Prajurit TNI AD yang Aniaya Kekasih Hingga Meninggal Dunia Jalani Pemeriksaan di Polisi Militer
- Disertir TNI AD berinisial Pratu TS melakukan penganiayaan kepada kekasihnya hingga korban meninggal dunia. Jenazah korban dievakuasi oleh para prajurit Angkatan Darat usai mengamankan dan menggali keterangan dari TS. Personel Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 318/Adhirajasa Yudha itu mengaku, selama disersi dari satuannya, dia melakukan tindak penganiayaan.
Saat petugas mendatangi lokasi yang dimaksud oleh TS di bilangan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), mereka mendapati jenazah seorang perempuan muda. Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya Kolonel Infanteri Deki Rayusyah Putra menyampaikan bahwa korban merupakan kekasih TS. ”Korban pacarnya,” terang dia pada Sabtu (1/2)
Atas perbuatan tersebut, Deki menyatakan bahwa saat ini TS tengah menjalani pemeriksaan oleh polisi militer (POM). Pihaknya juga masih menunggu hasil visum dan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk mengetahui secara pasti penyebab korban meninggal dunia. ”Sementara masih dilakukan pemeriksaan dan pihak POM lagi berkoordinasi dengan pihak rumah,” jelasnya.
Dugaan awal, lanjut Deki, TS menganiaya korban hingga meninggal dunia menggunakan tangan kosong. Sebab, petugas tidak menemukan bercak darah di lokasi penemuan jenazah. “Dugaan sementara (penganiayaan dilakukan dengan) tangan kosong dan tidak ada darah,” kata perwira menengah Angkatan Darat dengan tiga kembang di pundak itu.
Sejauh ini, TS masih berstatus terperiksa. Dia belum ditetapkan menjadi tersangka penganiayaan maupun pembunuhan. Menurut Deki, penetapan tersangka akan dilakukan bila POM sudah menuntaskan pemeriksaan. ”Penetapan tersangka setelah hasil pemeriksaan dan saat ini masih status asas praduga tak bersalah sesuai dengan hukum di Indonesia,” imbuhnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyampaikan bahwa setiap prajurit TNI yang melanggar aturan bakal diberi sanksi tegas. Sementara personel berprestasi bakal diberi penghargaan. Hal itu sesuai dengan komitmennya untuk menerapkan reward and punishment.
”Kalau prajurit yang berprestasi kami akan kasih reward, kami akan kasih sekolah, mungkin mendahului teman-temannya, kemudian juga mungkin bisa melaksanakan operasi ke luar negeri, reward-nya seperti itu. Kalau yang melanggar seperti tadi itu ya kami kasih punishment,” jelas Agus.
Tag: #prajurit #yang #aniaya #kekasih #hingga #meninggal #dunia #jalani #pemeriksaan #polisi #militer