Tak Masalah Penghafal Alquran Jadi Kuli Bangunan, Menag Nasaruddin Umar: Kecintaan kepada Alquran Luar Biasa
– Kebutuhan imam masjid dan musala di Indonesia yang mencapai 1 juta unit masih sangat tinggi.
Menurut Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, kebutuhan tersebut menjadi peluang besar bagi para penghafal Alquran atau hafiz untuk mengamalkan ilmunya.
Hal itu disampaikan Nasaruddin usai membuka ajang MTQ Internasional di Jakarta pada Rabu (29/1).
"Ada 800 ribuan masjid (di Indonesia), belum termasuk musala. Total lebih dari satu juta," kata Nasaruddin. Banyaknya masjid dan musala itu otomatis membutuhkan banyak imam salat pula. Posisi imam, lanjut Nasaruddin, idealnya diisi oleh sosok yang hafal Alquran.
Untuk masjid-masjid yang besar, bahkan membutuhkan banyak imam. "Di Masjid Istiqlal butuh 20 orang imam. Di Masjid Sunda Kelapa butuh tujuh iman. Masjid-masjid besar di pusat Provinsi, Kota, dan Kabupaten juga butuh lebih dari satu imam," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Nasaruddin ditanya wartawan mengenai banyaknya penghafal Alquran yang bekerja tidak sesuai dengan profesinya. Termasuk ada penghafal Alquran yang jadi kuli bangunan.
Soal adanya penghafal Alquran yang jadi kuli bangunan, Nasaruddin menyampaikan tidak ada yang salah. Sebab bagi penghafal Alquran, profesi sebagai kuli bangunan adalah dunianya. Sementara jadi penghafal Alquran adalah cara dia untuk lebih dekat kepada Allah.
"Kecintaan kepada Alquran luar biasa. Dia tetap enjoy bekerja jadi kuli bangunan, meskipun hafiz," kata Nasaruddin.
Menurut Nasaruddin, kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Alquran sangat tinggi. Terbukti dengan menjamurnya pesantren atau lembaga pendidikan yang berfokus mencetak penghafal Alquran.
Sebelum berinteraksi dengan wartawan, Nasaruddin secara resmi membuka MTQ Internasional. Acara tahunan ini diikuti para ahli Alquran dari 38 negara. Mereka tersebar dari benua Asia, Afrika, sampai Eropa.
Dalam momen itu, Nasaruddin menekankan pentingnya syiar bahwa Alquran adalah kitab suci yang tidak hanya berisi tuntunan ibadah. Tetapi juga kental kandungan pesan-pesan menjaga kelestarian lingkungan.
Nasaruddin berpesan bahwa salah satu ayat Alquran mengatakan manusia adalah khalifah di muka bumi. Ayat tersebut tidak bisa dipahami secara sepotong-sepotong.
"Manusia meskipun jadi khalifah bumi, tidak boleh semena-mena di bumi. Tidak boleh menaklukkan dunia," katanya.
Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengatakan, Alquran mengajarkan bahwa alam adalah partner manusia. Sehingga harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
Bahkan umat Islam tidak akan bisa beribadah dengan nyaman dan khusyuk jika lingkungannya rusak. Masyarakat tidak bisa salat dalam kondisi banjir akibat kerusakan hutan atau bencana alam lainnya.
Karena itu, Nasaruddin mengajak peserta MTQ untuk menjelaskan ke masyarakat dunia, bahwa salah satu pesan penting Alquran adalah melestarikan alam. Sehingga ke depan masyarakat menjadi lebih bersahabat dengan alam. "Untuk menunda kiamat," jelasnya.
Mantan Dirjen Bimas Islam Kemenag itu menambahkan, MTQ di Indonesia sudah menjadi pesta rakyat. Indonesia dikenal di mata dunia sebagai negara yang rutin menggelar MTQ tingkat nasional dan internasional.
Total saat ini ada 27 gelaran MTQ tingkat nasional dari beragam profesi. "Ada MTQ untuk para ASN, Polri, TNI, dan lainnya," katanya.
Pesan pelestarian lingkungan di dalam Alquran juga bakal diperkenalkan lebih luas. Diantaranya lewat mata pelajaran di madrasah dan sekolah umum.
Kemenag sedang menyusun modul untuk menyisipkan ayat-ayat Alquran ke dalam materi pelajaran umum. Khususnya ayat Alquran yang mengandung semangat menjaga lingkungan.
Tag: #masalah #penghafal #alquran #jadi #kuli #bangunan #menag #nasaruddin #umar #kecintaan #kepada #alquran #luar #biasa