8 Perilaku yang Menunjukkan Kecerdasan Finansial Rendah, Cermati Tanda-tandanya!
Ilustrasi orang yang kurang dalam kecerdasan finansial. (Freepik)
15:24
6 Desember 2024

8 Perilaku yang Menunjukkan Kecerdasan Finansial Rendah, Cermati Tanda-tandanya!

 Dewasa ini, tantangan ekonomi dan kemampuan untuk mengelola keuangan dengan bijak adalah salah satu keterampilan paling berharga yang bisa dimiliki seseorang. 

Sayangnya, tidak semua orang dilengkapi dengan kecerdasan finansial yang cukup untuk menghadapi berbagai godaan dan tanggung jawab keuangan. 

Banyak orang yang tanpa sadar terjebak dalam kebiasaan buruk yang merugikan dan menghambat kemajuan finansial mereka.

Kecerdasan finansial bukanlah tentang berapa banyak uang yang Anda miliki, tetapi tentang bagaimana Anda mengelola uang tersebut. 

Orang yang cerdas finansial tahu pentingnya menabung, berinvestasi, dan merencanakan masa depan, sementara mereka yang kurang bijak sering kali terperangkap dalam lingkaran hutang dan pengeluaran yang tidak terkendali. 

Dilansir dari Personal Branding Blog, inilah delapan perilaku yang menunjukkan kurangnya kecerdasan finansial, sehingga Anda dapat menghindarinya dan mulai membangun masa depan yang lebih stabil dan sukses.

1. Kesulitan untuk Menabung

Kesulitan menabung adalah salah satu indikasi paling umum dari kurangnya kecerdasan finansial. 

Bagi sebagian orang, menabung terasa seperti hal yang mustahil dilakukan. 

Setiap kali menerima gaji atau pendapatan, uang tersebut langsung habis digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau bahkan hal-hal yang tidak esensial.

Padahal, menabung adalah langkah pertama menuju stabilitas keuangan. 

Mengapa ini terjadi? 

Penyebab utamanya sering kali adalah gaya hidup konsumtif dan kurangnya perencanaan keuangan. 

Seseorang mungkin lebih memilih memuaskan kebutuhan sesaat dibandingkan memikirkan masa depan.

Solusi: 

Mulailah dengan menetapkan target tabungan bulanan, meskipun kecil. Gunakan sistem otomatis untuk memindahkan sebagian pendapatan ke rekening tabungan segera setelah gaji diterima. 

Jika Anda merasa pengeluaran terlalu besar, buatlah daftar prioritas dan kurangi pengeluaran yang tidak perlu.

2. Belanja Impulsif Tanpa Pertimbangan

Pernahkah Anda membeli barang hanya karena tertarik pada diskon besar-besaran, meskipun barang tersebut sebenarnya tidak Anda butuhkan? 

Inilah yang disebut belanja impulsif, sebuah kebiasaan yang tidak hanya membuang uang tetapi juga meninggalkan penyesalan di kemudian hari.

Mengapa ini merugikan? 

Belanja impulsif sering kali dipicu oleh emosi seperti stres atau kebahagiaan sesaat. 

Namun, pembelian ini jarang memberikan kepuasan jangka panjang. Dalam beberapa kasus, kebiasaan ini bahkan membuat seseorang masuk ke dalam utang konsumtif.

Solusi: 

Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri Anda apakah barang tersebut benar-benar diperlukan. 

Tunggu selama 24 jam sebelum memutuskan untuk membeli barang non-esensial. Cara ini membantu Anda berpikir lebih rasional dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

3. Menghindari Diskusi Keuangan

Banyak orang merasa tidak nyaman ketika harus berbicara tentang keuangan, baik itu dengan pasangan, keluarga, atau penasihat keuangan. 

Mereka sering kali menghindari pembicaraan ini karena merasa malu, takut dihakimi, atau tidak ingin terlihat tidak kompeten dalam mengatur keuangan.

Namun menghindari diskusi keuangan hanya akan memperburuk situasi. 

Komunikasi terbuka sangat penting untuk menciptakan perencanaan yang baik. 

Jika seseorang terus menghindar, mereka tidak akan pernah menemukan solusi untuk masalah yang ada.

Solusi: 

Jadwalkan waktu khusus untuk berbicara tentang keuangan, baik dengan pasangan atau penasihat profesional. 

