Perawatan Rambut Rontok di Korea Selatan Diusulkan Ditanggung Asuransi
- Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung mengusulkan agar perawatan rambut rontok dan botak juga ditanggung oleh asuransi publik. Instruksi itu datang di tengah kebotakan yang menjadi isu genting saat ini. Sebab, kebotakan dipandang sebagai masalah keberlangsungan hidup bagi sebagian generasi muda di Negeri Ginseng.
Mengutip The Guardian, Minggu (21/12/2025), usulan diumumkan dalam pengarahan kebijakan pada Selasa (16/12/2025). Adapun, usulan ini akan memperluas cakupan asuransi kesehatan publik di luar perawatan yang saat ini tersedia untuk jenis kerontokan rambut akibat kondisi medis.
Asuransi kesehatan publik untuk perawatan rambut
Korea Selatan mengoperasikan skema asuransi kesehatan universal yang didanai oleh premi yang dihitung berdasarkan pendapatan.
Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung.
Saat ini, skema tersebut hanya mencakup kerontokan rambut yang disebabkan oleh alasan medis, seperti alopecia areata. Sebagian besar perawatan untuk pola kebotakan umum pria, tidak ditanggung.
“Mungkin ada anak muda yang berpikir, tidak adil bahwa mereka hanya membayar premi asuransi dan tidak menerima manfaatnya,” tutur Lee.
Ketika ditanya mengenai masalah ini, Menteri Kesehatan Jeong Eun-kyeong seperti disadur The Korea Herald, mengatakan, perawatan rambut rontok karena kondisi medis sebenarnya sudah ditanggung.
Kendati demikian, kerontokan karena faktor keturunan tidak termasuk. Sebab, kondisi tersebut tidak dianggap memiliki gejala atau dampak yang mengancam jiwa.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Lee menyarankan untuk membatasi jumlah tanggungan asuransi yang bisa diklaim oleh penerima manfaat untuk kerontokan rambut, dengan begitu beban keuangan perusahaan asuransi bisa dikurangi.
Usulan yang menuai respons negatif
Kesadaran akan masalah rambut rontok dan tipis menyebabkan peningkatan minat terhadap produk penumbuh rambut.
Usulan terkait perawatan rambut rontok bukanlah hal yang baru. Lee pernah mengusulkan kebijakan ini selama kampanye pemilihan presiden tahun 2022, yang tidak berhasil dimenangkannya.
Ketika usulan tersebut menuai kritik, Lee menghapusnya dari platform pemilihannya. Usulan yang dimunculkan kembali tahun ini pun kembali menuai kritik dari profesional medis.
Korean Medical Association dalam pernyataannya pada Rabu (17/12/2025), mengatakan, dana pemerintah seharusnya dialokasikan untuk penyakit yang lebih serius, sebelum mengatasi kerontokan rambut.
Beberapa pengguna media sosial juga menyoroti masalah sosial yang lebih besar, seperti tingginya tingkat bunuh diri dan kekerasan yang dihadapi oleh perempuan.
Standar kecantikan yang membebani ekonomi
Usulan Lee menyoroti fokus budaya Korea Selatan yang sangat kuat terhadap penampilan fisik. Ada sebuah survei terhadap kaum muda pada tahun 2024 terkait hal ini.
Survei menemukan, 98 persen responden percaya bahwa orang yang menarik secara fisik, punya banyak keuntungan dalam hidupnya.
Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung saat bereaksi setelah pengumuman kemenangannya dalam pemilu Korsel di Seoul, 4 Juni 2025.
Tekanan budaya alias standar kecantikan ini sangat menuntut bagi perempuan. Mereka menghadapi ekspektasi yang sangat ketat terkait makeup, perawatan kulit, dan bentuk tubuh.
Bagi laki-laki, masalah ini kurang dibahas secara terbuka. Namun, beberapa laki-laki dengan garis rambut yang mundur, memilih untuk memanjangkan poni untuk menyamarkan kerontokan rambut, atau mencari perawatan yang mahal.
Bahkan, hal ini selaras dengan pasar perawatan rambut rontok di Korea Selatan yang diperkirakan bernilai sekitar 188 miliar won pada tahun 2024, setara dengan Rp 2,12 triliun.
Pelaku industri mengklaim, sekitar 10 juta jiwa mengalami kerontokan rambut, meskipun angka ini belum pernah diverifikasi secara resmi.
Perihal perawatan rambut, sampo untuk mengatasi kerontokan sangatlah populer. Namun, beberapa produk menghadapi kritik atas klaim efektivitasnya.
Kemajuan bedah plastik
Dilansir dari The Diplomat, Korea Selatan disebut sebagai “Ibu Kota bedah plastik dunia”, dengan sekitar 13,5 prosedur kosmetik per 1.000 orang.
Ilustrasi operasi plastik.
Prosedur premium memiliki harga yang sangat mahal. Operasi hidung di Seoul berkisar antara 2.200 dolar Amerika Serikat (AS) sampai 7.400 dolar AS, atau sekitar Rp 33,39 juta sampai Rp 123 jutaan. Harga tergantung pada klinik dan dokter bedah.
Sementara itu, operasi pengencangan wajah di rumah sakit ternama dapat menelan biaya antara 7.000 dolar AS dan 11.500 dolar AS, atau sekitar Rp 117 jutaan dan Rp 192 jutaan.
Pada tahun 2024, hampir 1,2 juta pasien asing datang ke Korea Selatan untuk melakukan perawatan medis. Lebih dari setengahnya mencari perawatan dermatologis dan operasi kosmetik.
Tag: #perawatan #rambut #rontok #korea #selatan #diusulkan #ditanggung #asuransi