Pinjol Tak Cuma Soal Utang, Ini Dampaknya bagi Hubungan Keluarga
Pinjaman online atau pinjol sering dianggap sebagai solusi cepat ketika kebutuhan finansial mendesak.
Dengan kemudahan akses hanya melalui ponsel, siapa pun bisa mengajukan pinjaman tanpa banyak prosedur.
Namun, di balik kemudahan itu, ada risiko yang tidak sedikit.
Dampak pinjol tidak hanya terbatas pada masalah utang individu, tetapi juga bisa menghancurkan keharmonisan dan kesejahteraan psikologis keluarga.
Dampak pinjol bagi hubungan keluarga
Tekanan finansial dan konflik keluarga
Psikolog Mira Damayanti Amir, S.Psi., menjelaskan bahwa tekanan finansial akibat pinjol bisa memicu kecemasan, konflik, dan rasa bersalah yang berkepanjangan.
"Banyak orang yang merasa malu atau takut dihakimi sehingga memilih menutup diri. Padahal, komunikasi terbuka dalam keluarga sangat penting agar masalah dapat diselesaikan bersama," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/12/2025).
Kurangnya literasi finansial menjadi salah satu penyebab utama. Banyak orang mengira bunga pinjaman hanya dihitung dari sisa utang, padahal sering kali dihitung dari total awal.
Ketidaktahuan ini membuat jumlah yang harus dibayarkan membengkak, dan individu yang terjerat pinjol kerap merasa kewalahan.
Dampaknya, anggota keluarga lain ikut terbebani, baik secara emosional maupun finansial.
Misalnya, kasus seorang anak muda yang terlilit pinjol hingga orang tuanya harus menjual tanah untuk menutup utang.
Selain itu, stres akibat utang sering menular ke anggota keluarga lain. Mira mencontohkan kasus seorang anak muda yang terjerat pinjol, sehingga orang tuanya ikut stres dan kewalahan mencari solusi.
Dalam beberapa kasus, keluarga sampai mengalami collapse karena kaget atau tidak siap menghadapi tekanan finansial yang besar, termasuk menjual aset atau mengorbankan kebutuhan lain.
Dampak ini menunjukkan bahwa pinjol bukan sekadar masalah uang, tapi juga berpotensi merusak kesejahteraan emosional seluruh anggota keluarga.
Langkah keluarga menghadapi tekanan stres karena pinjol
Menurut Mira, respons keluarga sangat menentukan bagaimana situasi berkembang.
Daripada menuduh atau menyalahkan terus-menerus, keluarga sebaiknya mendengarkan dengan empati.
"Langkah pertama adalah menenangkan anggota keluarga yang terjerat pinjol. Dengan pikiran yang lebih tenang, mereka bisa mulai berpikir rasional untuk mencari solusi," ungkapnya.
Beberapa strategi yang disarankan antara lain:
- Mendengarkan tanpa menghakimi
Beri ruang bagi anggota keluarga untuk bercerita tentang kondisi finansialnya.
- Memberikan dukungan emosional
Tekanan finansial dapat memengaruhi tidur, konsentrasi, dan kesehatan mental. Dukungan keluarga membantu menenangkan kecemasan.
- Melibatkan profesional bila perlu
Psikolog bisa membantu mengelola stres, sedangkan konsultan finansial membantu menyusun strategi pelunasan utang.
- Menyusun rencana keuangan bersama
Fokus pada solusi nyata, seperti menutup utang bertahap atau menghentikan penggunaan aplikasi pinjol.
Pesan penting dari psikolog
Mira menegaskan, pinjol bukan sekadar masalah uang. Tekanan finansial yang berkepanjangan dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis seluruh anggota keluarga.
Jika dibiarkan, hal ini bisa memicu depresi atau masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Dengan komunikasi terbuka, dukungan emosional, dan strategi finansial yang realistis, keluarga dapat membantu anggota yang terjerat pinjol pulih secara finansial maupun mental.
Di era digital saat ini, godaan pinjol akan terus ada. Kesadaran akan risiko, literasi finansial yang baik, dan kemampuan mengelola emosi menjadi kunci agar hubungan keluarga tetap harmonis dan setiap anggota dapat menghadapi masalah finansial dengan lebih bijak.
Tag: #pinjol #cuma #soal #utang #dampaknya #bagi #hubungan #keluarga