Menurut Penelitian, Ini 8 Cara Mengurangi Multitasking yang Dapat Menurunkan IQ dan Produktivitas
Ilustrasi orang yang multitasking (Antoni Shkraba/pexels.com)
16:16
17 Oktober 2024

Menurut Penelitian, Ini 8 Cara Mengurangi Multitasking yang Dapat Menurunkan IQ dan Produktivitas

- Kamu mempunyai proyek besar yang harus segera diselesaikan. Kamu terburu-buru dan bekerja lebih lama dari yang diinginkan, tetapi pekerjaan itu tetap tidak kunjung selesai. Kamu juga kesulitan dalam menemukan ritme yang stabil.

Kondisi tersebut adalah pengalaman yang umum bagi banyak orang. Setiap orang pasti mengalami multitasking dalam kehidupan sehari-hari, namun sedikit yang menyadari seberapa besar dampak negatifnya terhadap produktivitas, walaupun banyak penelitian yang ada.

Penelitian menunjukkan bahwa hanya 2% dari tenaga kerja yang benar-benar mahir dalam multitasking. Banyak orang ingin melakukannya, tetapi setiap kali kita dipanggil ke rapat, alur kerja menjadi terganggu, dan dibutuhkan sekitar 25 menit supaya kembali fokus.

Apabila kamu merupakan orang yang sering multitasking, kamu mungkin membutuhkan waktu hingga 50% lebih lama guna menyelesaikan tugas dan cenderung membuat lebih banyak kesalahan. Hal ini terjadi karena multitasking dapat menurunkan IQ kamu sementara waktu.

Sebuah penelitian dari Institute of Psychiatry di London menunjukkan bahwa melakukan multitasking bisa menurunkan IQ tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan merokok ganja. Dikutip dari crewhr.com, berikut ini beberapa cara mengurangi multitasking yang dapat menurunkan IQ dan produktivitas.

1. Fokus pada hal yang paling penting

Tempatkan proyek terbesar dan terpenting yang berada di urutan teratas daftar tugas. Gangguan akan terasa sepele dibandingkan dengan tujuan yang signifikan.

Sasaran ini merupakan kesempatan bagimu untuk menunjukkan kinerja tinggi, namun juga memerlukan konsentrasi penuh. Mempersempit fokusmu pada elemen penting dalam bisnis memastikan bahwa kamu menghasilkan output yang berkualitas.

2. Tindak lanjuti langkah-langkah utama

Dalam bisnis, ada dua ukuran keberhasilan yakni Lead dan Lag. Ukuran lag adalah hasil dari usahamu, seperti pendapatan, kepuasan pelanggan, atau persetujuan manajer, dan dapat menjadi beban mental. Ukuran ini disebut lag karena baru terlihat sesudah kejadian.

Sementara itu, ukuran prospek merupakan aktivitas yang dapat kamu lakukan yang memengaruhi hasil. Ukuran ini menjadi prediktor keberhasilan. Apabila kamu ingin meningkatkan penjualan.

Ukuran prospek adalah jumlah panggilan yang kamu lakukan kepada klien. Jangan terjebak dalam hal-hal yang tidak bisa diubah. Pahami apa yang memengaruhi hasil dan lakukan tindakan berdasarkan pemahaman tersebut.

3. Buatlah papan skor yang menarik

Dalam dunia bisnis, papan skor dirancang dalam menjadikan kesuksesan sebagai sebuah permainan. Kondisi ini bisa berupa KPI atau target pendapatan yang menunjukkan kemajuanmu secara langsung, memberikan kamu tujuan untuk dicapai.

Prinsip yang sama bisa diterapkan pada orang yang melacak waktu yang dihabiskan ketika kerja mendalam dan berusaha melampaui target tersebut. Newport, penulis buku Deep Work, menyatakan metrik ini tidak harus ditetapkan secara kaku guna mendorongmu kerja secara mendalam, karena bisa berubah akibat faktor-faktor di luar kendalimu.

4. Ciptakan irama akuntabilitas

Tetapkan tujuan yang menantang setiap minggu. Di akhir minggu atau awal minggu baru, tinjau kembali tujuan tersebut. Menjadi jujur dan disiplin terhadap diri sendiri akan membantumu dalam menemukan cara terbaik supaya tetap berada dalam kondisi kerja yang sehat.

5. Berhentilah membuang waktu pada pekerjaan yang dangkal

Ketika seorang pengacara membuka firma baru, mereka mengurus segalanya, dari penerimaan klien hingga administrasi dan penagihan. Selanjutnya, mereka mulai mencari cara guna mengalihkan atau merekrut orang bagi tugas-tugas yang tidak bisa ditagih, karena pekerjaan sepele tidak mendatangkan pendapatan.

Pekerjaan dangkal merupakan tugas yang bisa diajarkan kepada lulusan perguruan tinggi dalam waktu singkat. Tugas ini bisa dilakukan oleh siapa saja, meliputi mengisi laporan, menjawab email, dan memperbarui kalender.

6. Tutup Media Sosial

Ekonomi yang penuh gangguan dipicu oleh penggunaan ponsel dan media sosial. Jika kamu ingin menciptakan lingkungan kerja yang bebas gangguan, kamu perlu menjauhkan ponsel dari sekitar.

Setiap suara atau getaran yang dihasilkan bisa mengganggu konsentrasimu, meskipun kamu tidak melihat ponsel. Apabila kamu ragu, periksa penelitian ini. Gangguan dari ponsel sangat signifikan sehingga bahkan apabila tidur saat ada notifikasi, aktivitas otakmu tetap meningkat dan cukup mengganggu tidur.

7. Gunakan waktu untuk berpikir netral

Saat tiba di rumah, kamu mungkin melakukan tugas monoton, berlari, atau aktivitas lain yang tidak memerlukan keterlibatan aktif otak. Momen-momen ini bisa menjadi kesempatan untuk beristirahat sejenak. Memanfaatkan waktu ini guna mengidentifikasi hambatan terbesar sangat efektif karena kamu bisa fokus tanpa gangguan.

Penulis yang mengalami kebuntuan sering kali memilih berlari, menjauh dari lingkungan yang mengganggu, agar bisa membiarkan pikiran mereka menjelajahi alur cerita. Sayangnya, waktu yang tidak membutuhkan pemikiran aktif harus dibatasi dan tidak mengganggu waktu istirahat.

8. Prioritaskan waktu dengab tepat

Secara mendasar, kamu perlu mengisi ulang energi yang ada dalam dirimu. Untuk tetap bekerja dengan optimal, istirahat harus menjadi prioritas. Luangkan waktu dalam menenangkan tubuh dan pikiran, serta buatlah cara dalam mengentikan setiap pekerjaan.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #menurut #penelitian #cara #mengurangi #multitasking #yang #dapat #menurunkan #produktivitas

KOMENTAR