Cak Imin Absen, Tim Panel PBNU Buka Peluang Umumkan Kesimpulan Sebelum Muktamar PKB
Anggota Tim Panel Pansus PKB bentukan PBNU (dari kiri ke kanan) Wakil Sekjen PBNU Dr Najib Azca, Wakil Sekjen PBNU HS Suleman Tanjung, Ketua PBNU H Umarsyah, dan Rais Syuriah PBNU KH Cholil Nafis saat konferensi pers di Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (21/8/2024). 
18:01
21 Agustus 2024

Cak Imin Absen, Tim Panel PBNU Buka Peluang Umumkan Kesimpulan Sebelum Muktamar PKB

- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak memenuhi undangan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk berdialog dan meminta keterangan terkait hubungan dua lembaga tersebut pada hari ini Rabu (21/8/2024).

Sedianya Cak Imin diundang datang ke Gedung PBNU di Jakarta Pusat pada pukul 12.30 WIB.

Namun setelah lebih dari satu jam menunggu, Ketua Umum PKB itu tak kunjung datang.

Tim panel kemudian menyimpulkan Cak Imin memang tidak akan datang memenuhi undangan tersebut.

Ketua PBNU sekaligus anggota Tim Panel Pansus PKB bentukan PBNU, Umarsyah, mengatakan hal tersebut terindikasi dengan tidak adanya informasi sedikit pun mengenai akan hadir atau tidaknya Cak Imin ke Gedung PBNU.

"Sampai saat ini tidak ada informasi sedikit pun mengenai apakah beliau akan hadir atau tidak. Setelah satu jam lebih kita menunggu, kita simpulkan Pak Muhaimin tidak hadir. Pertanyaannya adalah kenapa tidak hadir?" kata Umarsyah dalam konferensi pers di Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (21/8/2024).

Menurut Umarsyah, sedianya bila Cak Imin datang, ada tiga hal pokok yang akan diklarifikasi secara langsung.

Pertama, kata dia, soal kewenangan Dewan Syuro PKB yang semakin hari semakin menipis dan bergeser kepada Ketua Umum DPP PKB.

Kedua, masalah permusyawaratan.

Ketiga, kaitannya dengan tata kelola organisasi.

"Tiga hal ini yang kita fokus lakukan pendalaman. Tapi hari ini kami tidak peroleh apa yang kami inginkan ini. Tentu ini akan menjadi laporan kami kepada tim yang sudah dibentuk PBNU yang diketuai oleh KH Anwar Iskandar dan Bapak Amin Said Husni," kata dia.

"Dan kami akan sampaikan juga langsung kepada Ketua Umum PBNU yang menerima mandat dari Rais Aam untuk melakukan perbaikan DPP PKB," sambung dia.

Terkait kemungkinan mengundang kembali Cak Imin, ia menyatakan hal tersebut menjadi kewenangan Ketua Pansus PKB bentukan PBNU yakni Kiai Anwar Iskandar.

Ia pun membuka kemungkinan hasil kesimpulan dari tim panel akan diumumkan dalam satu sampai dua hari ke depan oleh Kiai Anwar Iskandar.

Namun ia juga belum bisa memastikan apakah hal tersebut akan dilakukan.

"Itu menjadi kewenangan Kiai Anwar Iskandar sebagai ketua tim. Insya Allah 1-2 hari ini akan disampaikan secara utuh ke publik. Kalau itu beliau anggap perlu," kata dia.

"Tapi kalau dari beliau nanti akan disampaikan kepada ketua umum, kemudian ketua umum (PBNU) bilang bahwa ini yang akan kita jalankan, dan ini yang akan menjadi target upaya kita. Ya sudah, jalankan," sambung dia.

Ia pun menanggapi pertanyaan terkait dengan apa yang akan dilakukan PBNU terkait dengan Muktamar PKB yang rencananya akan digelar pada 24 sampai 25 Agustus 2024 di Bali mendatang.

Umarsyah menegaskan soal itu tim Pansus PKB bentukan PBNU akan menunggu instruksi dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Akan tetapi ia mengisyaratkan akan ada perubahan-perubahan terhadap DPP PKB.

Untuk detail misalnya terkait strategi dan taktik, lanjut dia, hal tersebut menjadi rahasianya Gus Yahya.

"Tetapi yakinlah, bahwa proses-proses ini semua berjalan menuju satu titik insya Allah akan terjadi perubahan-perubahan yang lebih baik untuk DPP PKB. Kaitannya bagaimana, kapan, dan sebagainya atau kaitannya dengan strategi dan taktik itu menjadi rahasia dapurnya Ketua Umum," kata dia.

