Diadaptasi Jadi Film, Begini Kisah Asli Waluh Kukus yang Bikin Netizen Emosi dan Nangis Berjamaah
Kisah waluh kukus diadaptasi menjadi film (X)
13:22
11 November 2025

Diadaptasi Jadi Film, Begini Kisah Asli Waluh Kukus yang Bikin Netizen Emosi dan Nangis Berjamaah

Baca 10 detik
  • Kisah “Waluh Kukus” yang viral di platform X pada 2021 akan diadaptasi menjadi film oleh Falcon Pictures.

  • Cerita asli yang ditulis oleh @ainayed mengangkat pengalaman masa kecil yang penuh haru dan trauma terkait labu kukus.

  • Pengumuman film ini disambut antusias oleh netizen, yang penasaran dengan sosok Yati dan jalannya cerita di layar lebar.

Kisah "waluh kukus" yang sempat viral di platform X pada 2021 lalu telah diadaptasi ke dalam film layar lebar garapan Falcon Pictures dengan judul serupa.

Rupanya keputusan Falcon Pictures mengangkat kisah viral tersebut disambut baik oleh warganet. Tidak sedikit dari mereka yang mengaku penasaran dengan ceritanya.

Sebelum menonton, mari kita ingat kembali kisah asli 'waluh kukus' yang bikin ribuan netizen terharu. Bagaimana cerita aslinya?

Kisah Waluh Kukus yang Bikin Trauma

Kisah waluh kukus diadaptasi menjadi film (X) PerbesarKisah waluh kukus diadaptasi menjadi film (X)

Cerita ini dituturkan oleh pemilik akun X @/ainayed pada 17 Juli 2021 lalu. Ia menuliskan pengalaman pribadinya ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Aku punya trauma sama waluh kukus (emoji sedih). Serius, aku selalu nangis kalo ingat waluh kukus. Sekarang juga ini ngetik sambil mbrebes mili (berlinangan air mata). Aku cerita yah, kayaknya bakal alay. Tapi ini 100% bener, sumpah," cuitnya memulai thread.

Ia membuka dengan mengungkap kondisi ekonomi ibunya yang sangat kesulitan, hingga untuk membeli kelapa dan gula jawa saja tidak sanggup.

Ibunya bekerja sebagai buruh apa saja dan bayarannya tak tentu. Tidak jarang ibunya hanya diupah bahan makanan.

"Upahnya macam-macam, tergantung pekerjaannya. Seringnya dibayar uang, tapi kadang-kadang dapat bahan makanan. Nah suatu ketika, makku bantuin orang panen waluh (alias labu kuning). Sebagai upah, mak dikasih dua waluh, satunya kecil, satunya besar, dulu aku nggak kuat angkatnya," tulisnya.

Bersyukur mendapatkan labu besar meski belum matang, sang ibu berencana memberikannya kepada anak-anak yang biasa tadarus di musala. Ia menyimpan labu tersebut selama dua bulan untuk diberikan sebagai camilan.

"Iya, saking nggak punya apa-apanya. Nyimpan waluh itu sekitar 2 bulanan demi bisa ngasih camilan anak-anak tadarus di langgar (musala). Waluhnya diapain? Dikukus. Mau dikolak nggak punya uang buat beli kelapa dan gula," lanjutnya.

Tibalah hari di mana labu tersebut diberikan kepada anak-anak tadarus. Sang ibu sempat berpesan kepada @/ainayed untuk membawa pulang kembali wadah yang digunakan untuk menampung labu kukus tersebut.

Sang ibu begitu senang dan percaya bahwa anak-anak tentu akan menyukai labu kukus buatannya. Pasalnya, labu tersebut memang terasa manis dan empuk.

"Tapi pas tadarus itu, ternyata cuma satu dua anak yang makan, padahal waluhnya seember penuh. FYI, anak-anak yang tadarus rame, ada belasan," tuturnya lagi.

Sialnya lagi, ada salah satu anak bernama Yati yang menghina labu kukus tersebut sampai membuat anak-anak lain ikut mengejek. Bahkan, ia menunjukkan ekspresi jijik ketika melihat isi wadah.

"Marah lah! Jadi ku bentak mbak Yati, 'kalo nggak suka ya nggak usah dimakan!'. Apa kata mbak Yati? 'loh kok ngamuk? Aku kan cuma bilang. Hii, ngamukan. Hii jadi anak ngamukan'. Terus dia hasut anak-anak di situ buat ikut ngatain aku pemarah dan ngetawain aku rame-rame," imbuhnya.

Akibat ejekan tersebut, labu kukus masih utuh hingga waktu tadarus selesai yakni sekitar jam 9 malam. Mau tak mau @/ainayed membawa makanan buatan ibunya itu pulang.

Namun, ia tidak tega bila ibunya tahu labu kukus jerih payahnya tidak habis. Terlebih sang ibu begitu bahagia dan bangga saat membuatkan untuk anak-anak tadarus.

Sebelum tiba di rumah, @/aineyd sempat memakan sebagian labu kukus tersebut seorang diri di samping musala. Meski perutnya sudah terasa sesak untuk menampung makanan lagi, ia tetap memaksakannya.

Pada akhirnya, @/ainayed menyerah dan membawa pulang sisa labu kukus yang tidak ia makan ke rumah. Sayangnya, di tengah jalan ia justru terjatuh, membuat labu di dalam wadah ikut berceceran di tanah.

"Jadi aku meraba-raba waluh di sekitar situ terus ku lempar ke peceren buat menghilangkan jejak. Sambil nangis tentunya! Sambil nangis itu terus muntah-muntah, muntahin waluh kukus yang kupaksa masuk perut tadi," katanya.

Sesampainya di rumah, @/ainayed jujur bahwa ia baru saja terjatuh. Namun, ia tidak mengatakan bahwa labu kukus buatan ibunya dimakan oleh dirinya seorang diri dan sisanya dibuang karena kotor.

"Makku nanya sumringah, 'siapa aja yang makan waluhnya kok sampe habis?' Ku sebutin nama anak-anak yang tadi ada di langgar. Terus makku ngucap alhamdulillah berkali-kali karena makanan yang beliau taruh di langgar habis dimakan, nggak mubazir," sambungnya lagi.

Sejak kejadian itu, @/ainayed mengaku trauma dan tidak pernah mau memakan labu kukus lagi. Sebab, hal itu selalu mengingatkannya pada pengalaman sedih tersebut.

Setelah empat tahun berlalu, akhirnya kisah ini akan ditampilkan dalam bentuk sebuah karya film. Meski belum banyak detail yang dibagikan, satu hal yang pasti, karakter Yati akan segera hadir menghiasi bioskop tanah air.

Lewat unggahan Instagram pada Senin (10/11/2025), Falcon Pictures menuliskan, “Masih ingat cerita Kak @/ainthebooks. Siap-siap ketemu Yati di bioskop. Waluh Kukus segera!”

Kabar ini langsung disambut hangat oleh netizen di kolom komentar. Banyak yang menyatakan kegembiraan atas adaptasi tersebut, sekaligus menebak-nebak siapa aktris yang akan dipercaya memerankan sosok Yati yang ikonik.

Editor: Husna Rahmayunita

Tag:  #diadaptasi #jadi #film #begini #kisah #asli #waluh #kukus #yang #bikin #netizen #emosi #nangis #berjamaah

KOMENTAR