Bangkit Setelah Perceraian, Psikolog Bagikan 3 Tips untuk Pulih dan Kembali Bahagia
– Perceraian bukan sekadar berpisah secara hukum, tetapi juga proses emosional yang panjang dan melelahkan.
Banyak orang merasa kehilangan arah, seolah identitas dirinya ikut tercerabut bersama berakhirnya hubungan pernikahan.
Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog mengatakan, setiap individu yang bercerai perlu memberi waktu untuk memulihkan diri dan belajar menata hidup kembali.
Menurutnya, ada tiga hal penting yang dapat membantu seseorang bangkit dari perceraian. Ada apa saja? Simak penjelasan lengkapnya
3 Tips untuk bangkit dari perceraian
1. Coping yang adaptif untuk mengelola kehilangan
Langkah pertama untuk pulih setelah perceraian adalah belajar mengelola stres dan rasa kehilangan secara sehat atau coping yang adaptif.
“Coping yang adaptif adalah bagaimana cara seseorang mengelola stres dan kehilangan setelah bercerai,” tuturnya saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).
Setelah perpisahan, seseorang perlu menata ulang identitas dirinya karena peran dan rutinitas yang selama ini terbentuk bersama pasangan akan berubah sepenuhnya.
Dengan coping yang adaptif, seseorang belajar untuk menerima kenyataan tanpa menekan perasaannya.
Menangis, menulis jurnal, atau berkonsultasi dengan profesional dapat menjadi cara untuk menyalurkan emosi secara aman.
“Coping yang adaptif ternyata sangat bisa menurunkan risiko depresi, apalagi kalau proses bercerainya sulit atau penuh konflik,” ungkap Winona.
Ia menekankan, kemampuan ini membantu menjaga kesehatan mental tetap stabil di tengah proses yang menantang.
2. Cari dukungan sosial yang kuat
Setelah bercerai, seseorang sering kali merasa kehilangan sosok yang selama ini menjadi teman berbagi cerita dan dukungan emosional.
Oleh karena itu, Winona menegaskan, penting untuk memiliki sistem dukungan sosial yang kuat.
“Ketika tidak ada pasangan, orang yang bercerai harus punya support system untuk mendukung dan membantu memulihkan diri kembali pasca bercerai. Hal ini bisa berupa support dari teman atau keluarganya,” terangnya.
Dukungan sosial ini bisa datang dari teman, keluarga, sahabat, hingga komunitas yang memahami situasi serupa.
Bentuk dukungan bisa beragam, mulai dari dukungan emosional berupa rasa didengarkan, dukungan finansial bagi yang masih belum stabil secara ekonomi, hingga dukungan informasi, seperti panduan hukum atau bantuan profesional.
Merasakan bahwa kamu tidak sendirian adalah hal yang sangat membantu proses pemulihan.
“Ada juga bantuan finansial untuk teman-teman yang pasca bercerai kondisi finansialnya masih belum stabil, serta dukungan informasi selama proses perceraian,” imbau Winona.
3. Latih regulasi emosi dengan baik
Tahap selanjutnya yang tak kalah penting adalah regulasi emosi, kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola perasaan dengan bijak.
Menurutnya, regulasi emosi membantu seseorang untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan atau kemarahan yang muncul setelah perceraian.
Sebaliknya, individu dapat merespons situasi dengan lebih tenang dan rasional, sehingga tidak mengeluarkan reaksi yang gegabah di situasi yang kurang ideal.
“Regulasi emosi setelah bercerai sangat penting karena bisa membantu mencegah reaksi yang impulsif. Jangan sampai mengungkapkan sesuatu yang biasanya tidak kita ungkapkan atau tidak seharusnya diungkapkan,” ujarnya.
Melatih kesadaran diri melalui meditasi, refleksi harian, atau terapi psikologis dapat membantu menjaga keseimbangan emosional.
Saat seseorang mampu mengelola emosinya, proses bangkit dari perceraian pun akan terasa lebih ringan dan bermakna.
Perceraian memang meninggalkan luka, tetapi bukan berarti akhir dari segalanya. Melalui beberapa cara di atas, seseorang dapat kembali menemukan makna hidupnya.
Tag: #bangkit #setelah #perceraian #psikolog #bagikan #tips #untuk #pulih #kembali #bahagia