Jangan Anggap Sepele, Ini 3 Gejala Cedera Otak Setelah Anak Jatuh
Anak jatuh dari ketinggian lebih dari satu meter bisa sebabkan cedera otak. Dokter ungkap tiga gejala bahaya yang wajib diwaspadai orangtua.(SHUTTERSTOCK)
18:45
31 Oktober 2025

Jangan Anggap Sepele, Ini 3 Gejala Cedera Otak Setelah Anak Jatuh

- Tidak semua kasus anak jatuh bisa dianggap sepele, terutama jika anak terjatuh dari ketinggian dan terjadi benturan di kepala.

Dokter Spesialis Anak dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A mengingatkan, benturan di kepala anak bisa berdampak serius pada otak dan berpotensi menyebabkan pendarahan di dalam kepala.

“Jatuh dari ketinggian di atas satu meter itu bisa membahayakan, apalagi jika terkena bagian kepala anak. Benturan kepala sangat rentan pendarahan di dalam otak,” ujar dr. Rizky dalam Health Talk Pediatric Emergency di Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).

Oleh sebab itu, orangtua perlu tahu tanda-tanda bahaya setelah anak terjatuh. Ada beberapa gejala utama yang harus diwaspadai karena bisa menandakan adanya gangguan serius pada otak anak. Simak selengkapnya.

3 Gejala cedera otak setelah anak jatuh

1. Muntah menyembur

Gejala pertama yang perlu diperhatikan adalah muntah yang menyembur. Menurut dr. Rizky, kondisi ini berbeda dari muntah biasa yang terjadi akibat mual atau gangguan pencernaan. 

“Gejala utamanya itu adalah muntah-muntah yang menyembur, bukan seperti muntah biasa ketika mual,” jelasnya.

Muntah menyembur setelah anak jatuh bisa menandakan adanya tekanan di dalam kepala akibat pendarahan atau pembengkakan otak. 

Jika gejala ini muncul, orangtua disarankan segera membawa anak ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Selain itu, muntah yang berulang tanpa sebab jelas juga menjadi sinyal penting bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada sistem saraf anak setelah benturan.

2. Anak tidak merespons 

Dokter Spesialis Anak dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A dalam Health Talk Pediatric Emergency di Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA Dokter Spesialis Anak dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A dalam Health Talk Pediatric Emergency di Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).

Tanda kedua yang patut diwaspadai adalah ketika anak tampak tidak responsif setelah jatuh.  Kondisi ini bisa terlihat ketika anak sulit dibangunkan, tidak menjawab panggilan, atau berbicara tidak nyambung.

“Ketika anak tidak bisa dibangunin atau diajak bicara tidak nyambung maka kondisi ini harus dikhawatirkan. Artinya anak mengalami penurunan kesadaran,” tutur dr. Rizky.

Menurutnya, penurunan kesadaran setelah jatuh merupakan indikasi kuat adanya pendarahan di dalam otak. Gejala ini biasanya juga disertai muntah dan rasa lemas pada tubuh anak.

“Curiganya ada pendarahan di dalam otak, kemudian muntah, kesadarannya menurun setelahnya,” katanya.

Jika hal ini terjadi, jangan menunggu anak sadar sendiri. Segera bawa ke instalasi gawat darurat (IGD) agar dokter bisa melakukan pemeriksaan penunjang, seperti CT scan, untuk memastikan kondisi otak anak aman.

3. Nyeri kepala berat 

Anak jatuh dari ketinggian lebih dari satu meter bisa sebabkan cedera otak. Dokter ungkap tiga gejala bahaya yang wajib diwaspadai orangtua.Dok. Unsplash/Lucas Metz Anak jatuh dari ketinggian lebih dari satu meter bisa sebabkan cedera otak. Dokter ungkap tiga gejala bahaya yang wajib diwaspadai orangtua.

Selain muntah dan penurunan kesadaran, nyeri kepala hebat juga bisa menjadi tanda bahaya setelah anak jatuh.

“Anak juga akan mengalami nyeri kepala yang hebat, tapi terkadang anak tidak bisa ngomong atau mengutarakan rasa sakitnya. Biasanya dia akan menangis,” ujar dr. Rizky.

Rasa sakit yang terus-menerus dan membuat anak rewel bisa menjadi petunjuk adanya tekanan di dalam kepala. 

Pada bayi, gejala ini juga bisa terlihat dari ubun-ubun yang menonjol atau perubahan perilaku seperti mudah marah dan sulit tidur.

Anak kecil kerap belum bisa menggambarkan rasa sakitnya dengan jelas. Maka dari itu, observasi dari orangtua menjadi kunci penting dalam mendeteksi gejala awal.

Observasi 48 jam setelah anak jatuh

Dr. Rizky mengimbau, sangat penting masa observasi selama 48 jam setelah anak mengalami jatuh, terutama jika benturan mengenai kepala.

“Setelah anak jatuh, orangtua perlu melakukan observasi selama 48 jam, adakah gejala-gejala di atas,” ujarnya.

Jika dalam waktu dua hari anak tidak menunjukkan tanda-tanda seperti muntah menyembur, penurunan kesadaran, atau nyeri kepala hebat, kondisi biasanya tergolong aman. 

Namun, jika muncul gejala mencurigakan, segera konsultasikan kondisi anak ke dokter.

“Lewat dari 48 jam tidak ada gejala-gejala itu, artinya tergolong aman. Tapi kalau orangtua merasa ragu, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk memastikan kondisi anak,” jelasnya.

Sebagai langkah pencegahan, pastikan area bermain anak bebas dari benda tajam atau permukaan keras yang berpotensi menyebabkan cedera kepala. 

Selain itu, awasi anak saat bermain di tempat tinggi seperti sofa, tangga, atau taman bermain.

Dengan kewaspadaan dan observasi yang tepat, orangtua dapat mencegah risiko cedera otak serius akibat jatuh. 

Tag:  #jangan #anggap #sepele #gejala #cedera #otak #setelah #anak #jatuh

KOMENTAR