seseorang yang tidak memiliki teman dekat di usia tua. (Freepik/freepik)
Orang yang Tidak Memiliki Teman Dekat Sama Sekali di Usia 60-an Biasanya Menunjukkan 8 Perilaku Ini Tanpa Menyadarinya Menurut Psikologi
Di usia 60-an, banyak orang mulai memasuki tahap hidup yang lebih tenang: anak-anak sudah mandiri, tanggung jawab karier mereda, dan waktu pribadi menjadi lebih luas. Namun, ada satu hal yang sangat memengaruhi kualitas hidup di fase ini—kedekatan sosial. Dilansir dari Geediting, psikologi menunjukkan bahwa individu yang sama sekali tidak memiliki teman dekat di usia lanjut umumnya menampilkan pola perilaku tertentu yang sering kali tidak mereka sadari.
Bukan untuk menghakimi, melainkan sebagai cermin agar kita memahami bagaimana kesepian sosial terbentuk secara halus dan bagaimana kita bisa memperbaikinya, berikut 8 perilaku yang paling sering muncul.
1. Terlalu Mandiri Hingga Menolak Bantuan, Walaupun Membutuhkannya
Banyak orang yang hidup tanpa hubungan dekat membangun benteng kemandirian ekstrem. Mereka terbiasa melakukan segalanya sendiri, sehingga meminta bantuan terasa seperti kelemahan.
Secara psikologis, ini muncul karena penghindaran keterikatan—mereka pernah kecewa atau tidak pernah merasa benar-benar bisa mengandalkan orang lain. Akibatnya, mereka menolak dukungan yang justru bisa membuka pintu kedekatan sosial.
2. Menghindari Percakapan Emosional dan Selalu Menjaga Jarak
Seseorang yang tidak punya teman dekat sering terlihat ramah, tetapi hubungannya dangkal. Mereka bisa berbicara panjang lebar tentang topik umum, namun ketika pembicaraan masuk ke ranah pribadi, mereka mundur.
Ini dikenal sebagai emotional distancing, mekanisme perlindungan diri yang mencegah kedekatan tapi pada akhirnya menutup peluang persahabatan yang mendalam.
3. Terlalu Fokus pada Rutinitas dan Enggan Mencoba Hal Baru
Psikologi sosial menemukan bahwa isolasi di usia lanjut sering ditandai dengan rigiditas perilaku—kecenderungan berpegang pada rutinitas tanpa ruang untuk fleksibilitas.
Karena jarang berinteraksi atau berkomunitas, mereka tidak mendapat dorongan eksternal untuk mencoba aktivitas baru. Semakin lama, rutinitas ini membuat mereka makin sulit membuka diri terhadap hubungan baru.
4. Menyimpan Luka Sosial Lama dan Tidak Sadar Bahwa Itu Masih Mempengaruhi Diri Mereka
Beberapa orang membawa pengalaman penolakan, pengkhianatan, atau konflik lama hingga puluhan tahun. Tanpa pemrosesan emosional, luka itu tumbuh menjadi pola hindari hubungan dekat.
Psikologi menyebutnya unresolved interpersonal wounds, yang membuat seseorang secara otomatis menjaga jarak agar tidak mengulang rasa sakit.
5. Terlalu Kritis atau Cepat Menghakimi Orang Lain
Individu yang tidak memiliki teman dekat kadang terlihat “perfeksionis dalam hubungan.” Mereka mudah terganggu oleh hal kecil pada orang lain—cara bicara, kebiasaan, pandangan hidup—sehingga sulit menerima manusia apa adanya.
Ini sering berasal dari tingginya sensitivitas terhadap penolakan: sebelum orang lain mengecewakan mereka, mereka sudah lebih dulu memfilter semua orang.
6. Cenderung Pasif dalam Membina Relasi
Hubungan dekat membutuhkan inisiatif: menghubungi, mengajak bertemu, membuka diri. Banyak orang di usia 60-an yang kesepian cenderung mengharapkan orang lain yang bergerak dulu.
Ini dinamakan social withdrawal yang tidak disengaja—bukan mereka tidak ingin teman, tetapi mereka menganggap diri “bukan prioritas” bagi orang lain.
7. Lebih Nyaman Menghabiskan Waktu dengan Aktivitas Soliter
Membaca, berkebun, menonton TV, atau merawat rumah bisa menjadi kegiatan yang menenangkan. Namun ketika seluruh waktu tersita untuk aktivitas soliter, hubungan sosial perlahan memudar.
Psikologi menyebutnya solitude habituation, kondisi ketika kesendirian menjadi zona nyaman yang diam-diam membangun tembok terhadap hubungan baru.
8. Meremehkan Pentingnya Persahabatan dan Menganggap “Saya Baik-Baik Saja”
Ada bentuk penyangkalan halus yang sering muncul: “Saya tidak butuh teman, saya sudah cukup.” Padahal pernyataan ini sering digunakan sebagai mekanisme bertahan hidup dari rasa sepi yang sulit diakui.
Riset menunjukkan bahwa konsistensi mental membuat seseorang menurunkan harapan sosial agar tidak kecewa—meski jauh di lubuk hati mereka merindukan koneksi yang hangat.
Kesimpulan: Kesepian Tidak Muncul dalam Semalam, dan Begitu Juga Kedekatan
Delapan pola di atas tidak berarti seseorang “salah”—mereka adalah hasil dari pengalaman hidup panjang yang membentuk cara seseorang bertindak dan merasa. Namun, menyadarinya adalah langkah awal untuk membuka kembali pintu hubungan yang lebih hangat.
Pelajaran pentingnya:
Kedekatan tidak memudar begitu saja; ia pelan-pelan hilang saat kita berhenti merawatnya.
Kesendirian bisa menjadi kebiasaan, tetapi hubungan hangat bisa kembali dengan satu langkah kecil.
Tidak ada usia yang terlalu terlambat untuk memiliki teman dekat.
Pada akhirnya, manusia dibangun bukan hanya oleh apa yang mereka lakukan, tetapi oleh siapa yang melakukan perjalanan hidup bersama mereka. ***
Editor: Novia Tri Astuti
Tag: #orang #yang #tidak #memiliki #teman #dekat #sama #sekali #usia #biasanya #menunjukkan #perilaku #tanpa #menyadarinya #menurut #psikologi