Apakah Pelaku Gaslighting Sadar dengan Perilakunya?
Ilustrasi pasangan sedang berkonflik.(FREEPIK)
20:20
21 Desember 2025

Apakah Pelaku Gaslighting Sadar dengan Perilakunya?

- Gaslighting adalah perilaku manipulasi yang bisa membuat orang lain kehilangan kepercayaan diri, bahkan sampai bergantung secara emosional pada pelaku.

Manipulasi psikologis ini dilakukan lewat kata-kata yang terdengar “sepele”, tapi  menggoyahkan kepercayaan diri pasangannya, membuat korban meragukan perasaan, ingatan, hingga penilaiannya sendiri. Lama-kelamaan, rasa bersalah dan ketergantungan emosional pun tumbuh, tanpa disadari.

Perilaku seperti ini sering menimbulkan pertanyaan, apakah para pelaku menyadari tindakan gaslighting yang mereka lakukan?

“Iya sadar banget karena pelaku itu pasti 100 persen didasari sama yang namanya rasa takut,” ujar pendiri Cup of Stories, Fitri Jayanthi, M.Psi. Psikolog, saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Bertindak atas rasa takut

Setiap manusia melakukan beberapa tindakan karena rasa takut. Perihal belajar, misalnya, tak semua orang melakukannya karena ingin memuaskan diri dengan hasil nilai yang bagus.

Ada yang belajar karena takut dimarahi oleh guru dan orangtua, sehingga nilai berapapun yang diperoleh dirasa cukup karena mereka sudah belajar.

Ada pula yang suka mengalah dengan pasangannya bukan karena memiliki sifat yang tulus, tetapi karena takut bertengkar atau ditinggalkan oleh pasangannya.

“Misalnya juga ketika atasan meminta kita lembur dan kita menjawab bersedia, itu pasti didasari sama ketakutan. Entah takut dianggap tidak menurut, atau tidak kompeten,” kata Fitri.

Sementara itu, seseorang melakukan gaslighting agar orang lain mengambil tanggung jawab atas permasalahan yang sedang terjadi. Walaupun sebenarnya masalah tersebut ada karena si pelaku.

“Orang-orang ini (pelaku gaslighting) punya ketakutan untuk mengambil tanggung jawab atas kesalahannya. Karena ketakutan itu, dia melakukan perilaku yang bentuknya manipulasi, supaya orang lain orang mengambil tanggung jawab atas kesalahan itu,” ujar Fitri.

ilustrasi pria dan wanitaVia ilustrasi pria dan wanita

Bertindak atas rasa tidak nyaman

Psikolog Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi. menuturkan, seseorang berperilaku seperti itu karena tidak ingin merasa tidak nyaman.

“Mereka tidak ingin merasa tidak nyaman atas kesalahan yang mereka lakukan. Jadi untuk bisa tetap merasa nyaman walaupun melakukan kesalahan, mereka ‘secara tidak langsung’ melimpahkan atau memutarbalikkan kesalahan ke lawan bicara,” ujar dia.

Tidak semua menyadari perilakunya

Meski demikian, Adelia menuturkan bahwa tidak semua pelaku gaslighting menyadari perilakunya yang merugikan orang lain tersebut.

Sebab, bisa jadi ini merupakan perilaku komunikasi yang terbiasa dilakukan, dan selama ini mereka tidak pernah menerima teguran atas sikapnya.

Jadi, mereka menganggap perilakunya adalah perilaku yang wajar, bukan gaslighting. Inilah mengapa mereka bisa melakukan gaslighting ke setiap orang, mulai dari keluarga, teman, sampai pasangan.

“Bisa jadi terbiasa karena belajar dari kebiasaan orangtua yang sering gaslighting,” ungkap Adelia  yang berpraktik di lembaga Jaga Batin dan Pusat Penguatan Karakter & Konseling (P2K2) Universitas Padjadjaran ini.

Perilaku komunikasi ini juga bisa terjadi karena mereka secara tidak sadar membentuknya, lantaran sering berada dalam posisi menjadi orang yang selalu disalahkan.

“Mereka pun membentuk pola komunikasi seperti itu tanpa mereka sadari. Jadi, terkadang banyak yang tidak memiliki maksud untuk gaslighting,” ucap dia.

Meski demikian, gaslighting tetaplah perilaku manipulasi yang seharusnya tidak dilakukan. Setiap manusia perlu bertanggung jawab atas kesalahannya, tanpa membuat orang lain merasa bersalah karena itu bukan tanggung jawab mereka.

Tag:  #apakah #pelaku #gaslighting #sadar #dengan #perilakunya

KOMENTAR