"Kami sebagai bagian dari tim ini hanya menerima instruksi day to day. Semuanya disampaikan oleh Ketua Umum berdasarkan rapat besar kita," sambung dia.

Tribunnews.com telah berupaya mengonfirmasi kepada petinggi PKB terkait kehadiran Cak Imin untuk memenuhi undangan PBNU.

Untuk itu, Tribunnews.com telah menghubungi Sekjen PKB Hasanuddin Wahid melalui pesan Whatsapp di nomor 0812xxxxxxxx dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid melalui pesan Whatsapp di nomor 0811xxxxxxx.

Namun hingga berita ini ditayangkan, Tribunnews.com belum mendapat pesan balasan dari keduanya.

Sebelumnya berdasarkan salinan undangan yang diterima, PBNU mengundang Cak Imin dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum DPP PKB untuk hadir di ruang rapat lantai 5 Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (21/8/2024).

Tertulis dalam salinan undangan tersebut, Cak Imin diundang hadir untuk berdialog dan memberikan keterangan masalah hubungan Nahdlatul Ulama dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dalam salinan undangan tersebut juga tertera tanda tangan Wakil Ketua Umum PBNU yang juga pimpinan tim Pansus PKB bentukan PBNU yakni Amin Said Husni dan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Faisal Saimima.

Sejumlah tokoh lain yang tercatat memenuhi undangan tim panel tersebut di antaranya mantan Sekjen PKB Muhammad Lukman Edy pada dan mantan politikus PKB yang saat ini menjabat Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie.

Data dari Internal PKB Tidak Utuh

Tim panel Pansus PKB bentukan PBNU menyatakan telah melakukan konfirmasi dari berbagai informasi yang diterima dalam kerja-kerjanya untuk menelaah hubungan antara PBNU dan PKB selama ini.

Informasi tersebut baik dalam bentuk dokumen, pemberitaan, dan sebagainya.

Ketua PBNU yang juga anggota tim Panel Pansus PKB bentukan PBNU Kiai Muhammad Cholil Nafis menegaskan bahwa dengan tidak hadirnya Cak Imin hari ini dan Sekretaris Jenderal DPP PKB Hasanuddin Wahid yang diundang pada Senin (5/8/2024) lalu maka data yang dibutuhkan dari internal PKB menjadi tidak utuh.

Ia menjelaskan tugas tim panel Pansus PKB bentukan PBNU adalah pendalaman data dan melakukan tabayyun (konfirmasi) baik dari luar maupun dalam kepengurusan PKB.

"Informasi dari luar sudah hampir memadai tentang informasi yang kurang baik dan perlu dibenahi di internal PKB," kata dia.

Meski terbuka kemungkinan hasil kesimpulan dan rekomendasi tim panel diumumkan segera.

Namun ia juga membuka kemungkinan tim dapat meminta keterangan dari para sesepuh PKB.

Namun demikian, kata dia, hal tersebut bergantung pada keputusan pimpinan di PBNU.

"Kita akan lapor apakah kita perlu datang kepada para pendahulu kita. Dulu seperti halnya Kiai Amin Said asistensi, ada Kiai Said Aqil Siradj sebagai pendahulu di PKB, Kiai Ma'ruf Amin juga. Apakah nanti Kiai Mustofa Bisri juga begitu. Itu opsi kalau memang ada perintah," kata dia.

Sikap Elite PKB

Diberitakan sebelumnya Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid berharap Cak Imin tidak hadir memenuhi undangan PBNU tersebut.

Menurutnya, hal tersebut guna penghormatan pada AD/ART NU dan kepatuhan pada aturan partai.

"Saya berharap agar Gus Muhaimin tidak hadir sebagai wujud penghormatan pada AD/ART NU dan kepatuhan pada aturan parpol," kata dia kepada wartawan Rabu (21/8/2024).

Ia memandang pemanggilan Cak Imin oleh PBNU merusak kedaulatan partai politik.

Sebab, lanjut dia, pemanggilan tersebut melanggar Undang-Undang Partai Politik.

"Hemat saya, semakin nyata Gus Yahya (Ketum PBNU) melanggar AD/ART NU dan Khittah NU 1926 serta melampaui UU Partai Politik," kata dia.

Editor: Dodi Esvandi

Tag:  #imin #absen #panel #pbnu #buka #peluang #umumkan #kesimpulan #sebelum #muktamar

KOMENTAR