Apa Itu Sadfishing, Benarkah Tren Pamer Kesedihan Ini Jadi Tanda Masalah psikologis yang serius? Begiti Kata Ahli
Di era media sosial, membagikan kehidupan sehari-hari sudah jadi hal yang biasa dilakukan banyak orang.
Dari kabar bahagia hingga curhat kesedihan, semuanya terpampang di lini masa. Namun, pernahkan mendengar istilah 'sadfishing'?
Sadfishing adalah istilah untuk menggambarkan tren seseorang yang mengumbar kesedihan atau masalah pribadi di media sosial.
Diketahui, tren ini sering kali digunkan mencari perhatian atau respons tertentu dari orang lain.
Nah, ternyata sadfishing punya banyak sisi yang menarik dan juga dampak yang bisa dibilang cukup rumit, lho! Bahkaan bisa jadi tanda masalah psikologis yang serius
Dilansir New York Post, penelitian menemukan bahwa banyak “sadfishing” menunjukkan kondisi anxious attachment.
Di mana seseorang menginginkan ikatan yang kuat dengan orang yang disayangi. Namun, di sisi lain ia merasa cemas dan khawatir bahwa ia bisa saja ditinggalkan sewaktu-waktu.
Don Grant, PhD, penasihat nasional untuk Manajemen Perangkat Sehat dari Newport Healthcare di Los Angeles, California, mengatakan bahwa fenomena tersebut bukanlah hal yang baru.
Sadfishing awalnya muncul sebagai cara orang mencari dukungan emosional di saat mereka merasa terpuruk.
Orang-orang rentang usia 18-40 tahun adalah pengguna media sosial yang paling sering. Mereka juga merupakan generasi yang paling menderita karena kesepian.
Itu berarti mereka lebih mungkin untuk menunjukkan jenis kesedihan di media sosial dibandingkan kelompok usia lainnya.
Namun, seiring waktu, banyak yang mulai memanfaatkannya untuk mendapat perhatian lebih. Beberapa orang mungkin merasa lebih diperhatikan ketika membagikan masalah pribadinya secara online.
Orang yang sadfishing biasanya berharap mendapatkan respons empati atau dukungan dari pengikutnya.
Sebagai contoh, salah satu gejala histrionic personality disorder adalah perilaku mencari perhatian, sehingga penderita HPD mungkin lebih cenderung melakukan sadfishing-dan karenanya perilaku mereka mungkin lebih mudah diabaikan.
Tak jarang, komentar positif yang mereka terima membuat mereka merasa lebih baik, meskipun hanya sementara. Namun, ada juga sisi negatif dari tren ini, terutama ketika orang lain merasa kesedihan yang dipamerkan kurang tulus.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Digital Awareness UK menemukan bahwa tren sadfishing membuat orang yang betulan mengalami masalah kesehatan mental menjadi lebih sulit untuk mencari dukungan secara online.
Banyak dari mereka yang melaporkan bahwa mereka di-bully atau menerima tanggapan kritis setelah memposting di media sosial tentang penderitaan emosional mereka.
Bahkan jika mereka tidak di-bully, sebagian besar merasa kecewa karena mereka tidak menerima dukungan yang mereka cari.
Akibatnya, memposting secara online tentang emosi yang sulit biasanya malah membuat mereka merasa lebih buruk.
Sadfishing adalah tren yang muncul dari kebutuhan akan perhatian dan dukungan, yang memang merupakan hal alami bagi manusia. Namun, cara kita mencarinya perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan dampak buruk, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
***
Tag: #itusadfishing #benarkah #tren #pamer #kesedihanini #jaditanda #masalah #psikologis #yang #serius #begiti #kata #ahli