Orang yang Dipaksa Menikah oleh Orang Tuanya, Sering Menunjukkan 8 Perilaku Ini dalam Hubungannya
Setiap orang tua pasti ingin menyaksikan anaknya menikah bahagia, menjalani hidup dengan pasangan dan juga keturunannya. Sehingga akhirnya, beberapa dari mereka ada yang memaksa anaknya untuk menikah dengan siapapun.
Mengutip dari laman Klik Dokter pada (08/12) mengungkapkan bahwa orang tua seperti itu tidak mau mendengar apapun alasan anak ketika belum juga menikah, entah itu soal kriteria, kecocokan, atau perihal kesiapan.
Tentunya hal ini menjadi dilema antara tetap mengikuti keinginan sendiri atau berbakti pada orang tua, dilansir dari laman Blog Herald pada (08/12) orang yang dipaksa menikah oleh orang tuanya, sering menunjukkan 8 perilaku ini dalam hubungannya :
1. Menutupi emosi yang sebenarnya
Emosi adalah perjalanan roller coaster. Mereka melonjak tanpa peringatan, menelan kita dalam arusnya, dan tidak selalu mudah untuk melepaskannya. Sesuatu yang bisa kita lakukan hanyalah menguatkan diri dan menaiki ombak hingga reda.
Mereka yang dipaksa menikah oleh orang tuanya, sering kali terampil menyembunyikan perasaan sebenarnya, dan menjadi ahli dalam penyamaran. Sebenarnya itu bukan salah mereka, melainkan sebuah mekanisme bertahan hidup.
Mereka tersenyum ketika diharapkan, tertawa pada saat yang tepat, dan menunjukkan kegembiraan ketika situasi menuntutnya.
2. Mencari validasi
Kita semua mendambakan validasi, seperti sebuah tepukan di punggung atau kata pujian, sudah menjadi sifat manusia untuk mencari pengakuan atas tindakan dan pilihan.
Tapi bagi mereka yang dipaksa menikah, kebutuhan akan pengakuan ini bisa menjadi semakin besar. Setiap keputusan yang diambilnya selalu mencari persetujuan dari pasangan, mertua, dan orang tuanya sendiri.
Orang yang dipaksa menikah, terus-menerus bertanya tentang perilakunya karena banyak ketakutan jika itu tidak sesuai ekspektasi keluarganya.
3. Menghindari konfrontasi
Dalam hubungan apapun, perselisihan tidak bisa dihindari. Tapi bagi mereka yang dipaksa untuk menikah, konfrontasi bisa menjadi tantangan tersendiri. Mereka sering kali menggunakan strategi penghindaran untuk menjaga perdamaian, memilih untuk menyembunyikan masalah daripada menanganinya secara langsung.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di National Institutes of Health, individu yang merasa terpojok dalam suatu hubungan lebih cenderung menghindari konfrontasi demi menjaga keharmonisan.
4. Kompensasi yang berlebihan dalam sebuah peran
Ketika dipaksa menikah, peran-peran tersebut bisa menjadi ladang ranjau, terutama jika tidak sejalan dengan keinginan atau kemampuan sebenarnya. Dalam kasus seperti ini, orang sering kali memberikan kompensasi yang berlebihan agar sesuai dengan peran tersebut.
Jika mereka diharapkan menjadi ibu rumah tangga atau bapak pencari nafkah, mungkin akan bekerja tanpa kenal lelah untuk membuktikan nilai kepribadiannya.
5. Menekan keinginan pribadi
Kita semua memiliki impian dan keinginan, tapi ketika didorong ke dalam sebuah pernikahan, keinginan pribadi ini sering kali dikesampingkan. Setelah itu, orang tersebut bisa mengunci sebagian dari dirinya, menekan hasrat sejatinya untuk memenuhi perannya sebagai seorang suami atau istri.
6. Mengutamakan kebahagiaan orang lain
Ketika kamu berpikir tentang suatu hubungan, tentu mengharapkannya menjadi sumber kebahagiaan bagi kedua belah pihak yang terlibat. Tapi bagi orang yang dipaksa menikah, sering kali mendapati diri untuk memprioritaskan kebahagiaan orang lain dibandingkan kebahagiaan diri sendiri.
Mereka berusaha keras untuk menyenangkan pasangannya, mertuanya, keluarganya, dan sering kali dengan mengorbankan kepuasannya sendiri.
7. Berjuang dengan ekspresi diri
Melalui ekspresi pikiran dan perasaan, akan mencapai pemahaman dan keintiman dengan pasangan. Tapi bagi mereka yang dipaksa menikah, ekspresi diri bisa menjadi perjuangan berat.
Mereka mungkin menahan diri, enggan mengungkapkan kebutuhannya, atau bahkan meremehkan perasaannya agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Rasanya seperti berada di ruangan yang penuh sesak dan tidak bisa bersuara.
8. Bergulat dengan rasa salah
Perilaku paling mendalam dan seringkali tidak terucapkan yang ditunjukkan oleh orang yang dipaksa menikah adalah rasa bersalah. Mereka akan merasa tidak puas, bersalah karena tidak memenuhi harapan, serta mendambakan sesuatu yang berbeda.
Meskipun ini merupakan hal yang cukup berat bagi orang yang dipaksa menikah, tapi jika terus-menerus mengalah akan berdampak buruk bagi kesehatan mental dan emosi itu bisa meledak kapan saja.
***
Tag: #orang #yang #dipaksa #menikah #oleh #orang #tuanya #sering #menunjukkan #perilaku #dalam #hubungannya