Untuk Menjaga Pernikahan yang Langgeng Tidak Cukup Hanya dengan Cinta, Simak 5 Ciri-Ciri Pernikahan yang Bisa Bertahan Lama
– Setiap pasangan yang sudah menikah pasti ingat fase bulan madu mereka setelah pernikahan. Mungkin melibatkan banyak cinta dan kasih sayang satu sama lain, dan kurangnya pertengkaran.
Pernikahan membutuhkan banyak kerja keras dari kedua pasangan. Berbagi hidup dengan orang lain dapat menjadi tantangan besar, namun juga menawarkan banyak keuntungan.
Meskipun tidak ada dua pernikahan yang sama, penelitian menunjukkan bahwa semua pernikahan yang bahagia dan tahan lama memiliki sifat dasar yang sama
Pernahkah Anda melihat pasangan suami istri yang sudah berusia lanjut dan bertanya-tanya apa rahasianya. Dilansir dari marriage.com, Jumat (26/4) Berikut 5 ciri-ciri Pernikahan yang tahan lama
1. Komunikasi
Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Cornell University menemukan bahwa komunikasi adalah ciri nomor satu dari pernikahan yang langgeng. Para peneliti melakukan survei ke hampir 400 orang Amerika berusia 65 tahun atau lebih yang telah menjalin pernikahan atau hubungan asmara setidaknya selama 30 tahun.
Mayoritas partisipan mengatakan bahwa mereka percaya bahwa sebagian besar masalah dalam pernikahan dapat diselesaikan dengan komunikasi yang terbuka. Namun, Banyak peserta yang pernikahannya telah berakhir menyalahkan kurangnya komunikasi sebagai penyebab retaknya suatu hubungan. Komunikasi yang baik antara pasangan membantu menjaga kedekatan.
Pasangan dengan pernikahan yang bertahan lama berbicara satu sama lain tanpa berbohong, menuduh, menyalahkan, meremehkan, dan menghina. Mereka tidak saling menghujat, menjadi pasif agresif, atau memanggil nama satu sama lain.
Pasangan yang paling bahagia bukanlah mereka yang peduli tentang siapa yang salah, karena mereka menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan, apa yang mempengaruhi satu bagian dari pasangan akan mempengaruhi bagian yang lain, dan yang paling penting bagi pasangan-pasangan ini adalah hubungan yang sehat.
2. Komitmen
Dalam studi yang sama yang diterbitkan oleh Cornell University, para peneliti menemukan bahwa rasa komitmen adalah faktor kunci dalam pernikahan yang tahan lama. Di antara para lansia yang mereka survei, para peneliti melihat bahwa alih-alih menganggap pernikahan sebagai sebuah hubungan yang didasarkan pada hasrat, para lansia lebih melihat pernikahan sebagai sebuah disiplin yang harus dihormati, bahkan setelah masa bulan madu berakhir.
Para peneliti menyimpulkan, melihat pernikahan sebagai sesuatu yang "berharga" bahkan ketika hal itu berarti harus mengorbankan kesenangan jangka pendek untuk sesuatu yang lebih bermanfaat di kemudian hari.
Komitmen adalah hal yang menyatukan pernikahan Anda. Dalam pernikahan yang sehat, tidak ada penghakiman, rasa bersalah, atau ancaman perceraian. Pasangan yang sehat menganggap serius janji pernikahan mereka dan berkomitmen satu sama lain tanpa syarat apa pun.
Komitmen yang tidak tergoyahkan inilah yang membangun fondasi pernikahan yang baik dibangun. Komitmen bertindak sebagai kehadiran yang mantap dan kuat untuk menjaga hubungan tetap membumi.
3. Kebaikan
Menurut penelitian di University of Washington menciptakan sebuah formula untuk memprediksi berapa lama sebuah pernikahan akan bertahan, dengan akurasi 94 persen. Faktor-faktor kunci yang mempengaruhi lamanya sebuah hubungan.
Meskipun mungkin terlihat terlalu sederhana, menerapkan kebaikan dan kemurahan hati dalam pernikahan dan hubungan jangka panjang mungkin sedikit lebih rumit, tetapi "aturan emas" dasar harus tetap diterapkan.
Pertimbangkan bagaimana Anda berinteraksi dengan pasangan. Apakah Anda benar-benar terlibat ketika dia berbicara dengan Anda tentang pekerjaan atau hal-hal lain yang mungkin tidak Anda minati.
Daripada mengacuhkannya, berusahalah untuk benar-benar mendengarkan pasangan, bahkan jika Anda merasa topik pembicaraan tersebut biasa saja. Cobalah untuk menerapkan kebaikan pada setiap interaksi yang Anda lakukan dengan pasangan Anda.
4. Penerimaan
Orang-orang dalam pernikahan yang bahagia menerima kesalahan mereka sendiri dan juga kesalahan pasangan mereka. Mereka tahu bahwa tidak ada orang yang sempurna, jadi mereka menerima pasangan mereka apa adanya.
Sebaliknya, orang-orang dalam pernikahan yang tidak bahagia hanya melihat kesalahan pada pasangan mereka dan dalam beberapa kasus mereka bahkan memproyeksikan kesalahan mereka sendiri pada pasangan mereka.
Ini adalah cara untuk tetap menyangkal kesalahan mereka sendiri dan menjadi semakin tidak toleran terhadap perilaku pasangan mereka.
Kunci untuk menerima pasangan Anda apa adanya adalah menerima diri Anda apa adanya. Apakah Anda mendengkur terlalu keras, berbicara terlalu banyak, atau makan yang berlebihan. Terlepas dari kekurangan yang Anda rasakan, Dia berhak mendapatkan penerimaan tanpa syarat yang sama dari Anda.
5. Cinta
Tidak perlu dikatakan lagi bahwa pasangan yang saling mencintai adalah pasangan yang bahagia. Cinta yang sehat dan dewasa adalah sesuatu yang membutuhkan waktu untuk berkembang, bersama dengan sifat-sifat yang disebutkan di atas: komunikasi, komitmen, kebaikan, dan penerimaan.
Ini bukan berarti bahwa pernikahan yang penuh cinta tidak bisa baik. Sebaliknya, gairah adalah hal yang menghidupkan hubungan. Ketika pasangan bergairah, mereka berkomunikasi dengan jujur, menyelesaikan konflik dengan mudah, dan berkomitmen untuk menjaga hubungan mereka tetap intim dan hidup.
Tag: #untuk #menjaga #pernikahan #yang #langgeng #tidak #cukup #hanya #dengan #cinta #simak #ciri #ciri #pernikahan #yang #bisa #bertahan #lama