petasan ataupun kembang api. "Mungkin takut mengganggu Abah (Ma'ruf Amin) kali ya," ucapnya saat ditemui. 

Di lingkungan itu Ma'ruf Amin juga pernah memberikan bantuan sosial berupa sembako kepada para warga, tepatnya saat Hari Raya Idul Fitri 2024. Seorang warga setempat yang berprofesi sebagai pedagang mie ayam keliling, Nana, mengaku terbantu dengan adanya pembagian sembako itu. 

Rumah kecil Nana berada persis di belakang kompleks calon kediaman Ma'ruf Amin. Ia mengungkapkan, sempat ada orang yang diduga perwakilan dari Ma'ruf Amin yang memintanya menginformasikan jika sewaktu-waktu ingin menjual lahan dan bangunan rumahnya. 

Menjelaskan lebih lanjut hal itu, pria paruh baya itu memahami bahwa ada keinginan dari Ma'ruf Amin untuk membeli tanah di sekitar rumahnya. Apalagi, kata Nana, lahan kosong di samping rumahnya juga sudah dibeli oleh Ma'ruf Amin. 

Meski demikian, Nana berharap, keberadaan Ma'ruf Amin di sekitar kediamannya dapat menurunkan tingkat kriminalitas di wilayah tersebut, misalnya seperti pencurian sepeda motor.

Ibu Lestari, warga sekaligus tetangga dekat rumah pribadi Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jalan Deli Gang Lorong 27, RT 07/08, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara,  Jumat (14/9/2024). Ibu Lestari, warga sekaligus tetangga dekat rumah pribadi Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jalan Deli Gang Lorong 27, RT 07/08, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara,  Jumat (14/9/2024). (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Sementara itu, Nur, seorang ibu rumah tangga yang kediamannya juga berlokasi di sekitaran calon rumah Ma'ruf Amin justru mengeluhkan adanya perasaan tidak bebas imbas tinggal di dekat rumah Wapres. 

Ia menyebut, terkadang di pagi hari saat Ma'ruf hendak pergi untuk beraktivitas dari kediaman pribadinya di Taman Arcadia, Paspampres kerap menutup jalan warga. Di waktu yang bersamaan, Nur sedang mengantarkan anaknya ke sekolah.

Nur mengaku geram atas hal itu. Sebab, penutupan jalan untuk akses kendaraan Wapres Ma'ruf Amin menyebabkan sang anak terlambat tiba di sekolah. 

"Ya kalau bisa dikasih jalan sedikit lah. Kasian anak-anak kalau terlambang datang ke sekolah. Sekolah mana mau tahu alasan terlambatnya gara-gara ada Wapres," ujar Nur.

Juru Bicara Wapres memastikan Ma'ruf akan pulang ke rumah barunya tersebut setelah masa jabatan Wakil Presiden yang diembannya selama kurun waktu lima tahun kebelakang itu berakhir. 

Ia menjelaskan, terkait batas harga kediaman pemberian dari negara, aturan yang ada menjadikan harga tanah di Jakarta sebagai tolak ukur. Tetapi, Wapres memutuskan untuk membeli lahan di luar Kota Jakarta atau Depok dengan harapan tanahnya akan lebih luas dan harganya jauh lebih murah.

Sementara itu, menjelaskan soal rencana kegiatan Ma'ruf setelah lepas jabatan sebagai Wakil Presiden, Masduki mengatakan Wapres sangat bahagia, sangat santai, karena merasa tugas-tugasnya sudah hampir selesai. 

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dan istri, Wury Estu Handayani, serta rumah pemberian negara untuk Maruf Amin selaku mantan Wakil Presiden RI di Depok, Jawa Barat.  Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dan istri, Wury Estu Handayani, serta rumah pemberian negara untuk Maruf Amin selaku mantan Wakil Presiden RI di Depok, Jawa Barat.  (Kolase Tribunnews/Instagram)

Meski demikian, Ma'ruf dipastikan akan secara otomatis aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebagaimana jabatan barunya selaku Ketua Dewan Suro. "Otomatis dia (Wapres Ma'ruf Amin) akan aktif di PKB sebagai Ketua Dewan Suro. Oke. Dengan fungsi-fungsi yang tentu lebih bukan fungsi taktisnya ya, tapi fungsi strategisnya," ungkapnya.

Kata Masduki, nantinya Ma'ruf akan memberikan arahan-arahan penting terkait bagaimana PKB dapat lebih menekankan tentang kenegaraan dan kebangsaan, keagamaan, sebagaimana hal-hal yang selama ini sudah menjadi fokus mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Hal terpenting yang ditekankan Masduki, bahwa Ma'ruf berprinsip menjadi seorang pejuang yang dapat menghadirkan perbaikan-perbaikan untuk masalah keagamaan, kenegaraan, dan kebangsaan. 

"Jadi apa yang menjadi baik buat negara dan bangsa ini dan agama gitu, saya kira dia akan lakukan. Dan itu dia panggilan untuk itu, panggilan sampai mati lah, itu enggak akan pernah selesai buat dia. Itu adalah otomatis."

Terkait hal itu, Masduki melanjutkan, ada keinginan Ma'ruf untuk berkunjung ke Papua sebelum masa jabatannya selaku Wakil Presiden berakhir. Menurutnya, Ma'ruf merasa memiliki tanggung jawab wilayah untuk kesejahteraan Papua, sehingga berkeinginan untuk pamit kepada para tokoh adat dan tokoh agama di sana.

"Kalau memang masih mungkin di hari nanti sebelum tanggal 20 Oktober dia (Ma'ruf Amin) ingin ke Papua pamit dengan tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh agama, para pastor di sana, tokoh-tokoh gereja di sana untuk pamit kepada mereka semuanya di sana. Nanti kalau mudah-mudahan ada waktu sempat itu," imbuh Masduki.(tribun network/ibr/dod)

Editor: Hendra Gunawan

Tag:  #dapat #hadiah #rumah #dari #negara #luasnya #selapangan #bola #alasan #wapres #maruf #pilihnya #depok

KOMENTAR