Mulailah dari topik sederhana, seperti anggaran bulanan, dan perlahan bahas masalah yang lebih kompleks. 

Ingatlah bahwa berbicara tentang uang bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah awal menuju perbaikan.

4. Tidak Memiliki Tujuan Keuangan yang Jelas

Orang yang tidak memiliki tujuan keuangan sering kali menghabiskan uang mereka tanpa arah. 

Mengapa ini menjadi masalah? 

Tanpa tujuan yang jelas, sulit untuk menentukan prioritas pengeluaran dan mengukur kemajuan finansial. 

Akibatnya, mereka cenderung merasa terombang-ambing dan kehilangan motivasi untuk menabung atau berinvestasi.

Solusi: 

Mulailah dengan menetapkan tujuan finansial jangka pendek, menengah, dan panjang. 

Misalnya, menabung untuk liburan, membeli rumah, atau mempersiapkan dana pensiun. 

Tuliskan tujuan Anda dan buat rencana konkret untuk mencapainya, termasuk jumlah yang harus disisihkan setiap bulan.

5. Selalu Terjebak dalam Hutang

Hutang konsumtif, seperti penggunaan kartu kredit untuk belanja tanpa batas, adalah tanda lain dari kurangnya kecerdasan finansial. 

Orang yang cerdas secara finansial tahu cara menggunakan hutang dengan bijak, seperti untuk investasi atau kebutuhan mendesak. 

Namun mereka yang terus-menerus terjebak dalam lingkaran hutang biasanya mengalami kesulitan mengelola pengeluaran.

Solusi: 

Buatlah daftar semua hutang Anda, termasuk bunga dan tenggat waktu pembayaran. 

Prioritaskan pembayaran hutang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. 

Selain itu, hindari menggunakan kartu kredit untuk pembelian yang tidak penting dan fokus pada hidup sesuai kemampuan Anda.

6. Tidak Memiliki Dana Darurat

Dana darurat adalah penyelamat dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendesak. 

Namun, banyak orang mengabaikan pentingnya dana ini dan lebih memilih untuk menggunakan uang mereka untuk hal-hal lain.

Apa risikonya? 

Tanpa dana darurat, seseorang menjadi sangat rentan terhadap krisis keuangan. 

Mereka mungkin terpaksa mengambil hutang tambahan atau menjual aset hanya untuk menutupi kebutuhan mendadak.

Solusi: 

Usahakan untuk menyisihkan setidaknya 10-20% dari penghasilan Anda setiap bulan untuk membangun dana darurat. 

Idealnya, dana darurat harus mencukupi kebutuhan hidup selama 3-6 bulan.

7. Tidak Tertarik Belajar tentang Investasi

Investasi adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kekayaan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. 

Namun banyak orang menghindari investasi karena takut mengambil risiko atau kurangnya pengetahuan.

Mengapa penting untuk belajar investasi? 

Dengan berinvestasi, uang Anda dapat berkembang lebih cepat dibandingkan hanya menabung. 

Selain itu, investasi memungkinkan Anda mempersiapkan masa depan dengan lebih baik, seperti untuk pendidikan anak atau pensiun.

Solusi: 

Mulailah dengan mempelajari dasar-dasar investasi melalui buku, artikel, atau kursus online. 

Anda juga bisa berkonsultasi dengan penasihat keuangan untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan kebutuhan dan toleransi risiko Anda.

8. Mengabaikan Kesalahan Keuangan di Masa Lalu

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan keuangan, seperti berbelanja berlebihan atau berinvestasi tanpa penelitian yang cukup. 

Namun yang membedakan orang cerdas secara finansial dengan yang tidak adalah bagaimana mereka belajar dari kesalahan tersebut.

Apa dampaknya jika diabaikan? 

Kesalahan yang tidak diperbaiki dapat berulang dan menimbulkan masalah yang lebih besar di masa depan. 

Misalnya, seseorang yang tidak belajar dari pengalaman buruk dengan hutang akan terus terjebak dalam siklus yang sama.

Solusi: 

Luangkan waktu untuk mengevaluasi keputusan keuangan Anda di masa lalu. 

Catat kesalahan yang pernah Anda lakukan dan pikirkan langkah-langkah untuk mencegahnya terulang. 

Jadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran untuk meningkatkan pengelolaan keuangan Anda.

 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #perilaku #yang #menunjukkan #kecerdasan #finansial #rendah #cermati #tanda #tandanya

KOMENTAR