



Mengapa Ada Orang yang Ingin Mengakhiri Hidup? Psikiater Jelaskan Alasannya
- Kita tahu, setiap manusia pasti pernah merasa terpuruk, kehilangan arah, atau merasa tak sanggup lagi menjalani hari.
Namun bagi sebagian orang, tekanan hidup yang berat dan masalah yang tak kunjung selesai bisa membawa mereka pada titik paling gelap, yakni keinginan untuk mengakhiri hidup.
Fenomena bunuh diri bukan sekadar tindakan sesaat, tapi hasil dari proses panjang yang melibatkan banyak faktor, mulai dari tekanan sosial, kondisi psikologis, hingga pengalaman hidup yang penuh luka.
Psikiater sekaligus direktur utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, mengatakan, bahwa keputusan seseorang untuk bunuh diri biasanya tidak muncul tiba-tiba, melainkan karena tumpukan dari berbagai faktor risiko.
“Karena ada berbagai faktor, multiple factor (banyak faktor) ya, yang membuat seseorang memikirkan atau punya ide bunuh diri,” ujar dr. Nova dalam acara Festival Kata 2025 Kompas.id, di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Ia menjelaskan, faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri maupun dari luar.
“Ada faktor biologinya, psikologinya, dan juga faktor stressor psikososial. Nah, itu semua bisa memengaruhi seseorang,” lanjutnya.
Menurut dr. Nova, setiap individu memiliki interaksi yang berbeda antara faktor biologis, psikologis, dan sosial. Ada orang yang lebih tangguh secara emosional, tapi ada juga yang rapuh ketika dihadapkan pada tekanan yang sama.
“Faktor psikologi misalnya. Ciri kepribadian seseorang itu berpengaruh terhadap cara dia menghadapi masalah, cara dia berinteraksi, dan mengambil keputusan,” katanya.
Mengapa seseorang berpikir untuk mengakhiri hidup?
Saat masalah tak pernah usai dan tak ada jalan keluar
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, psikiater sekaligus direktur utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, dalam acara Festival Kata 2025 Kompas.id, di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Banyak kasus bunuh diri terjadi karena seseorang merasa tidak ada jalan keluar dari masalah yang ia hadapi. Rasa putus asa yang terus menumpuk, ditambah tekanan sosial atau ekonomi yang berat, membuat seseorang kehilangan makna hidup.
“Problem-nya (masalah) kan kebanyakan, banyak masalah dalam hidup ini berkepanjangan. Terus-menerus, tidak selesai. Misalnya kemiskinan, hutang, judol (judi online), itu kan berkepanjangan, tidak ada solusi, tidak ada ending (akhir),” jelasnya.
Ia menambahkan, kondisi seperti itu bisa memicu rasa tidak berdaya dan kehilangan harapan (hopelessness). Apalagi ketika seseorang merasa gagal atau menjadi beban bagi keluarga.
“Saat dia merasa tidak ada solusi, dikejar pinjol misalnya, atau merasa membuat malu keluarga, akhirnya dia merasa satu-satunya jalan adalah meninggalkan dunia ini,” ujarnya.
Bunuh diri bukanlah solusi hidup
Dr. Nova menegaskan, penting untuk menanamkan kesadaran bahwa bunuh diri bukanlah jalan keluar dari masalah.
“Sebenarnya yang harus kita gaungkan juga adalah death is not a solution to living (kematian bukan solusi hidup) Maksudnya, suicide is not a solution to living (bunuh diri bukanlah solusi hidup),” ujarnya.
Menurutnya, masih banyak orang yang meromantisasi ide bunuh diri, seolah itu adalah bentuk pembebasan dari penderitaan. Padahal, bunuh diri tidak menyelesaikan apa pun.
“Kita tidak tahu seperti apa kematian itu. Jadi, penting untuk memahami bahwa mengakhiri hidup bukan solusi dari hidup itu sendiri,” tuturnya.
Belajar peka terhadap tanda bahaya
Kenapa seseorang memutuskan untuk bunuh diri? Begini penjelasan psikolog.
Dari sisi kesehatan mental, memahami proses psikologis di balik pikiran bunuh diri penting agar orang sekitar bisa lebih peka terhadap tanda-tanda bahaya.
Rasa kesepian, kehilangan arah, atau perasaan tidak dibutuhkan sering kali menjadi sinyal awal yang tidak disadari.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mendengarkan tanpa menghakimi. Kadang, bagi seseorang yang sedang berada di titik terendah, didengar saja sudah bisa menyelamatkan nyawa.
Selain itu, jangan ragu mencari bantuan profesional, baik ke psikiater maupun layanan konseling.
Pada akhirnya, setiap orang bisa mengalami masa sulit, tapi selalu ada cara untuk bertahan. Seperti pesan dr. Nova, “Suicide is not a solution to living.”
Hidup memang tidak selalu mudah, tapi kesempatan untuk sembuh, memulai kembali, dan menemukan makna selalu ada, selama kita masih memilih untuk hidup.
Catatan:
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling
Tag: #mengapa #orang #yang #ingin #mengakhiri #hidup #psikiater #jelaskan #alasannya