Seniman Hebat Bukanlah Jenius Kesepian dan Tersiksa, Ini Sifat Kepribadian yang Membuat Mereka Berbeda
Foto Picasso (tengah) bersama Modigliani dan André Salmon di depan Café de la Rotonde, Paris, 1916. (The Conversation)
14:48
21 Februari 2024

Seniman Hebat Bukanlah Jenius Kesepian dan Tersiksa, Ini Sifat Kepribadian yang Membuat Mereka Berbeda

– Kita sering meletakkan seniman di atas pedestal, tetapi jika kita melihat kepribadian mereka dengan seksama, kita akan melihat bahwa mereka tidak begitu berbeda dari kita. 

Hal ini sejalan dengan salah satu artikel yang ditulis oleh Abigail Jareño Gómez, Profesor Psikologi, Universitas CEU San Pablo yang dilansir dari The Conversation, Rabu (21/2).

Berikut adalah kecenderungan sifat kepribadian seniman hebat yang terkenal dengan stereotip sang jenius yang kesepian dan tersiksa menurut Profesor Psikologi, Abigail Jareño Gómez.

Introvert dan ekstrovert: keseimbangan yang halus tetapi perlu

Seniman, pada umumnya, cenderung introvert. Ini wajar, mengingat mereka harus menghabiskan banyak waktu bekerja dalam kesendirian. Hal ini karena di tengah kebisingan dan kekacauan masyarakat, jauh lebih sulit bagi seniman untuk bekerja secara kreatif.

Namun, ini tidak berarti bahwa mereka menghindari semua kesempatan untuk bersosialisasi, atau bahwa mereka tidak menikmati dikelilingi oleh teman dan orang-orang yang dicintai. Seperti kita semua, menemukan keseimbangan yang tepat adalah yang penting.

Pablo Picasso adalah contoh yang baik. Di apartemennya di Montparnasse, Paris, ia mengabdikan ruangan terbesar untuk melukis, dan melarang siapa pun masuk tanpa izinnya. 

Di sana, ia dikelilingi oleh perlengkapan melukis, barang-barang lainnya, dan hewan peliharaannya: seekor anjing, tiga kucing, dan seekor monyet. 

Ia akan bekerja hingga senja, dan meskipun ia menghargai kunjungan dan menjadi tuan rumah yang baik, ia membenci gangguan yang tidak diinginkan.

Picasso juga bersosialisasi. Ia terlihat bersosialisasi dengan Modigliani dan André Salmon di depan Café de la Rotonde, Paris. 

 

Konsensus dan neurotik: menjelajahi ketertiban dan ambisi

Konsep konsensus dalam seniman sering disalahpahami. Sering dikaitkan dengan ketertiban dan organisasi, sementara seniman cenderung dipandang sebagai lebih kacau atau pelupa. 

Namun, konsensus tidak hanya berarti rapi dan teratur, tetapi juga berarti tekun, teliti, dan gigih. Ini adalah kualitas yang sangat penting bagi seniman, karena mereka harus menghadapi tantangan, kesulitan, dan kritik yang tak terhitung jumlahnya.

Neurotik, atau kecenderungan untuk mengalami emosi negatif, juga sering ditemukan di antara seniman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara neurotik dan kreativitas, karena emosi negatif dapat memicu proses kognitif yang lebih kompleks dan mendalam. 

Namun, neurotik juga dapat menghambat kreativitas, jika emosi negatif menjadi terlalu kuat atau mengganggu. Oleh karena itu, seniman harus menemukan cara untuk mengelola emosi negatif mereka, baik melalui terapi, meditasi, atau dukungan sosial.

Seperti halnya Beethoven, yang berjuang melawan depresi dan kecemasan, dikenal karena kedalaman dan intensitas emosionalnya, yang tercermin dalam musiknya.

Keramahan dan keterbukaan terhadap pengalaman

Keramahan, sifat kepribadian yang melibatkan menjadi baik, simpatik, kooperatif, hangat, dan memperhatikan, dapat dilihat dalam karya seniman yang berhubungan dengan tema koneksi dan empati manusia. 

Keterbukaan terhadap pengalaman, yang melibatkan menjadi imajinatif, kreatif, dan berpikiran terbuka, mungkin adalah sifat yang paling umum dikaitkan dengan seniman. 

Sifat ini terlihat dalam karya seniman yang inovatif dan revolusioner, seperti Nacho Duato, yang terus mendorong batas-batas tari kontemporer.

Seniman hebat lahir atau dibuat?

Perdebatan tentang apakah seniman hebat lahir atau dibuat adalah perdebatan yang berkelanjutan. 

Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa individu mungkin lahir dengan kecenderungan alami untuk seni, peran kerja keras dan pelatihan dalam mengasah kemampuan artistik mereka tidak dapat diabaikan. 

Perjalanan seorang seniman sering melibatkan pembelajaran terus-menerus, dedikasi, dan upaya tanpa henti.

Peran pendidikan dalam pengembangan artistik

Meskipun bakat dapat menjadi dasar untuk karier artistik, pendidikan sering memainkan peran penting dalam menyempurnakan dan meningkatkan bakat tersebut. 

Apakah itu mengejar gelar di bidang seni, menemukan opsi pendidikan alternatif, atau memperoleh sertifikat seniman. 

pendidikan memberi seniman keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menerjemahkan ide mereka menjadi visual yang menarik, membentuk persepsi melalui keahlian artistik mereka, dan menggerakkan identitas diri, merek, dan penceritaan.

Kesimpulannya, seniman tidaklah berbeda dari kita. Mereka memiliki kepribadian yang kompleks dan beragam, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetika, lingkungan, dan pengalaman. 

Dengan memahami sifat-sifat kepribadian mereka, kita dapat mendekatkan diri dengan dunia kreatif mereka tanpa merasa seperti orang luar. 

Kita juga dapat menginspirasi diri kita sendiri untuk mengejar kreativitas kita sendiri, dengan menyadari bahwa seniman hebat tidak lahir begitu saja, tetapi dibentuk oleh kerja keras, pendidikan, dan kolaborasi.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #seniman #hebat #bukanlah #jenius #kesepian #tersiksa #sifat #kepribadian #yang #membuat #mereka #berbeda

KOMENTAR