Memberdayakan Perempuan, Melawan Quarter Life Crisis Lewat Komunitas
- Stigma perempuan harus pintar di dapur hingga mengurus suami menutup peluang dan kesempatan bagi perempuan bisa berdaya dengan kemampuan mereka di dunia profesional.
Padahal, sama seperti laki-laki yang memiliki skill profesional di dunia kerja sekaligus berperan sebagai ayah, perempuan pun bisa mengerjakan dua peran sekaligus.
Tak hanya menutup peluang, perempuan juga kerap di ambang kebimbangan setelah menamatkan masa studinya di jenjang perkuliahan, ke mana mereka harus melanjutkan kehidupannya.
Hal inilah yang kemudian menggerakkan Jessica Carla, Founder Women Empower Women at Work (WeWaw), menginisiasi sebuah komunitas pada tahun 2020.
Dia memutuskan berhenti bekerja setelah 15 tahun menapaki karir sebagai seorang leader dalam dunia marketing.
Dimulai dengan tujuh orang, WeWaw kini memiliki ribuan anggota di seluruh Indonesia.
WeWaw bertransformasi menjadi sebuah komunitas non-profit yang memberikan soft skill kepada para perempuan usia 18-27 tahun untuk mengembangkan karirnya di dunia kerja.
"Perempuan itu pilar peradaban bangsa, tapi akses, kesempatan, dan narasi-narasinya kurang mendukung perempuan," ucap Carla dalam acara WEtheWAW: #WOMENwhoMA5TER di Menara Imperium, Minggu (16/11/2025).
Dalam memberdayakan anggota-anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia, WeWaw memberikan pelatihan hingga mentoring intensif terkait skill-skill penting di dunia kerja seperti leadership, networking, hingga personal branding.
"Harapannya soft skills ini yang akan menjadi pegangan para perempuan muda, terutama fresh graduate dan yang baru mulai menapaki karier untuk mengembangkan potensi diri mereka semaksimal mungkin," papar Carla.
Pelaksanaan WEtheWAW: #WOMENwhoMA5TER Jakarta di Menara Imperium, Jakarta, Minggu (16/11/2025).
Materi personal branding menjadi salah satu tema yang diangkat dalam kopi darat WeWaw di Jakarta hari ini.
Materi ini disampaikan Nessia Ragil (Mindfulness Facilitator & Career Coach) dan Hety A. Nurcahyarini (Head of Organisational Growth & Communication Specialist).
Dalam paparannya, Nessia menjelaskan personal branding harus sejalan dengan core value yang dimiliki masing-masing individu. Hal ini yang akan memberikan identitas otentik terhadap masing-masing individu.
"Maka dari itu, untuk mulai personal branding yang penting dilakukan lebih dahulu itu apa sih core value kita? Ini yang membentuk identitas kita, membuat kita tidak terpengaruh atau sekadar ikut-ikutan," ucap Nessia.
Selain mendapatkan ilmu personal branding, peserta WeTheWaw edisi Jakarta kali ini juga mendapatkan sesi networking untuk membangun jejaring perkenalan di antara sesama perempuan muda.
Setelah melakukan "kopdar" di Jakarta dan Bandung, WeWaw berencana melakukan workshop intensif lainnya di kota-kota besar seperti Denpasar dan Malang.
Tag: #memberdayakan #perempuan #melawan #quarter #life #crisis #lewat #komunitas